Pemerintah berupaya membangkitkan pariwisata dalam negeri di 2021. Untuk melakukannya, dibutuhkan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Inovasi teknologi, adaptasi, dan kolaborasi menjadi strategi pemerintah untuk mendorong pariwisata di 2021. Promosi wisata dalam negeri di lima destinasi superprioritas akan digencarkan. Upaya ini disertai dengan sosialisasi kebersihan, keselamatan, kesehatan, dan kelestarian atau K4 untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Selasa (26/1/2021), secara daring. Pemanfaatan teknologi penting untuk menghidupkan lagi pariwisata saat pandemi, misalnya untuk membeli tiket kendaraan dan check-in penginapan secara daring. Pemerintah pun bekerja sama dengan sejumlah perusahaan teknologi yang bergerak di bidang pariwisata.
”Membangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif ini tugas bersama. Kita perlu gerak cepat atau gercep, gerak bersama atau geber, dan garap semua potensi lapangan kerja atau gaspol. Pastikan juga semua ikut menerapkan K4 atau CHSE (clean, health, safety, dan environment). Ini untuk mengendalikan dan memutus mata rantai penularan Covid-19,” kata Sandiaga.
Menurut Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kemenparekraf Vinsensius Jemadu, pemulihan sektor pariwisata fokus dengan upaya mendorong wisata dalam negeri. Ada lima destinasi superprioritas yang ditetapkan pemerintah. Kelimanya adalah Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Danau Toba di Sumatera Utara, Likupang di Sulawesi Utara, dan Borobudur di Jawa Tengah.
Sosialisasi pentingnya CHSE juga akan dilakukan selama beberapa bulan ke depan. Vinsensius mengatakan, pihaknya menyesuaikan dengan kondisi Covid-19. Jika kasus Covid-19 melandai, upaya inovasi, adaptasi, dan kolaborasi akan digencarkan.
”Kami selalu berusaha menyampaikan bahwa orang harus sehat dulu, baru berwisata. Dari informasi yang ada, tingkat kepatuhan masyarakat pada protokol kesehatan turun. Ini tugas pemerintah untuk mengampanyekan lagi pentingnya protokol kesehatan dan betapa mematikannya Covid-19,” ucap Vinsensius.
Co-Founder Traveloka Albert mengatakan, pihaknya mendorong CHSE dengan program Traveloka Clean Partners. Para mitra Traveloka yang memenuhi standar dan protokol kesehatan akan diberi tanda khusus. Dengan ini, keamanan dan kenyamanan konsumen dijamin.
Digitalisasi
Menurut Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani, pandemi telah mempercepat digitalisasi yang semula diperkirakan terjadi 5-10 tahun mendatang. Kebijakan pemerintah untuk memperluas digitalisasi dinilai sudah ada. Sekarang tinggal menunggu pelaku usaha memanfaatkannya.
”Era ke depan itu adalah soal berkolaborasi dan masuk dalam ekosistem. Ekosistem itu mengumpulkan berbagai pelaku usaha dalam satu platform. Hal itu juga memudahkan konsumen,” katanya.
Albert mengatakan, inovasi produk dan fitur layanan aplikasi Traveloka juga akan terus dilakukan. Ia pun berkomitmen membantu pemulihan pariwisata dengan teknologi. ”Kami optimistis menyambut 2021 dengan terus mengembangkan teknologi,” ujarnya.
Perjalanan (roadtrip) dan menginap di penginapan dalam kota (staycation) diperkirakan menjadi tren wisata di 2021. Menurut survei yang dilakukan Traveloka terhadap penggunanya, ada tiga aktivitas yang paling ingin dilakukan pengguna di 2021. Ketiganya adalah menginap di hotel (38 persen), makan di restoran (34 persen), dan bepergian dengan pesawat terbang ke destinasi dalam negeri (25 persen).
”Sebanyak 67 persen pengguna mengatakan ingin berlibur setelah pandemi berlalu. Faktor-faktor pertimbangan mereka untuk liburan adalah protokol kesehatan, diskon atau promo, serta fleksibilitas (melakukan pengembalian dana),” kata Head of Corporate Communication Traveloka Reza Amirul Juniarshah.
Tren itu tampak dari angka roadtrip dan staycation yang dilakukan masyarakat saat pandemi. Traveloka mencatat ada 26 persen pengguna melakukan roadtrip. Sebanyak 72 persen di antaranya menggunakan kendaraan pribadi.
Sementara itu, staycation dilakukan publik dengan beberapa kegiatan yang paling banyak dilakukan. Pengguna tercatat suka menginap di hotel (27 persen), pergi ke mal (37 persen), makan di restoran (35 persen), pesan-antar makanan (46 persen), dan membeli makanan untuk dibawa pulang (50 persen).