Bandara dan Stasiun di Semarang Sempat Lumpuh, Langkah Konkret Diambil
Pemerintah pusat mengambil langkah cepat, yakni mulai dari pembangunan tanggul di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani hingga peninggian rel kereta api di Stasiun Semarang Tawang. Itu sebagai antisipasi ke depan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Lumpuhnya sistem transportasi di bandara dan stasiun di Kota Semarang, Jawa Tengah, selama seharian pada Sabtu (6/2/2021) membuat pemerintah pusat mengambil langkah cepat. Mulai dari pembangunan tanggul di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani hingga peninggian rel kereta api di Stasiun Tawang.
Pada Sabtu, tingginya curah hujan menyebabkan Kota Semarang dikepung banjir, yang juga berdampak pada operasional Bandara Jenderal Ahmad Yani karena adanya genangan di sekitar landas pacu. Sebanyak 21 jadwal penerbangan pun terdampak. Namun, sejak Minggu (7/2/2021) pagi, bandara beroperasi normal.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dalam tinjauannya ke Semarang, Minggu, mengatakan, setelah mendengar kabar obyek vital di Semarang kebanjiran, ia langsung berkoordinasi dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Menurut dia, perlu ada langkah konkret yang diambil untuk menyikapi hal itu.
Di Semarang, Budi rapat dengan, antara lain, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, dan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub.
”Untuk bandara, kami meminta tolong Kementerian PUPR tiga hal. Pertama, membuat dam Q100, artinya (tahan) banjir 100 tahun. Kedua, pendangkalan di sungai agar dikeruk. Ketiga, ada rencana bagus dari Kementerian PUPR untuk membuat tanggul rob,” ujar Budi.
Kepada PT Angkasa Pura I, Budi meminta inventarisasi sistem pengendalian air, yakni memperbesar kapasitas kolam pengendapan (pond), mengevaluasi kapasitas pompa, dan membuat tanggul. Untuk tanggul, akan ada rapat antara Kemenhub, Kementerian PUPR, dan PT Angkasa Pura I.
Cagar budaya
Stasiun Semarang Tawang hingga Minggu masih terdampak meski ketinggian air sudah turun. Sejumlah kereta dari Surabaya tujuan Jakarta terpaksa masih dialihkan ke jalur selatan melalui Solo. Namun, untuk rute Stasiun Semarang Poncol hingga Jakarta sudah dapat beroperasi normal.
Untuk bandara, kami meminta tolong Kementerian PUPR tiga hal. Pertama, membuat dam Q100, artinya (tahan) banjir 100 tahun. Kedua, pendangkalan di sungai agar dikeruk. Ketiga, ada rencana bagus dari Kementerian PUPR untuk membuat tanggul rob. (Budi Karya)
Budi menuturkan, ia tak bisa sembarangan mengubah atau mengutak-atik bangunan Stasiun Semarang Tawang karena merupakan cagar budaya. Adapun manajemen air di sekitar stasiun sudah ada dalam program Kementerian PUPR.
Namun, jika itu tak bisa dilakukan, ada dua opsi, yakni pembuatan tanggul keliling atau menaikkan rel KA sepanjang 500 meter. ”Lantaran pembuatan tanggul keliling mahal, yang paling rasional yakni menaikkan rel sepanjang 500 meter, kemudian fungsikan (Stasiun) Poncol. Jadi, semua orang ke Poncol,” ucap Budi.
Sementara itu, Ganjar menuturkan, sejak kemarin pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat, baik Kementerian PUPR pada Sabtu dan Kemenhub pada Minggu. Terkait sejumlah hal yang direncanakan, pihaknya terus mendorong kerja sama antara pemerintah pusat, provinsi, dan kota dalam percepatan program itu.
”Mudah-mudahan bisa segera dilaksanakan saja. Namun, sambil menunggu itu, kami minta semuanya siaga karena BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) sudah mengingatkan cuaca ekstrem sampai seminggu,” kata Ganjar.
Adapun banjir di Kota Semarang disebabkan hujan deras sejak Jumat (5/2/2021) dan semakin deras pada Sabtu subuh. Selain banjir yang melanda setidaknya delapan kecamatan, juga terdapat 27 titik longsor. Dua orang meninggal akibat tertimbun longsoran dan dua orang meninggal karena tersengat listrik di lokasi banjir.