Rel di Ruas Blitar Tertutup Longsor, Sejumlah KA Tertahan
Jadwal KA dari dan menuju Malang serta Blitar terhambat karena adanya longsor di Blitar. PT KAI kini mengupayakan perbaikan jalur secepatnya.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Hujan deras menyebabkan tanah di jalur kereta api di petak Stasiun Pohgajih-Kesamben, tepatnya di Kilometer 87+500, di wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, longsor dan sebagian menutup rel, Minggu (7/3/2021) sekitar pukul 16.54. Akibatnya, beberapa kereta api dari dan ke arah Malang yang melintas di jalur itu tertahan di stasiun terdekat.
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daop) 8 Surabaya Luqman Arif mengatakan, kereta api yang tertahan meliputi KA Malabar dari Stasiun Malang menuju Bandung. KA Malabar yang berangkat dari Malang pukul 17.10 tertahan di Stasiun Kepanjen.
Selain itu, KA Penataran, yang berangkat dari Blitar pukul 17.35 menuju Surabaya melewati Malang, tertahan di Stasiun Wlingi. ”Petak yang longsor dipasang semboyan 3, yang artinya jalur tidak aman untuk dilalui,” ucap Luqman.
Menurut Luqman, saat ini pihaknya tengah melakukan pembersihan dan perbaikan jalur. Kegiatan itu dilakukan sejak pukul 17.50 dan diperkirakan butuh waktu sekitar dua jam.
”Mudah-mudahan bisa selesai secepatnya. Saat ini pembersihan masih menggunakan cara manual. Alat berat sedang menuju ke lokasi,” katanya, Minggu malam.
Atas kejadian tersebut, PT KAI Daop 8 meminta maaf karena menyebabkan keterlambatan perjalanan kereta api. PT KAI Daop 8 berupaya agar proses perbaikan dapat segera diselesaikan.
”Kami berupaya mempercepat proses perbaikan jalur dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait agar perjalanan KA dapat segera kembali normal,” ucapnya.
Sebelumnya, Minggu siang, Luqman mengatakan, PT KAI Daop 8 meluncurkan dua kereta dengan trayek baru dari Malang. Keduanya adalah KA Kertanegara relasi Malang-Yogyakarta-Purwokerto dan KA Brawijaya relasi Malang-Semarang Tawang-Gambir. KA Kertanegara berangkat pada 10 dan 14 Maret, sedangkan KA Brawijaya pada 14 Maret.
Sementara ini, perjalanan kedua kereta baru dijadwalkan pada tanggal tersebut. Untuk selanjutnya akan dilakukan evaluasi terlebih dahulu dengan melihat respons masyarakat.
”Apakah nanti perjalanan kedua kereta api akan dijadwalkan setiap hari, akan kami evaluasi. Nanti operasionalnya bagaimana, kita lihat situasi dan perkembangan yang terjadi,” ujarnya.
Menurut Luqman, permintaan dari masyarakat menjadi latar belakang kedua kereta tambahan itu dioperasikan. Masyarakat ingin mendapatkan alat transportasi yang aman dan nyaman selama masa pandemi.
Rencana penambahan dua kereta ini pun disambut baik oleh konsumen. Pelanggan kereta mengaku penambahan kereta membuat mobilitas mereka dari Malang menuju ke kota lain semakin mudah. Mereka mengaku memiliki pilihan dari sebelumnya.
”Kapan saja jadwalnya, perjalanan kereta kalau ditambah adalah kabar baik bagi calon penumpang. Kita bisa bepergian setiap saat meski selama pandemi tingkat mobilitas juga berkurang,” tutur Tikno (70), salah seorang pelanggan kereta, di Stasiun Malang, Minggu sore. Tikno dan anaknya sering bepergian dari Malang ke Jakarta menggunakan kereta.
Pada kesempatan ini, Luqman mengatakan, pelanggan kereta jarak jauh tetap diwajibkan menunjukkan surat keterangan negatif GeNose C19 atau tes cepat antigen atau RT-PCR yang sampelnya diambil dalam waktu maksimal 3 x 24 jam sebelum jam keberangkatan.
Khusus untuk keberangkatan selama libur panjang atau libur keagamaan, sampel diambil dalam waktu maksimal 1 x 24 jam sebelum jam keberangkatan. ”Pelaku perjalanan di bawah umur lima tahun tidak diwajibkan tes RT-PCR atau rapid test antigen atau GeNose sebagai syarat perjalanan,” katanya.
Guna memudahkan penumpang KA dalam memenuhi persyaratan surat bebas Covid-19, Daop 8 bekerja sama dengan Rajawali Nusantara Indonesia—melalui anak usahanya, Rajawali Nusindo—serta Universitas Gadjah Mada, menyediakan pelayanan tes GeNose C19 dengan biaya Rp 20.000 di tiga stasiun, yaitu Stasiun Malang, Surabaya Gubeng, dan Surabaya Pasarturi.
Selain itu, KAI Daop 8 juga menyediakan layanan tes cepat antigen dengan biaya Rp 105.000 di lima stasiun, yaitu Stasiun Malang, Surabaya Gubeng, Surabaya Pasarturi, Sidoarjo, dan Mojokerto. ”Jadi, pelanggan bisa memilih ingin menggunakan layanan rapid test antigen atau GeNose C19,” ujarnya.