Laba bersih PT Astra International Tbk Rp 3,7 triliun pada triwulan I-2021 atau turun 22 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pandemi Covid-19 masih berdampak pada kinerja mayoritas segmen bisnis.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Astra International Tbk mencatatkan laba bersih Rp 3,7 triliun pada triwulan I-2021. Angka itu turun 22 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 yang sebesar Rp 4,81 triliun. Penurunan laba disebabkan oleh kontribusi yang lebih rendah dari hampir semua segmen bisnis. Ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 dinilai masih berlanjut dan membayangi prospek kinerja Grup Astra pada tahun 2021.
Presiden Direktur PT Astra International Tbk Djony Bunarto Tjondro dalam keterangan pers, Rabu (21/4/2021), mengatakan, pendapatan Grup Astra di triwulan I-2021 lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Pendapatan bersih konsolidasian grup di triwulan I-2021 sebesar Rp 51,7 triliun atau turun 4 persen dibandingkan dengan triwulan I-2020 yang Rp 54,002 triliun.
Djony mengatakan, pendapatan dan laba bersih Grup Astra di triwulan I-2021 yang lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 ini mengingat pada tahun lalu pandemi Covid-19 baru mulai memengaruhi ekonomi Indonesia dan kinerja bisnis secara substansial pada Maret 2020.
”Walaupun kinerja grup perlahan membaik pada beberapa bulan terakhir, prospek kinerja tahun ini masih dibayangi oleh ketidakpastian akibat dampak pandemi yang masih berlanjut,” katanya.
Laba bersih divisi otomotif Astra pada triwulan I-2021 sebesar Rp 1,4 triliun atau turun 26 persen dibandingkan dengan periode sama tahun 2020 yang Rp 1,9 triliun. Kondisi ini mencerminkan penurunan volume penjualan kendaraan.
Walaupun kinerja grup perlahan membaik beberapa bulan terakhir, prospek kinerja tahun ini masih dibayangi oleh ketidakpastian akibat pandemi yang masih berlanjut.
Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil nasional menurun 21 persen menjadi 187.000 di triwulan I-2021. Penjualan mobil Astra turun 24 persen menjadi 99.000 unit dengan pangsa pasar menurun dari 55 persen menjadi 53 persen.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, penjualan sepeda motor secara nasional turun 18 persen menjadi 1.294.000 unit di triwulan I-2021. Penjualan Astra atas sepeda motor Honda turun 17 persen menjadi 1.008.000 unit.
Sementara itu, laba bisnis komponen otomotif grup Astra dengan kepemilikan 80 persen, yakni PT Astra Otoparts Tbk, meningkat 43 persen menjadi Rp 164 miliar pada triwulan I-2021. Peningkatan laba bersih ini terutama disebabkan meningkatnya keuntungan selisih kurs meskipun pendapatan dari segmen pabrikan menurun.
Laba bersih Grup Astra dari bisnis jasa keuangan pada triwulan I-2021 sebesar Rp 985 miliar atau turun 30 persen dibandingkan dengan triwulan I-2020 yang Rp 1,4 triliun. Hal ini terutama disebabkan peningkatan provisi guna menutupi kredit bermasalah yang meningkat pada periode tersebut. Selain itu, juga disebabkan oleh penurunan portofolio pembiayaan pada bisnis pembiayaan konsumen.
Sementara laba bersih Grup Astra dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi meningkat 3 persen menjadi Rp 1,1 triliun. Hal ini disebabkan peningkatan penjualan alat berat Komatsu serta harga emas dan batubara yang lebih tinggi. Kondisi ini sebagian terpengaruh volume kontrak penambangan yang lebih rendah akibat kondisi cuaca yang kurang mendukung di triwulan I-2021.
Laba bersih divisi agrobisnis Grup Astra menurun 56 persen, yakni Rp 296 miliar di triwulan I-2020 menjadi Rp 129 miliar di triwulan I-2021. Penurunan laba bersih ini terutama disebabkan penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya yang lebih rendah. Hal itu juga disebabkan adanya kenaikan pungutan ekspor dan pajak ekspor kelapa sawit yang berarti.
Divisi infrastruktur dan logistik Grup Astra mencatatkan penurunan laba bersih Rp 42 persen menjadi Rp 42 miliar di triwulan I-2021 dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 73 miliar. Laba bersih divisi teknologi informasi Grup Astra menurun 50 persen menjadi Rp 1 miliar. Adapun divisi properti Grup Astra melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 23 persen menjadi Rp 49 miliar.
Secara terpisah, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, beberapa waktu lalu, menuturkan adanya peningkatan permintaan pembelian kendaraan bermotor belakangan ini seiring adanya relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). PPnBM kendaraan bermotor dilonggarkan pemerintah guna mendongkrak penjualan dan meningkatkan daya beli terhadap produk otomotif. Berdasarkan Keputusan Menperin Nomor 169 Tahun 2021 ada 21 tipe kendaraan bermotor yang dapat memperoleh PPnBM yang ditanggung pemerintah pada tahun anggaran 2021.
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy pada hari pembukaan pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2021 di JIExpo Kemayoran, 15 April 2021, mengatakan permintaan mobil, terutama model yang mendapat insentif, belakangan meningkat. Sebagai contoh, surat pemesanan kendaraan pada Maret 2021 meningkat di atas 100 persen.