Pelayanan Bandara Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok Dipastikan Tetap Berlangsung
Bandar udara Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok dipastikan tetap beroperasi di tengah kebijakan peniadaan mudik hari raya Idul Fitri. Pengawasan protokol kesehatan dilakukan secara ketat.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seluruh pelayanan di Bandar Udara Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok dipastikan tetap berlangsung di tengah kebijakan peniadaan mudik hari raya Idul Fitri tahun 2021. Pelayanan difokuskan bagi pelaku perjalanan yang telah dikecualikan pemerintah.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan kepastian operasional bandara dan pelabuhan tersebut saat mengecek Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, Banten, dan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (11/5/2021).
Turut hadir dalam peninjauan di Bandar Udara Soekarno-Hatta, antara lain, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Novie Riyanto, Direktur Angkutan Udara Maria Kristi, dan Presiden Direktur PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin.
Sementara di Pelabuhan Tanjung Priok, peninjauan dihadiri Direktur Jenderal Perhubungan Laut R Agus H Purnomo, Direktur Utama PT Pelindo II Arif Suhartono, Direktur Utama PT Pelni Insan Purwarisya L Tobing, Kepala Syahbandar Tanjung Priok Capt Wisnu Handoko, dan sejumlah pejabat terkait lain.
”Walau ada kebijakan peniadaan mudik, kami tetap memberikan pelayanan yang baik bagi mereka para pelaku perjalanan yang dikecualikan (pemerintah),” kata Budi.
Di Bandara Soekarno-Hatta, Menteri Perhubungan mengapresiasi koordinasi yang baik antara pengelola bandara Angkasa Pura II, maskapai penerbangan, Satgas Penanganan Covid-19, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan sehingga proses pengecekan dokumen untuk mendapatkan izin perjalanan yang dikecualikan dapat berjalan dengan baik.
Budi Karya menjelaskan, pada masa peniadaan mudik yang dimulai pada 6 Mei 2021, terjadi penurunan jumlah penumpang yang signifikan di Bandara Soekarno-Hatta dibandingkan dengan pekan-pekan sebelumnya yang mencapai 50.000 hingga 70.000 penumpang per hari. ”Sekarang ini, rata-rata setiap harinya ada 7.000-8.000 penumpang yang bergerak. Penurunannya kurang lebih 90 persen,” kata Budi.
Menteri Perhubungan meminta seluruh pemangku di Bandara Soekarno-Hatta mengantisipasi potensi kenaikan jumlah penumpang pada arus balik. Arus balik diperkirakan terjadi pada 16-17 Mei 2021.
Semua petugas di bawah koordinasi satuan tugas diminta tetap menjaga penerapan protokol kesehatan dan standar operasional yang sudah ditetapkan, baik untuk penanganan penumpang yang akan berangkat maupun datang serta mereka yang harus melakukan karantina. Jumlah ketersediaan ruang karantina harus dipastikan mencukupi.
Pada kesempatan tersebut, Budi Karya menyampaikan kebijakan peniadaan sementara penerbangan carter (sewa) dari luar negeri. Keputusan ini berlaku sampai 17 Mei 2021 dan akan dilakukan evaluasi, sebelum dibuka kembali.
Presiden Direktur AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, para pemangku kepentingan di Bandara Soekarno-Hatta berupaya meningkatkan koordinasi guna memastikan seluruh prosedur berjalan dengan baik.
”Di tengah pandemi Covid19, prosedur penerbangan sangat dinamis melihat kondisi yang ada. Sinergi yang baik antarpara stakeholders membuat bandara-bandara AP II dapat memenuhi setiap ketentuan dan prosedur itu, termasuk periode peniadaan mudik 6-17 Mei 2021,” tutur Awaluddin.
Menurut Awaluddin, semua pemangku kepentingan di bandara-bandara AP II berupaya agar sektor penerbangan dalam kapasitasnya sebagai moda transportasi massal dapat selalu berkontribusi dalam pencegahan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
Awaluddin menambahkan, Indonesia adalah negara kepulauan. Moda transportasi yang paling efektif dalam menjangkau pulau-pulau di Indonesia adalah pesawat udara. Adapun koordinasi yang erat di antara para pemangku kepentingandi bandara-bandara AP II juga didukung dengan infrastruktur teknologi.
Di Bandara Soekarno-Hatta, gedung Airport Operation Control Center (AOCC) yang dilengkapi dengan peralatan modern telah diaktifkan sebagai wadah koordinasi seluruh pemangku kepentingan. Selain itu, Bandara Soekarno-Hatta juga telah menerapkan konsep Airport Collaborative Decision Making (A-CDM) untuk optimalisasi pergerakan pesawat. A-CDM dapat meningkatkan kemampuan memprediksi penerbangan dan mengoptimalkan operasional.
Angkutan logistik
Saat meninjau Pelabuhan Tanjung Priok, Menteri Perhubungan mengatakan, walau terjadi penurunan jumlah penumpang cukup signifikan, pergerakan angkutan logistik (program Tol Laut) mengalami peningkatan cukup tinggi selama satu bulan terakhir. Kenaikannya bisa mencapai sekitar 70 persen.
”Tidak hanya angkutan Tol Laut menuju Indonesia Timur saja yang mengalami kenaikan. Tingkat keterisian angkutan balik dari Indonesia Timur menuju Indonesia Barat yang selama ini belum optimal mengalami kenaikan hingga 30 persen,” tutur Budi.
Budi Karya mengungkapkan, kenaikan angkutan logistik melalui sektor laut juga terjadi untuk angkutan logistik internasional. Kenaikannya mencapai 6 persen dibandingkan dengan awal tahun 2020 atau sebelum pandemi Covid-19. Angkutan logistik ini dinilai sangat penting untuk memberikan ruang bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi lebih baik.