Pembangunan Jalur Kereta Bandara Yogyakarta Selesai Lebih Cepat
Pembangunan jalur rel Kereta Bandara Yogyakarta International Airport terus dikebut dan ditargetkan selesai akhir Desember 2021. Namun, sesuai situasi terakhir, penyelesaiannya bisa tiga bulan lebih cepat.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan jalur rel Kereta Bandara Yogyakarta International Airport terus dikebut penyelesaiannya. Keberadaannya diharapkan dapat memangkas waktu tempuh dari Kota Yogyakarta ke bandara tersebut dari 90 menit dengan kendaraan darat menjadi 40 menit.
Dalam sepekan terakhir, menurut Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, pembangunan KA Bandara Yogyakarta International Airport memasuki tahap akhir. Pada bulan ini, Direktorat Jenderal Perkeretaapian fokus menguji prasarana dan sarana, seperti uji fungsi prasarana sipil dan trek, sinyal dan telekomunikasi, pelatihan operasional dan pendinasan persinyalan, serta uji beban statis dan dinamis jembatan.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri dalam ”Dialog Pembangunan Perkeretaapian Nasional di Yogyakarta”, Selasa (17/8/2021), menjelaskan, konstruksi pembangunan jalur kereta api itu telah dimulai sejak tahun 2019. Ini merupakan jalur kereta bandara ke-6 yang dibangun Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
Sebelumnya, ada lima jalur kereta yang telah dibangun dan beroperasi, yaitu KA Bandara Kualanamu, KA Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, KA Bandara Internasional Minangkabau, kereta ringan (LRT) Sumatera Selatan, dan KA Bandara Adi Soemarno Solo.
Dialog tersebut digelar di atas Kereta Inspeksi milik Direktorat Jenderal Perkeretaapian dalam perjalanan dari Stasiun Tugu menuju Stasiun Bandara Yogyakarta International Airport. Dialog menghadirkan, antara lain, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio dan Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Agus Taufik Mulyono.
Pembangunan jalur KA Bandara Yogyakarta International Airport diperkirakan selesai tiga bulan lebih cepat dari target awal pada akhir Desember 2021. Saat ini secara keseluruhan proyek tersebut telah mencapai 98 persen.
Menurut Zulfikri, selain pengguna bandara, KA Bandara Internasional Yogyakarta dengan rute Stasiun Tugu-Stasiun Bandara Internasional Yogyakarta juga dapat dimanfaatkan masyarakat yang hendak singgah ke Stasiun Wates. Oleh karena itu, fungsinya bisa lebih luas bagi masyarakat.
KA Bandara Internasional Yogyakarta perlu melewati tiga tahap setelah pengujian jalur selesai. Pertama, tahap commissioning (tes fungsi) dengan pergantian (switch over/SO) persinyalan hingga semua prasarana terintegrasi dan secara teknis bisa dioperasikan. ”Setelah SO selesai, kereta secara teknis sudah bisa dijalankan. Selanjutnya uji coba commissioning dengan menjalankan kereta tanpa penumpang umum,” ujarnya.
Kedua, tahap uji perjalanan kereta dengan penumpang terbatas atau undangan. Jadwal pengoperasian kereta api pada tahap ini telah disesuaikan dengan jadwal penerbangan di Bandara Internasional Yogyakarta.
”Tujuan tahap ini adalah untuk sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait pola operasional, seperti jam keberangkatan, stasiun pemberhentian, sistem tiket, dan pelayanan lain, serta persiapan akhir menuju waktu pengoperasian secara komersial KA Bandara Internasional Yogyakarta,” kata Zulfikri.
Pada tahap terakhir, kata Zulfikri, tahap operasional komersial/pelayanan. KA bandara beroperasi melayani masyarakat dengan berbayar. Pada tahap awal direncanakan terdapat 30 perjalanan KA per hari dengan waktu perjalanan 40 menit. PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku operator kereta akan menyiapkan empat rangkaian kereta dengan sistem untuk operasi, perawatan, dan cadangan.
Agus Pambagio mengapresiasi pembangunan jalur kereta api ini. ”Kalau jalur sudah mau rampung, saya sudah alhamdulillah. Orang bisa lebih cepat dan lebih murah menuju ke Bandara Internasional Yogyakarta dan sebaliknya,” ujar Agus.
Akan tetapi, Agus menyarankan sebaiknya jadwal KA bandara diintegrasikan dengan jadwal penerbangan sehingga integrasi antarmoda lebih terasa manfaatnya.
Hal senada disampaikan Agus Taufik Mulyono. Menurut dia, publik dan pemerintah daerah perlu diajak memanfaatkan angkutan rel. Peran pemerintah daerah sangat menentukan optimalisasi infrastruktur transportasi yang hampir beroperasi tersebut.
Sangat ketat
Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah Putu Sumarjaya mengatakan, standar pengujian prasarana dan sarana KA Bandara Internasional Yogyakarta itu sangat ketat. ”Kami ingin memastikan keandalan prasarana dan sarananya. Semua sistem mutlak berfungsi dengan baik,” ujarnya.
Pengujian sarana terbatas atau tanpa penumpang di jalur ganda sebetulnya telah dilakukan sejak 19 Juli 2021 di jalur hilir dengan mengoperasikan kereta diesel, rangkaian kereta luar biasa ballast, dan uji coba lokomotif diesel. Ada pula uji fasilitas operasional dan safety assessment.
Setelah rampung, tahapan commissioning dilaksanakan pada 17-31 Agustus 2021. Tahapan ini dilaksanakan dengan uji coba skema perjalanan luar biasa kereta diesel tanpa penumpang. Tujuannya adalah setting parameter dan integrasi sistem untuk memastikan kesiapan prasarana dan sarana. Kemudian, tahapan trial and run, teknisnya nanti ada perjalanan luar biasa kereta dengan penumpang terbatas atau undangan.