Perusahaan Terus Berinvestasi, Tekstil Bukan ”Sunset Industry”
Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional diyakini mulai bangkit. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meyakini industri tekstil bukan ”sunset industry”. Pemerintah akan terus memberi dukungan.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Investasi industri tekstil dan produk tekstil atau TPT di Indonesia mencapai ratusan juta dollar AS dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini tak saja menunjukkan kebangkitan industri TPT, tetapi juga harapan kedaulatan sandang bagi Indonesia. Sektor ini diyakini masih prospektif dan bukan industri usang atau sunset industry.
Berdasarkan survei internal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), terdapat 97 perusahaan TPT di seluruh Indonesia yang melakukan investasi senilai total 526,69 juta dollar AS atau sekitar Rp 7,4 triliun. Pada 2022 dan 2023, terdapat 96 perusahaan yang berencana melakukan investasi senilai 979,59 juta dollar AS atau sekitar Rp 13,9 triliun.
Ketua Umum API Nasional Jemmy Kartiwa Sastraaatmadja di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Kamis (23/12/2021), menyatakan, angka ini menunjukkan industri TPT nasional mulai bangkit. Investasi tersebut berupa perluasan unit hingga peremajaan mesin produksi.
”Pemulihan ini juga ditandai peningkatan utilisasi yang mayoritas mencapai 70 persen. Kinerja ini tidak kalah baik dibandingkan sebelum pandemi. Ini membuktikan industri TPT sangat menjanjikan, memiliki ketahanan yang cukup tinggi, serta potensi pertumbuhan besar,” ujar Jemmy, dalam peletakan batu pertama (groundbreaking) PT Dhanar Mas Concern Unit Banjaran dan Akselerasi Pertumbuhan Investasi Industri TPT Nasional.
Unit yang diresmikan ini memiliki nilai investasi sekitar 50 juta dollar AS atau lebih dari Rp 600 miliar. Menurut Direktur PT Dhanar Mas Concern Kevin Andreas Sastraatmadja, investasi ini mampu menyerap tenaga kerja hingga 700 orang.
”Investasi ini termasuk mesin produksi, modal kerja awal, bangunan hingga instalasi, seperti ruang AC dan chiller (pendingin). Kami menargetkan unit pertama beroperasi akhir 2022 dan unit kedua setahun berikutnya,” ujar Kevin.
TPT bukan sunset industry. Saya sangat optimistis, industri TPT nasional akan tumbuh dan berakselerasi cukup baik.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang turut menghadiri kegiatan tersebut menyatakan, industri TPT di Indonesia masih menunjukkan pertumbuhan meyakinkan. Bahkan, kondisi ini menepis anggapan bahwa industri TPT sudah menuju masa senjanya.
Menurut Agus, kinerja industri TPT triwulan III meningkat 4,27 persen dibandingkan dengan triwulan II. Sementara itu, ekspor TPT pada Januari-Oktober 2021 sebesar 10,52 miliar dollar AS atau meningkat 19 persen dibandingkan sebelumnya. Investasi juga naik 12 persen menjadi Rp 5,06 triliun.
”TPT bukan sunset industry. Saya sangat optimistis industri TPT nasional akan tumbuh dan berakselerasi cukup baik. Ini akan coba diharmonisasi dari hulu ke hilir. Ada investasi baru yang akan mempermudah industri TPT mendapatkan bahan baku,” paparnya.
Selain itu, lanjut Agus, kemajuan industri TPT juga bakal mendorong kemandirian sandang dalam negeri. Dia memaparkan, hal tersebut didorong dengan target substitusi impor yang mencapai 35 persen pada 2022, hingga kampanye menggunakan produk dalam negeri.
”Ini bukan program instan, melainkan didesain untuk jangka menengah dan panjang sehingga Indonesia bisa mencapai kedaulatan sandang. Bagi kami, kedaulatan ini dilihat dari importasi yang berkurang dan industri TPT dalam negeri bisa menyuplai sebagian besar kebutuhan masyarakat,” ujarnya.