Inovasi Pembiayaan untuk Serap Kelebihan Pasokan Hunian
Keputusan membeli rumah tidaklah mudah karena berbagai pertimbangan yakni lokasi dan kesiapan keuangan. Berbagai inovasi pun dilakukan perbankan untuk menjawab permasalahan itu.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN sedang mengkaji skema baru pembiayaan sewa beli atau rent to own. Skema ini akan memudahkan konsumen untuk menikmati terlebih dulu tempat tinggal yang ingin dimilikinya sebelum memutuskan untuk membeli.
”Skema (rent to own) ini ada pasarnya, terutama bagi kaum milenial yang senangnya tidak terikat di satu lokasi. Jadi, (mereka) mungkin sewa terlebih dahulu. Di tahun kelima apabila sudah betah, cocok, lalu bisa memutuskan untuk memiliki,” ujar Wakil Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu, Senin (21/2/2022), di Jakarta.
Selain memfasilitasi kebutuhan hunian masyarakat, lanjut Nixon, skema rent to own disiapkan untuk mengatasi permasalahan kelebihan pasokan hunian, khususnya unit apartemen. ”Kami berharap skema rent to own bisa diluncurkan tahun ini setelah kajian skema pembelian hingga angsuran pembayaran kreditnya selesai dilakukan,” katanya.
Di sisi lain, Nixon mengungkapkan, BTN terus berinovasi untuk mengimplementasikan digitalisasi perbankan dalam fokus bisnis utamanya, yakni pembiayaan perumahan. Dalam pengembangan digitalisasi perbankan tersebut, perseroan optimistis manfaat dan nilai tambah yang didapatkan nasabah bakal semakin besar.
Dengan membangun ekosistem digital perumahan itu, lanjut Nixon, perseroan akan meluncurkan aplikasi super (SuperAps). Untuk mendukung hal ini, BTN telah bekerja sama dengan sejumlah pihak, seperti Pinhome yang merupakan lokapasar khusus properti dan memiliki kekuatan basis data perumahan serta data segmen milenial. Selain itu ada Arsitag yang merupakan lokapasar jasa layanan profesional arsitektur, desain interior, dan kontraktor.
Inovasi teknologi untuk memudahkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) juga dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan meluncurkan aplikasi BRISPOT. Melalui aplikasi ini, konsumen dipermudah dalam mengajukan pinjaman KPR secara daring. Selain itu, calon nasabah dapat melacak atau memantau perkembangan pengajuan KPR secara langsung.
”Melalui aplikasi tersebut, nasabah tidak perlu datang ke kantor cabang BRI,” ujar Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani.
Handayani menambahkan, BRI juga mendukung pemenuhan tempat tinggal bagi masyarakat dalam rangka mendukung program pemerintah. Pada tahun ini, BRI berkomitmen akan menyalurkan KPR Sejahtera FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) sebanyak 100.000 unit dan KPR Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat) sebanyak 50.000 unit.