Kolaborasi pengembang swasta dalam negeri dan investor asing untuk menggarap pembangunan ibu kota negara Nusantara dinilai masih terbuka lebar.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Asosiasi Pengembang Real Estat Indonesia dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia menjajaki konsorsium investor dari Spanyol untuk membangun kota pintar di ibu kota negara atau IKN. Langkah ini sekaligus menyikapi mundurnya perusahaan keuangan asal Jepang, Softbank, dari proyek pembangunan ibu kota negara.
Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Real Estat Indonesia (REI) Rusmin Lawin, yang juga Ketua Komite Pengembangan Regional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, menanggapi mundurnya Softbank dari proyek pembangunan ibu kota negara (IKN) Nusantara. Menurut dia, masih banyak investor luar negeri yang siap masuk untuk menggarap proyek IKN Nusantara.
Hingga saat ini, terdata 18 konsorsium investor swasta asing yang siap masuk dan berkolaborasi dengan 12 grup perusahaan pengembang REI di Indonesia untuk menggarap pembangunan IKN Nusantara. Konsorsium luar negeri itu berasal Dubai, Korea Selatan, China, dan Hongkong.
“Mereka pada prinsipnya sudah serius (berkolaborasi), hanya tinggal menunggu skema investasi dari pemerintah,” ujar Rusmin saat dihubungi dari Jakarta, Minggu (13/3/2022).
Pekan lalu, imbuh Rusmin, pihaknya menggelar pertemuan dengan investor Spanyol yang tergabung dalam asosiasi perusahaan Spanyol di bidang pengembang, kontraktor, teknik, dan arsitektur (Madrid World Capital of Construction, Engineering and Architecture/MWCC) untuk pengembangan kota pintar (smart city) di IKN Nusantara. Pada Juni 2022, MWCC dijadwalkan bertemu dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Otorita IKN, dan Kadin/REI di Jakarta guna membahas detail skema investasi di IKN Nusantara.
Dalam pertemuan itu, lanjut Rusmin, Director of Smart Cities of Indra Corporation Alberto Bernal, menyatakan kesiapan dalam berpartisipasi dalam pembangunan kota pintar di IKN dan kota-kota lain di Indonesia. Indonesia dinilai potensial sebagai negara keempat dalam populasi dunia dan memiliki kota-kota berpenduduk di atas 2 juta orang. Terdapat tiga aspek yang disiapkan oleh konsorsium Spanyol itu, yakni transfer teknologi, transfer ilmu pengetahuan dan pengalaman, serta transfer permodalan.
Rusmin menambahkan, konsorsium MWCC saat ini sedang menggarap proyek kota pintar “Madrid Nuevo Norte” yang mengusung konsep innovation lab. Kota pintar yang dibangun di atas Stasiun Madrid itu merupakan proyek pembangunan kembali kota (redevelopment) terbesar dalam sejarah Spanyol. Proyek itu memiliki luas bangunan 2,65 juta meter persegi, serta menyerap 241.700 pekerja.
Sebelumnya, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) DPP REI untuk IKN baru, Soelaeman Soemawinata, mengemukakan, keterlibatan swasta dalam pembangunan IKN menjadi keharusan. Pokja REI saat ini terdiri dari 12 grup perusahaan pengembang besar yang dinilai memiliki kompetensi dan berpengalaman membangun kota baru di Jakarta dan sekitarnya selama hampir 30 tahun. Pembangunan proyek properti, seperti hunian, rumah sakit, sekolah, dan fasilitas komersial akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan pemerintah.