Manfaatkan Pemulihan Pandemi dengan Percepatan Transformasi Digital
Pelaku usaha perlu ikut serta menguatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sembari memulihkan diri dari krisis akibat pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina. Transformasi digital salah satu yang perlu dipercepat.
Oleh
NINA SUSILO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin mendorong semua pelaku usaha mempercepat transformasi digital di berbagai sektor usaha. Hal ini akan menguatkan Indonesia dalam mengatasi krisis yang dihadapi.
Hal tersebut disampaikan Wapres Ma’ruf Amin saat membuka Musyawarah Nasional I Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) di Istana Wapres, Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Nilai ekonomi digital Indonesia saat ini yang tertinggi di Asia Tenggara. Bahkan, 40 persen pangsa pasar ekonomi digital ada di Indonesia. ”Kita tidak mau sekadar menonton pelaku usaha dari luar meraup keuntungan dari pasar ekonomi digital Indonesia,” kata Wapres Amin.
Untuk itu, transformasi digital harus dipercepat. Di sisi lain, sinergi para pelaku usaha juga diperlukan dalam mengatasi tantangan pemulihan dari pandemi Covid-19 serta krisis pangan, energi, dan finansial akibat perang Ukraina-Rusia. Setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan para pelaku usaha.
Pertama, mengembangkan potensi ekonomi digital di seluruh sektor. Kedua, menumbuhkan inovasi-inovasi untuk menciptakan bisnis yang berdaya saing di tingkat regional dan global. Inovasi dan digitalisasi juga perlu diikuti literasi data yang baik. Dengan demikian, berbagai keputusan bisnis diambil berbasis data.
Ketiga, memperkuat kolaborasi dunia usaha, perguruan tinggi, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan untuk mempercepat terbangunnya ekosistem digital. Pengusaha diharapkan menjadi penggerak aktivitas ekonomi supaya menciptakan lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat.
Para pengusaha juga diminta untuk saling mendukung dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pemerintah menargetkan 30 juta UMKM sudah masuk ekosistem digital pada 2024.
Selain itu, presidensi Indonesia pada G20 semestinya bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin. Para pelaku usaha bisa berpartisipasi.
Keempat hal tersebut melengkapi kenyataan bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam yang banyak baik di sektor pertanian, perikanan kelautan, maupun pertambangan. Pengusaha perlu menjadi penghubung produk-produk pertanian, kelautan, pertambangan, baik dengan mengolahnya menjadi barang jadi dan setengah jadi serta menjualnya ke luar negeri.
Dengan peran para pelaku usaha dan kolaborasi itu, Wapres Amin pun meyakini Indonesia akan kuat menghadapi tantangan-tantangan saat ini. ”Krisis apa pun tidak akan berpengaruh pada negara dan bangsa kita,” tuturnya.
Munas Japnas juga diharap menginspirasi seluruh anggota Japnas untuk bangkit, bergerak, dan bersinergi serta menghasilkan rekomendasi strategis untuk mewujudkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi baru yang diperhitungkan dunia.
Ketua Umum Kadin Arsyad Rasyid juga optimistis para pelaku usaha akan mampu mengatasi krisis. Kadin bersama berbagai asosiasi, termasuk Japnas, mendorong pelaku usaha supaya semakin tangguh, adaptif, dan tetap fokus pada pertumbuhan usaha.
Penguatan perdagangan dan investasi disebut Arsyad sebagai dua kunci utama untuk memastikan pertumbuhan ekonomi positif di Indonesia. Sebab, dengan perdagangan muncul pajak, sedangkan dari investasi dan dana yang masuk, permodalan Indonesia menguat. Akhirnya, kedua hal itu memberikan dana kepada negara untuk menjalankan kebijakan-kebijakannya, seperti subsidi dan lainnya.
Pengusaha pun perlu berjuang bersama negara untuk menciptakan lapangan kerja dan mendorong digitalisasi ekonomi.
Ketua Umum PP Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) Bayu Priawan Djokosoetono menyatakan, Japnas siap untuk mendukung transformasi ekonomi.
”Kami sangat mengapresiasi, mendukung, dan siap berpartisipasi dalam berbagai kebijakan seperti hilirisasi industri, substitusi impor, penguatan industri dalam negeri, membangun energi bersih berkelanjutan, ekonomi hijau, ekonomi biru, hingga digitalisasi yang digagas pemerintah,” tutur Bayu.
Japnas didirikan 1 Mei 2015. Kini, organisasi ini tersebar di dua puluh provinsi dan di beberapa kabupaten/kota di Indonesia dengan ribuan anggota.
Kemandirian
Saat menghadiri Sidang Pleno Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XXII dan Seminar Nasional ISEI Tahun 2022 di Jakarta, Rabu (24/8/2022), Wapres juga mengingatkan perlunya kemandirian pangan dan energi.
”Kemandirian pangan dan energi masih belum sepenuhnya menjelma di negeri ini. Kedua sektor ini merupakan sektor basis (di samping sektor industri) yang menjadi tulang punggung perekonomian. Demikian pula dukungan sektor keuangan juga harus nyata terhadap sektor riil ini. Triple F (food, fuel, and finance) menjadi pusat pertempuran ekonomi yang mesti dimenangi,” tutur Wapres.
Selain mengejar pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan juga harus diwujudkan.
”Infrastruktur ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan teknologi mesti hadir sampai ke pelosok negeri. Pertumbuhan ekonomi harus menyentuh semua lapisan, bukan hanya dinikmati oleh segelintir orang,” kata Wapres Amin.