Di tengah inflasi, konsumen memiliki pola pikir yang fleksibel yang terwujud dalam sikap belanja yang selektif. Masyarakat cenderung akan membeli produk-produk makanan-minuman yang lebih murah, tetapi berkualitas.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Kendati pandemi Covid-19 telah mereda, masyarakat dinilai belum leluasa dalam berbelanja akibat tekanan inflasi. Oleh sebab itu, masyarakat akan lebih fleksibel dalam berbelanja, khususnya untuk membeli produk makanan dan minuman, demi menyesuaikan pengeluaran di tengah tren kenaikan harga.
Perusahaan pemrosesan dan pengemasan Tetra Pak dan konsultan bisnis Ipsos Strategy3 merilis laporan Trendipedia 2023 yang berisi tren belanja konsumen global sepanjang tahun ini, khususnya untuk produk makanan-minuman. Dalam laporan tersebut ada 5 tema dan 10 tren terkait pola belanja masyarakat.
Tren belanja fleksibel dan life-hacks berada dalam tema konsumsi yang cerdas dan adaptif. Tren belanja terkendali serta konsumsi produk yang berorientasi isi ulang dan perbaikan masuk dalam tema pola makan yang berdaya. Tren kepedulian terhadap iklim dan kejelasan informasi produk hijau berada dalam tema belanja berbasis kelestarian.
Adapun tren transparansi asal-usul produk dan klaim lokalitas menjadi bagian dari tema konsumsi yang membangun hubungan otentik dengan produk. Dua tren terakhir ialah belanja berbasis media sosial dan belanja hibrida yang masuk dalam tema gaya hidup yang memadukan aktivitas fisik dan dalam jaringan.
Menurut Marketing Director of Tetra Pak Malaysia, Singapura, Filipina, and Indonesia John Jose, ada tiga tren belanja yang relevan dengan Indonesia, yakni belanja fleksibel, terkendali, dan berbasis media sosial. ”Masyarakat akan lebih fleksibel dalam berbelanja (produk makanan-minuman) sebagai salah satu strategi dalam mengatur pengeluaran akibat inflasi,” katanya saat memaparkan laporan Trendipedia 2023, Selasa (9/5/2023).
Di tengah inflasi, konsumen memiliki pola pikir yang fleksibel yang terwujud dalam sikap belanja yang selektif. Dia mengilustrasikan, konsumen akan membeli produk-produk makanan-minuman yang lebih murah, tetapi berkualitas. Konsumen juga berpotensi melirik produk-produk jenama ritel karena harganya.
Data Trendipedia 2023 menunjukkan, sebanyak 81 persen konsumen menyatakan akan tetap membeli produk dengan jenama langganan, tetapi jumlahnya dikurangi. Tren tersebut, menurut dia, akan disikapi oleh pelaku industri dan mengurangi kemasan. Targetnya, pengemasan tersebut membuat harga akhir produk berkisar Rp 1.000-Rp 3.000 per buah.
Pada awal Mei 2023, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, inflasi bulanan pada April 2023 tercatat 0,33 persen. Sementara secara tahunan, inflasi April 2022 tercatat 4,33 persen. Angka inflasi tahunan tersebut masih berada di atas rentang target pemerintah yang berkisar 2-4 persen. Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi bulanan makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,34 persen, sedangkan tahunannya 4,55 persen.
Di mancanegara, Global Practice Lead for Trends and Foresight Ipsos Strategy3 Billie Ing mengatakan, konsumen memiliki standar dan prioritas baru mengenai lokasi dan waktu dalam membelanjakan uangnya. Pola belanja itu berkaitan dengan gangguan rantai pasok pascapandemi Covid-19 dan kenaikan harga akibat inflasi.
Konsumen di dunia, lanjut dia, akan lebih fleksibel dalam berbelanja karena kenaikan harga biaya hidup. Dia mengimbau, perusahaan mesti lebih kreatif dalam menarik konsumen untuk membeli produk yang diproduksi. Misalnya, memberikan diskon pembelian atau mengefisiensikan biaya logistik.
Belanja terkendali
Tren konsumsi kedua yang akan dijalankan masyarakat ialah belanja dengan terkendali, khususnya yang berkaitan dengan pola makan. John menggambarkan, konsumen menyadari mengonsumsi produk makanan-minuman yang tak sehat akan membuat mereka sakit hingga tidak dapat bekerja. Oleh sebab itu, konsumen akan mencari produk yang mengandung bahan organik. Konsumen juga akan mempertimbangkan kandungan garam, gula, lemak, dan alkohol dalam suatu produk.
Dalam laporan Trendipedia 2023, 89 persen konsumen di Malaysia, Singapura, Filipina, dan Indonesia menyatakan akan lebih terkendali dalam mengambil keputusan sebelum membeli produk dengan mempertimbangkan aspek kesehatan.
Dalam laporan Trendipedia 2023, sebanyak 89 persen konsumen di Malaysia, Singapura, Filipina, dan Indonesia menyatakan akan lebih terkendali dalam mengambil keputusan sebelum membeli produk dengan mempertimbangkan aspek kesehatan. Sebanyak 91 persen konsumen di empat negara itu menyatakan akan lebih memperhatikan kondisi kesehatan mereka.
Selain itu, John menyatakan, tren belanja berbasis media sosial juga akan merebak di masyarakat. Sebanyak 25 persen konsumen di Indonesia menilai, penting bagi sebuah produk untuk dipromosikan oleh selebritas ataupun organisasi. Sejumlah perusahaan pun menangkap tren ini. Dia mencontohkan, sebuah jenama produk susu menggaet kelompok penyanyi wanita (girlband) asal Korea Selatan.
Tren lain yang turut berkembang di kalangan konsumen Indonesia adalah yang bertemakan iklim. Menurut dia, konsumen mulai menyadari pentingnya prinsip-prinsip kelestarian atau sustainability, khususnya dalam daur ulang sampah setelah konsumsi.
Terkait tren bertema belanja berbasis kelestarian, Billie mengatakan, adaptasi konsumen untuk lebih sesuai dengan situasi lingkungan saat ini makin meningkat. Oleh sebab itu, pelaku industri disarankan untuk transparan dalam memberikan informasi mengenai produknya sehingga konsumen terbantu untuk membuat keputusan yang ramah lingkungan ketika membeli barang.