BRI Life Torehkan Laba Bersih Rp 344,3 Miliar di 2022
Selama tahun 2022, BRI Life telah memberikan perlindungan bagi lebih dari 22 juta pemegang polis. Pembayaran klaim dan manfaat pada tahun yang sama tercatat Rp 5,05 triliun atau rata-rata sekitar Rp 420 juta per bulan.
Oleh
Agustinus Yoga Primantoro
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan asuransi jiwa PT Asuransi BRI Life membukukan laba bersih sebesar Rp 344,3 miliar pada tahun 2022 atau meningkat 129 persen dibandingkan pada tahun 2021. Penyesuaian dilakukan dengan menempatkan sebagian besar dana investasi ke instrumen surat berharga negara untuk meminimalkan risiko dan memenuhi aspek jangka panjang.
Saat industri asuransi jiwa terkontraksi 5 persen, BRI Life mencatatkan premi bruto sebesar Rp 8,78 triliun pada tahun 2022 atau tumbuh 29 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, premi baru ekuivalen yang disetahunkan (annualized premium equivalent/APE) tercatat Rp 3,26 triliun. APE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan perusahaan asuransi jiwa.
Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila menyampaikan, capaian tersebut sekaligus mengukuhkan posisi BRI Life sebagai bancassurance terbesar di Indonesia. Pada akhir 2022, total aset BRI Life mencapai Rp 21,49 triliun atau tumbuh 18 persen dibandingkan tahun lalu.
”Kami terus berupaya melakukan efisiensi dengan meminimalkan biaya operasional karena biaya tersebut memengaruhi struktur premi. Jadi, kami mendorong peningkatan premi, tapi kami tetap melakukan efisiensi untuk memastikan supaya biaya operasional efektif dan optimal,” ujarnya, Selasa (30/5/2023).
Iwan menambahkan, rasio risiko terhadap modal (risk based capital/RBC) mencapai 526 persen atau jauh di atas batas tingkat minimum yang ditentukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yakni 120 persen. Sementara total kekayaan investasi pada tahun 2022 tercatat Rp 17,01 triliun atau tumbuh 16 persen dibanding tahun sebelumnya.
Di tengah tekanan pasar modal dan perekonomian saat pandemi Covid-19 mulai mereda, lanjut Iwan, penempatan dana investasi dilakukan sesuai perubahan di pasar modal agar dapat memenuhi kewajiban dan likuiditas terjaga. Pendapatan investasi neto BRI Life selama tahun 2022 tumbuh Rp 956,7 miliar atau naik 22 persen dibanding tahun sebelumnya.
”Strategi kami adalah dengan membeli obligasi panjang karena kami ingin memastikan kewajiban kepada nasabah. Sekitar 80 persen kami investasi ke surat utang negara (SUN) dan pada saham kurang dari 3 persen. Maka dari itu, gejolak di saham tidak akan berpengaruh,” ujar Direktur Keuangan BRI Life Lim Chet Ming.
Seiring dengan berlakunya SEOJK PAYDI yang mengatur porsi penempatan investasi, kami berharap ke depannya akan semakin banyak instrumen investasi yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Selain itu, kinerja positif pada tahun 2022 BRI Life juga didukung dengan pembayaran klaim dan manfaat yang terkontraksi 12 persen dibanding tahun sebelumnya. Menurut Iwan, hal itu dipengaruhi oleh turunnya klaim kematian karena penanganan pandemi Covid-19 yang baik oleh pemerintah.
Kinerja positif yang ditorehkan oleh BRI Life terus berlanjut pada triwulan I-2023. Sampai dengan Maret 2023, total aset BRI Life tercatat Rp 23,10 triliun dengan laba bersih mencapai Rp 112,23 miliar atau tumbuh 80,0 persen secara tahunan.
Selain BRI Life, perusahaan asuransi jiwa PT Asuransi Allianz Life Indonesia juga mencatat laba bersih pada 2022 sebesar Rp 635,5 miliar atau meningkat 27,6 persen dibandingkan kinerja pada 2021. Business Director Allianz Life Indonesia Bianto Surodjo mengatakan, pihaknya kini lebih berfokus pada produk dengan metode pembayaran premi berkala dibandingkan dengan premi tunggal (Kompas.id, 14/5/2023).
Secara keseluruhan, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyebut, sebanyak 56 perusahaan asuransi jiwa pada triwulan I-2023 membukukan total pendapatan Rp 54,36 triliun. Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengatakan, hasil tersebut cenderung menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022.
Pada triwulan I-2023, industri asuransi jiwa juga telah melindungi sedikitnya 29,74 juta tertanggung perorangan dan 57,80 juta tertanggung kumpulan. Dibandingkan dengan pencapaian pada triwulan I-2022, terdapat lebih dari 12 juta penambahan tertanggung, atau meningkat sebesar 16,6 persen.
Menurut Budi, berlakunya Surat Edaran OJK (SEOJK) Nomor 5/SEOJK.05/2022 tentang Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI) per 14 Maret 2023 berpengaruh pada capaian pendapatan industri asuransi jiwa pada triwulan I-2023. Hal ini ditunjukkan dengan tindakan dari para anggota AAJI yang menahan penjualan dan melakukan adaptasi terhadap perubahan tersebut.
”Harapannya seiring dengan berjalannya waktu, adaptasi yang dilakukan industri akan memperkuat perlindungan kepada pemegang polis dan memberikan hasil yang positif bagi pertumbuhan kinerja asuransi jiwa,” ujar Budi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (24/5/2023).
Ketua Bidang Hubungan Kerja Sama Antar Lembaga Regulator, Stakeholder Dalam Negeri dan Internasional AAJI, Shadiq Akasya, menambahkan, adanya aturan tersebut membuat industri asuransi jiwa secara konsisten meningkatkan penempatan investasinya pada SBN. Sampai dengan Maret 2023, investasi pada instrumen SBN tercatat meningkat 23,3 persen menjadi Rp151,7 triliun.
Sementara total investasi industri asuransi jiwa sampai dengan Maret 2023 tercatat sedikit menurun sebesar 2,1 persen dibandingkan posisi total investasi pada Maret 2022. Menurut Shadiq, penempatan dana investasi oleh industri asuransi jiwa wajib didasari oleh portofolio produk serta risk appetite dari para nasabahnya.
”Seiring dengan berlakunya SEOJK PAYDI yang mengatur porsi penempatan investasi, kami berharap ke depannya akan semakin banyak instrumen investasi yang sesuai dengan kebutuhan industri. Sehingga para pemegang polis bisa mendapatkan manfaat produknya secara maksimal,” tutur Shadiq.