Astra Arahkan Investasi dan Belanja Modal ke Proyek Berprinsip ESG
Sektor-sektor yang sarat dengan prinsip ESG maupun kelestarian, seperti ekosistem kendaraan listrik dan energi terbarukan, dilirik karena perseroan ingin mengurangi ketergantungan bisnis perusahaan pada batubara.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Sejumlah pelaku industri mengarahkan penanaman dan belanja modal untuk proyek-proyek atau portofolio yang memenuhi prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan atau ESG. Aksi korporasi itu ditempuh demi menyelaraskan strategi bisnis perusahaan dengan target-target kelestarian atau sustainability Indonesia.
Head of Corporate Investor Relations PT Astra International Tbk Tira Ardianti menyebutkan, anggaran belanja modal dan investasi korporasi ini sepanjang 2023 berkisar Rp 40 triliun. “Sekitar Rp 24 triliun – 25 triliun dianggarkan untuk belanja modal, sedangkan sisanya untuk investasi. Pada triwulan I-2023, realisasinya mencapai Rp 6,7 triliun dan naik dari periode sama tahun sebelumnya yang sebanyak Rp 4 triliun,” tuturnya dalam Lokakarya Wartawan Pasar Modal di Jakarta, Rabu (5/7/2023).
Terkait investasi, lanjutnya, perusahaan akan mengkaji peluang di sektor-sektor yang menghasilkan profit secara jangka panjang, arus kas yang stabil, dan bernilai tambah. Sektor-sektor yang sarat dengan prinsip ESG maupun kelestarian, seperti ekosistem kendaraan listrik dan energi terbarukan, juga dilirik karena perseroan ingin mengurangi ketergantungan bisnis perusahaan pada batubara.
Dari segi teknis, dia mengatakan, perusahaan akan menghentikan investasi ke batubara dan mengeksplorasi sektor lain untuk menggantikannya. Harapannya, upaya perusahaan untuk fokus pada sektor-sektor berorientasi ESG dapat mendorong pemain industri lainnya untuk turut menggarap peluang dalam bisnis kelestarian.
Sepanjang triwulan I-2023, PT Astra International Tbk membukukan pendapatan total (revenue) sebesar Rp 82,98 triliun atau tumbuh 15 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Pendapatan bersih (net income) dengan penyesuaian setelah investasi dalam GoTo dan Hermina mencapai Rp 8,7 triliun atau meningkat 27 persen dibandingkan triwulan I-2022.
Sektor lain yang sedang dikembangkan oleh perseroan ialah kesehatan lewat investasi pada Halodoc dan Hermina. Tira menilai, investasi di bidang tersebut masih memiliki ruang untuk tumbuh seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. Sayangnya, akses pada layanan kesehatan belum optimal. Oleh sebab itu, investasi tersebut diarahkan untuk mempermudah akses kesehatan pada masyarakat.
Perusahaan akan memperbesar aset di mineral-mineral pertambangan, seperti emas, nikel, bauksit, aluminium, dan tembaga.
Secara spesifik, Direktur PT United Tractors Tbk Iwan Hadiantoro menyebutkan, target ketergantungan perusahaan terhadap batubara dan nonbatubara pada 2030 menjadi masing-masing 50 persen. Saat ini, sekitar 70 persen pendapatan total perusahaan berasal dari bisnis yang terkait dengan batubara. “Kami tidak akan menghentikan bisnis yang berorientasi pada batubara secara tiba-tiba. Begitu ada konsesi (batubara) yang expired, kami tidak akan memperpanjang,” tuturnya dalam kesempatan yang sama.
Dia menggarisbawahi, perusahaan tidak akan lagi berinvestasi di aset batubara maupun pembangkit listrik berbasis batubara. Sebagai substitusinya, perusahaan akan memperbesar aset di mineral-mineral pertambangan, seperti emas, nikel, bauksit, aluminium, dan tembaga. Perseroan juga tengah fokus mengembangkan aset energi terbarukan, khususnya dalam pembangkit listrik tenaga air dan panel surya.
Sepanjang Januari-Mei 2023, produksi batubara PT United Tractors Tbk sebesar 47,7 juta ton dan naik 18 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, penjualan emas sepanjang triwulan I-2023 sebanyak 59.000 ons atau lebih rendah 21 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Pendapatan perusahaan pada periode tersebut sebesar Rp 34,88 triliun atau tumbuh 25 persen dibandingkan triwulan I-2022.
Di sektor kendaraan listrik, PT Astra Otoparts Tbk telah meluncurkan infrastruktur stasiun pengisian daya. Direktur PT Astra Otoparts Tbk Wanny Wijaya menyebutkan, sejak diluncurkan pada Juli 2022 hingga saat ini, perseroan telah mendirikan 7 stasiun pengisian di area Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Dia menambahkan, pemanfaatan peluang perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia di sisi produksi komponen maupun infrastruktur pengisian daya bergantung dari tren populasi kendaraan listrik.
Pendapatan PT Astra Otoparts Tbk sepanjang triwulan I-2023 mencapai Rp 4,97 triliun meningkat 8,6 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Kinerja tersebut dipengaruhi oleh kenaikan penjualan kendaraan roda dua yang menyentuh angka 44,5 persen dan kendaraan roda empat sebesar 7 persen.
Dalam rangka mendukung kelestarian di sektor kelapa sawit, Communication and Investor Relations Manager PT Astra Agro Lestari Tbk Fenny Sofyan menyebutkan, perusahaan menargetkan menurunkan emisi gas rumah kaca dari aktivitas industrinya hingga 30 persen. Perusahaan juga mengakuisisi lahan-lahan kelapa sawit yang berstatus siap sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil.