Bisnis kredit konsumsi di Indonesia masih menarik bagi perbankan. Apalagi, Indonesia memiliki 270 juta jiwa penduduk dengan ekonomi yang terus tumbuh.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·4 menit baca
Beberapa waktu terakhir, sejumlah bank memilih memperkuat segmen bisnis kredit konsumsinya. Cara yang mereka lakukan beragam, mulai dari membeli portofolio kredit konsumsi dari bank lain hingga mengakuisisi perusahaan pembiayaan. Semua dilakukan demi memperluas pasar dan memenangi persaingan.
Langkah memperkuat segmen bisnis kredit konsumsi dilakukan salah satunya oleh PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon). Ditemui dalam wawancara khusus ulang tahun ke-67 Bank Danamon di Jakarta, Kamis (20/7/2023), Direktur Utama Bank Danamon Daisuke Ejima mengatakan, pihaknya tengah memperkuat lini bisnis kredit konsumsi.
Bank Danamon mengakuisisi portofolio pinjaman ritel konvensional dengan rekam jejak nasabah yang baik dari Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI). Adapun portofolio yang diakuisisi adalah kartu kredit, kredit tanpa agunan (KTA), kredit pemilikan rumah (KPR), dan kredit kendaraan bermotor (KKB).
Ia menjelaskan, jumlah portofolio kredit SCBI yang akan diakusisi mencapai lebih dari Rp 1 triliun. Ini menambah portofolio kredit Bank Danamon pada triwulan I-2023 yang mencapai Rp 151,8 triliun.
”Kami ingin memperkuat segmen bisnis kredit konsumsi dengan langkah strategis yang bisa meningkatkan skala ekonomi,” ujar Ejima.
Sebelumnya, pada November 2022, Bank Danamon melalui afiliasi dan anak usahanya juga menyelesaikan kesepakatan pembelian perusahaan pembiayaan barang konsumsi, Home Credit Indonesia (HCI).
Transaksi tersebut terlaksana dengan melibatkan konsorsium yang terafiliasi dengan Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) dan dipimpin oleh Krungsar Bank, sebuah bank terkemuka di Thailand. Konsorsium itu beranggotakan MUFG, Adira Finance (anak usaha Bank Danamon yang terafiliasi MUFG), dan investor lokal Indonesia.
Nilai transaksi pembelian HCI itu mencapai 209 juta euro atau sekitar Rp 3,49 triliun. Adapun kini kepemilikan saham HCI terdiri dari 75 persen saham dimiliki Krungsari Bank, 10 persen saham dimiliki Adira Finance, dan 15 persen saham lainnya dimiliki oleh mitra lokal.
Adapun Bank Danamon sampai akhir 2022, sebesar 92,47 persen sahamnya dimiliki oleh MUFG Bank, Ltd. Sementara 7,53 persen saham lainnya dimiliki oleh publik. ”Akuisisi portofolio kredit konsumsi SCBI dan pembelian HCI adalah langkah strategis kami untuk terus memperkuat bisnis kredit konsumsi,” ujar Ejima.
Ejima menjelaskan, Indonesia merupakan pasar yang sangat menarik. Dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa dan pertumbuhan ekonomi yang terus bertumbuh stabil, pihaknya melihat potensi pasar yang sangat besar. Inilah yang jadi dasar pemikiran bahwa bisnis kredit konsumsi masih bisa ditingkatkan lebih besar lagi.
Kendati demikian, dia mengakui semua bankir pun berpikir serupa. Tidak heran, Ejima pun mengakui persaingan di pasar memang cukup ketat. Namun, dia meyakini, dengan berbagai langkah strategis dan ditopang jaringan afiliasi bisnis MUFG, Bank Danamon punya potensi besar untuk memenangkan persaingan.
Selain Bank Danamon, upaya meningkatkan bisnis consumer banking juga dilakukan oleh UOB Group. Pada Januari 2022, UOB Group mengakuisisi bisnis consumer bankingCiti Indonesia. Proses peralihan ini masih terus berlangsung dan ditargetkan rampung akhir tahun ini.
Dalam siaran persnya, Chief Executive Officer Citi Asia Pasifik Peter Babej mengatakan, pihaknya sangat senang dengan pengumuman transaksi ini. Pihaknya yakin UOB adalah institusi dengan budaya yang kuat serta memiliki ambisi regional yang luas.
”Memfokuskan bisnis kami melalui tindakan ini akan memfasilitasi investasi tambahan pada area fokus strategi kami, termasuk dalam mengembangkan jaringan institutional kami di seluruh Asia Pasifik, dan untuk mendorong tercapainya imbal hasil yang optimal bagi Citi,” ujar Babej.
Tak heran, perbankan beramai-ramai memperkuat bisnis kredit konsumsi mereka. Sebab, kredit konsumsi menempati posisi kedua penyaluran kredit perbankan.
Mengutip data Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI), jumlah penyaluran kredit konsumsi sampai dengan Mei 2023 mencapai Rp 1.881 triliun, bertumbuh 9,7 persen secara tahunan. Jumlah tersebut setara dengan 28,66 persen dari total penyaluran kredit industri perbankan yang mencapai Rp 6.561 triliun.
Layanan ritel
Terlepas dari proses akuisisi bisnis consumer banking yang tengah berlangsung, Citi Indonesia tetap memperkuat layanan perbankan ritel kepada konsumen. Salah satu langkah strategis teranyar adalah menjalin kerja sama dengan perusahaan teknologi finansial Bibit.id untuk investasi pasar modal melalui layanan wealth management.
Adapun wealth management adalah salah satu layanan perbankan untuk memberikan konsultasi dan rekomendasi investasi yang bertujuan untuk memelihara dan mengembangkan kesejahteraan atau aset nasabah.
Dalam sebuah acara di Jakarta, Kamis (20/7/2023), CEO Citi Indonesia Batara Sianturi menjelaskan, kemitraan antara Bibit.id dan Citi Indonesia merupakan komitmen bersama untuk meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakat luas akan investasi di pasar modal, sehingga dapat mendorong inklusi keuangan di Tanah Air.
”Sebagai bank global yang menyediakan produk dan jasa keuangan yang komprehensif, kami terus berupaya untuk memberikan akses yang mudah, transparan, dan lebih mendalam ke pasar modal. Sehingga penting bagi kami untuk menunjang pertumbuhan investor ritel di pasar modal Indonesia melalui kolaborasi yang berkesinambungan dengan berbagai pihak, salah satunya dengan Bibit.id,” ungkap Batara.
CEO dan Co-Founder Bibit.id Sigit Kouwagam menjelaskan, sejak didirikan awal 2019, Bibit berupaya memperluas akses investasi di pasar modal melalui inovasi dan teknologi. ”Kerja sama dengan Citi Indonesia telah dimulai sejak Bibit pertama kali memperkenalkan reksa dana ke investor ritel, dan sejak saat itu Citi Indonesia telah menjadi bank kustodian yang andal untuk produk reksa dana dari manajer investasi, yang berperan penting dalam mendukung visi Bibit,” ujar Sigit.