Harga Gula di Indonesia Berpotensi Naik jika India Hentikan Ekspor
India merupakan salah satu kontributor besar dalam pasar gula dunia. Harga gula mentah di pasar global diperkirakan akan meningkat ke posisi 26-27 sen AS per pon, padahal biasanya di angka 20-22 sen AS per pon
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah India memberikan sinyal akan menutup keran ekspor gula lantaran potensi penurunan produksi. Indonesia perlu mewaspadai situasi tersebut karena dapat berdampak pada kenaikan harga gula dunia dan merambat ke pasar dalam negeri.
India akan menghentikan ekspor pada periode berikutnya, yakni Oktober 2023-September 2024, demi memenuhi kebutuhan dalam negeri. Langkah itu diambil lantaran berkurangnya curah hujan hingga 50 persen di sejumlah distrik utama produsen tebu sehingga produksi pada periode berikutnya diperkirakan menurun (Kompas.id, 24/8/2023).
Menanggapi sinyal itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Aris Toharisman memperkirakan, harga patokan global akan meningkat, baik untuk jenis gula mentah (raw sugar) maupun gula kristal putih (white sugar/GKP) karena India merupakan salah satu kontributor besar dalam pasar gula dunia. ”Harga raw sugar mungkin akan meningkat ke posisi 26-27 sen dollar AS per pon. Biasanya di angka 20-22 sen dollar AS per pon,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (25/8/2023).
Kenaikan harga gula mentah yang biasanya menjadi bahan baku itu, lanjutnya, berimbas pada produksi GKP di dalam negeri. Harga GKP di tingkat pabrik gula dapat naik dari Rp 12.500 per kilogram (kg) menjadi di atas Rp 14.200 per kg. Dampaknya, harga GKP di tingkat konsumen akan melampaui harga eceran tertinggi (HET), atau berpotensi menjadi sekitar Rp 16.000 per kg. Kenaikan harga gula mentah juga berimbas pada meningkatnya ongkos produksi industri makanan-minuman Tanah Air.
Peraturan Badan Pangan Nasional (NFA) Nomor 17 Tahun 2023 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen Komoditas Kedelai, Bawang Merah, Cabai Rawit Merah, Cabai Merah Keriting, Daging Sapi/Kerbau, dan Gula Konsumsi menyebutkan, harga acuan penjualan gula konsumsi di tingkat konsumen Rp 14.500 per kg. Secara khusus, harga penjualan gula di wilayah Indonesia bagian timur serta daerah perbatasan antarnegara dan 3T (tertinggal, terpencil, dan terdepan) Rp 15.500 per kg.
Sementara itu, anggota Dewan Penasihat Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) sekaligus Wakil Menteri Perdagangan 2011-2014 Bayu Krisnamurthi menilai, harga gula dunia akan meningkat jika India menghentikan ekspornya. Para pemain gula di tingkat global akan melihat situasi panen tebu di Brasil, Australia, dan Thailand sebagai substitusinya. ”Apalagi, gula sudah menjadi komoditas perdagangan di pasar global. Artinya, sejumlah pemain membeli gula untuk memperoleh gain-nya,” katanya saat dihubungi.
Brasil, Australia, dan Thailand merupakan sumber impor gula Indonesia. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, sepanjang Januari-Juli 2023, realisasi impor gula mencapai 3,09 juta ton. Adapun jumlah impor dari Thailand, Brasil, dan Australia masing-masing sebanyak 2,07 juta ton, 296.000 ton, dan 413.000 ton.
Harga gula dunia saat ini cenderung melandai. Indeks harga pangan Organisasi Pangan Dunia (FAO) menunjukkan, indeks harga gula pada Juli 2023 berada di posisi 146,3 atau 3,9 persen lebih rendah dibandingkan dengan Juni 2023. Meski demikian, angka itu masih lebih tinggi 29,6 persen dibandingkan dengan Juli 2022.
Penambahan lahan
Di sisi lain, tanpa ada penambahan lahan tebu yang signifikan saat ini, Bayu memperkirakan, jumlah produksi gula pada 2024 berkisar 2 juta-2,5 juta ton. Waktu tanam hingga panen tebu sekitar 10 bulan. Artinya, jika dipanen pada Mei 2024, petani sudah mulai menanam dari sekarang. Dia berharap, pemenuhan kebutuhan GKP untuk rumah tangga dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri.
Agar petani tebu menambah luas tanamnya, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menyatakan, pihaknya berupaya agar harga jual gula di tingkat petani sesuai Peraturan NFA No 17/2023, yakni Rp 12.500 per kg. ”Pedagang yang ikut lelang jangan memasang harga di bawah Rp 12.500 per kg. Pemerintah sudah menyesuaikan harga di hilir, harga di hulu jangan ditekan terus. Jika gula petani dibeli di angka Rp 12.500 per kg, petani akan senang, tidak merugi, dan semangat menanam,” tuturnya saat dihubungi.