Stabilkan Harga, Pasar Terus Digelontor Beras Impor
Penggelontoran beras impor ke pasar ditempuh pemerintah untuk menstabilkan harga. Beras komersial pun akan digelontorkan ke penggilingan-penggilingan yang sekarang tak bisa menyerap gabah karena harganya terlalu tinggi.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO, NINA SUSILO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mengantisipasi penurunan produksi beras dan inflasi, beras impor, gula impor, dan jagung impor akan menambal kekurangan pasokan. Izin untuk menambah di antaranya impor 1,5 juta ton beras yang sudah dibuka setelah 2 juta ton dan direalisasikan sepanjang awal hingga pertengahan tahun ini.
Stabilisasi harga beras, jagung, dan gula ini dibahas di rapat pengendalian yang dilakukan secara tertutup dan dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (9/10/2023). Hadir dalam rapat yang dimulai pukul 15.00 ini, antara lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Pelaksana Tugas Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, dan Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso.
Menurut Arief, Presiden Jokowi meminta stok beras segera digelontorkan dan tidak menumpuk di gudang Bulog untuk mengendalikan harga. Beras komersial—bukan cadangan beras pemerintah (CBP)—juga akan digelontorkan ke penggilingan-penggilingan. Hal ini untuk mempercepat penyaluran beras pengendali harga sekaligus membantu penggilingan beras yang saat ini tidak bisa menyerap gabah karena harga terlalu tinggi.
Arief menjelaskan, beras komersial ini diharapkan dapat dijual di harga Rp 11.500-Rp 11.600 per kilogram (kg). Hal ini diharapkan dapat mengendalikan harga. Sebab, bila harga gabah kering giling Rp 7.300-Rp 7.800 per kg, harga beras akan mencapai Rp 13.000-Rp 14.000 per kg.
Gelontoran beras ini dilakukan baik di pasar induk beras Cipinang, penggilingan, melalui penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP), ataupun distribusi bantuan pangan untuk masyarakat berpendapatan rendah.
Untuk itu, impor tambahan kuota 1,5 juta ton beras dari Kamboja, Vietnam, dan Thailand diminta segera direalisasikan. Sebanyak 600.000 ton dari tambahan 1,5 juta ton tersebut akan tiba di Indonesia paling lambat 31 Desember 2023. ”Sisanya lebih cepat lebih baik,” kata Arif.
Untuk itu, impor tambahan kuota 1,5 juta ton beras dari Kamboja, Vietnam, dan Thailand diminta segera direalisasikan.
Terkait 600.000 ton beras impor yang akan tiba tiba di Tanah Air sampai akhir tahun ini, bongkar dan penyaluran kembali beras akan dipercepat menggunakan delapan pelabuhan di Indonesia. Kedelapan pelabuhan itu, antara lain, Belawan Medan, Tanjung Priok Jakarta, Tanjung Perak Surabaya, Tanjung Emas Semarang, dan Pelabuhan Makassar Sulawesi Selatan.
Arif menilai, penyebaran lokasi tersebut dapat mempercepat proses. Satu kapal yang mengangkut 27.000 ton beras biasanya memerlukan waktu enam hari untuk membongkar muatannya.
Tambahan kuota impor beras 1,5 juta ton ini dinilai akan menambal pengurangan produksi beras akibat El Nino. Sebelumnya, Kementerian Pertanian memprediksi kehilangan 1,2 juta ton beras akibat El Nino. Namun, Arief menolak menjawab proyeksi produksi sampai akhir tahun.
Stok beras di Bulog sendiri, menurut Budi Waseso, masih sekitar 1,6 juta ton. Beras di Bulog akan berkurang di dua bulan ini untuk penyaluran bantuan pangan kepada 21,35 juta keluarga penerima manfaat pada Oktober dan November.
Adapun pada periode September, beras bantuan pangan sudah didistribusikan kepada semua penerima. Namun, masih ada 1,3 juta nama yang masih diverifikasi Kementerian Sosial.
Adapun pada periode September, beras bantuan pangan sudah didistribusikan kepada semua penerima. Namun, masih ada 1,3 juta nama yang masih diverifikasi Kementerian Sosial.
Adapun untuk menstabilkan harga gula dan jagung, barang impor juga akan segera tiba. Gula, menurut Arief, akan diimpor sesuai kuota yang sudah ditetapkan. Tahun 2023, Indonesia akan mengimpor gula 991.000 ton, tetapi sejauh ini baru direalisasikan 30 persen karena harga gula di pasar dunia saat itu lebih tinggi ketimbang harga gula dalam negeri. Adapun saat ini 70 persen kuota tersisa atau 693.700 ton akan segera direalisasikan.
Sementara untuk jagung, pemerintah akan mengimpor jagung dua kali, masing-masing 250.000 ton. Khusus jagung, kata Arief, pemerintah akan meyakinkan perusahaan yang akan menyerap (standby buyer) jagung sudah ada. Selain itu, realisasi impor jagung diupayakan sebelum panen untuk menjaga harga pembelian dari petani.
Di sisi lain, perbaikan produktivitas beras, jagung, dan tebu akan dilakukan. Karena itu, persiapan benih, pupuk, dan air harus disiapkan secara bersama. Tebu, misalnya, bibit, pupuk, dan air juga akan disiapkan supaya tahun depan sudah ada hasil.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menuturkan, ketersediaan beras lebih dari cukup dan stok banyak sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. ”Stok cukup mulai dari pusat, provinsi, sampai kabupaten. Jadi, (beras) digelontorkan,” ujarnya.
Stok cukup mulai dari pusat, provinsi, sampai kabupaten. Jadi, (beras) digelontorkan.
Zulkifli menuturkan, harga beras di daerah, seperti Jakarta dan Jawa Barat, sebagian sudah turun. ”Tapi, yang jauh-jauh belum turun, tapi tidak naik lagi, gitu. Dan, tadi diputuskan, kalau diperlukan, ada, kita bisa beli lagi beras itu walaupun nanti belum tentu dibawa kemari. Jadi, kalau ada, kita beli, pada waktu diperlukan nanti baru diimpor,” tuturnya.
Sehubungan dengan jagung, Zulkifli menuturkan bahwa harga di tempat peternak berangsur-angsur naik. Oleh karena itu, ada penambahan impor jagung untuk industri sebanyak 250.000 ton. ”(Jagung impor ini) untuk industri, untuk peternakan, bukan konsumsi (tapi) untuk industri pakan ternak,” ujarnya.
Terkait penyebab harga gula yang berangsur naik, Zulkifli menuturkan karena para pelaku importir baru mengimpor gula kira-kira 30 persen dari total yang dikeluarkan persetujuan impornya atau yang diputuskan di neraca komoditas. Hal ini karena harga gula yang ditentukan Badan Pangan Nasional (Bapanas) lebih rendah daripada harga yang mereka beli.
(Harga) yang ditentukan Bapanas Rp 12.500, belinya Rp 13.000, sehingga mereka tidak langsung impor tapi nunggu, barangkali harganya bisa turun. Kalau harga belum turun, mereka belum impor. Jalan keluarnya gimana? Jalan keluarnya nanti akan dipelajari Bapanas untuk disesuaikan. Satu dua hari akan ada penyesuaian-penyesuaian.
”(Harga) yang ditentukan Bapanas Rp 12.500, belinya Rp 13.000, sehingga mereka tidak langsung impor tapi nunggu, barangkali harganya bisa turun. Kalau harga belum turun, mereka belum impor. Jalan keluarnya gimana? Jalan keluarnya nanti akan dipelajari Bapanas untuk disesuaikan. Satu dua hari akan ada penyesuaian-penyesuaian,” katanya.
Zulkifli pun menjawab ketika ditanya apakah rapat kali ini juga membahas dampak konflik Israel-Hamas dalam kaitannya dengan harga pangan global dan pangan di dalam negeri. ”Memang, kita tidak spesifik menyebut Palestina-Israel. Tapi, konflik-konflik global itu memang disebut Bapak Presiden, termasuk Rusia-Ukraina,” ujarnya.
Demikian pula menyangkut perberasan di India. ”(Oleh) karena mau pemilu, bulan Mei kalau enggak salah, India itu berasnya lebih dari 4 juta. Ada 11 juta, (sebanyak) 7 juta cadangan, tapi 4 juta itu ditahan agar harga dalam negerinya murah, gitu. Beberapa negara juga melakukan hal yang sama mengenai pangan, mungkin karena perubahan iklim dan lain-lain juga,” tutur Zulkifli.
Pemerintah pun menyikapi hal tersebut. ”Demikian pula dengan El Nino, musim kemarau panjang, ada mundur sedikit panen kita, harusnya Maret jadi Mei. Kalau mundur, artinya perlu cadangan, buffer stock. Jadi, harus betul-betul kita akan lihat perkembangan minggu ke minggu (agar) jangan sampai terlambat dan mengambil keputusan yang terlambat,” tutur Zulkifli.