Komitmen Menuju Rantai Pasok Hijau
Dalam lima tahun ke depan investasi sebesar 350 juta Euro akan digelontorkan DHL Supply Chain ke beberapa negara di Asia Tenggara untuk membangun rantai pasok yang ramah lingkungan.
Dalam bayangan banyak orang, sebuah gudang adalah tempat menyimpan barang yang kesannya penuh aneka barang, berdebu, dan acak-acakan penuh kesemrawutan. Kondisi itu yang sering membuat orangmalas masuk gudang, apalagi kalau harus mencari barang di dalamnya.
Asumsi gudang yang semrawut tersebut tak akan ditemui saat kita masuk ke gudang yang dikelola salah satu perusahaan logistik terkemuka dunia DHL. Gudang tersebut berada di bawah operasional anak usaha yang bergerak di bisnis rantai pasok DHL Supply Chain di Penang, Malaysia.
Udara sejuk dengan sirkulasi terjaga membuat siapapun yang masuk gudang tak merasa gerah dan pengap.
Dalam kesempatan kunjungan beberapa media di Asia Tenggara ke fasilitas DHL Supply Chain Logistic Hub 4 Penang, Selasa (17/10/2023), kesan kumuh sebuah gudang langsung sirna.
Udara sejuk dengan sirkulasi terjaga membuat siapapun yang masuk gudang tak merasa gerah dan pengap. Padahal rak-rak besi dengan tinggi mencapai 15 meter memenuhi ruangan. Dalam rak yang bersekat-sekat itu, tersusun brang-barang dalam kemasan kayu dan plastik yang rapi.
Kode garis warna
Di lorong antara rak-rak besi tersebut, sebuah forklift mondar-mandir beroperasi memindahkan barang dengan seorang operator yang mengendalikan. Untuk gudang ini, DHL sudah memiliki sistem dalam menempatkan barang-barang dengan sistem semi robotik.
Teknologi canggih diterapkan dalam operasionalnya. Jika kita membutuhkan barang untuk diambil, tinggal memindai kode batang atau kode respon cepat ke sensor robot. Selanjutnya, forklift akan segera bergerak kearah tempat penyimpanan dan mengambilkan barang sesuai yang kita inginkan.
Meski ada petugas yang memandu menaruh barang, terlihat setiap barang yang akan ditaruh di tumpukan rak sudah terdata dan tersistem sehingga tidak salah.
Dengan sensor di bawah yang membaca garis tersebut, forklift robotik akan bergerak sesuai arah garis yang sudah diatur jalurnya.
Di lantai gudang terdapat garis batas tersusun rapi dengan beberapa warna. Garis dengan tebal 5 hingga 10 sentimeter tersebut membatasi kaki-kaki rak di sepanjang lorong dan di ujung lorong.
Rupanya garis yang dibuat dengan cat khusus tersebut menjadi panduan robot bekerja. Dengan sensor di bawah yang membaca garis tersebut, forklift robotik akan bergerak sesuai arah garis yang sudah diatur jalurnya.
Selain forklift semi robotikyang digunakan untuk memindahkan dan mengambil barang berukuran besar dan berat, juga ada robot kecil yang ikut dioperasikan. Robot itu tingginya satu meter.
Berbentuk kotak dengan keranjang di atasnya, robot ini layaknya asisten karyawan yang bertugas mencari barang. Robot itu akan mengikuti ke mana pun karyawan bergerak sehingga saat barang yang dicari ketemu, karyawan dengan mudah bisa menaruh di keranjang.
Gambaran gudang modern penuh teknologi seperti ini menjadi hal yang kini lazim ditemui di fasilitas pergudangan milik DHL. General Manager Operation DHL Supply Chain Malaysia, Viknesvaran Katherason, mengatakan gudang ini sangat efisien karena hanya mempekerjakan 50 orang.
Kami membangun gudang seperti ini di Penang karena di sini dekat dengan industri.
Gudang sudah menggunakan teknologi semi robotik dan mengutamakan kendaraan listrik untuk alat berat. Saat ini, ada 4 gudang DHL Supplay Chain di Penang. “Kami membangun gudang seperti ini di Penang karena di sini dekat dengan industri,” kata Viknesvaran saat menjelaskan alasan DHL berinvestasi di Penang.
Saat ini, DHL juga sedang membangun satu gudang lagi untuk Hub 5, tak jauh dari Hub 4. Lokasinya juga di kawasan industri Penang. Gudang tersebut akan menjadi pelopor penggunaan sistem penyimpanan dan pengambilan palet otomatis penuh. Selain itu juga akan dilengkapi teknologi robotika barang ke orang untuk menangani pengambilan komponen kecil.
“Biaya operasional gudang kami tergantung permintaan pelanggan. Semakin kompleks pekerjaan di gudang dan semakin canggih teknologinya, maka semakin besar biayanya. Apa pun yang diinginkan pelanggan kami akan memfasilitasi dengan teknologi,” ujar Viknesvaran meyakinkan.
Investasi di Asia Tenggara
Inovasi penggunaan teknologi robotik canggih merupakan bagian dari investasi DHL Supply Chain untuk memperkuat rantai pasok di Asia Tenggara. Dalam lima tahun ke depan, investasi senilai 350 juta Euro akan digelontorkan ke beberapa negara di kawasan ini.
CEO DHL Supply Chain, Oscar de Bok, mengatakan, meskipun saat ini kondisi pasar masih lemah pascapandemi, perusahaannya berkomitmen tetap berinvestasi untuk tetap menjadi yang terdepan. “Salah satu elemen besar rantai pasok masa depan adalah ketangkasan untuk merespon perubahan dengan cepat,” katanya.
Oscar menambahkan, Asia Tenggara dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi pasar potensial untuk rantai pasok. Selain itu, adanya perjanjian perdagangan bebas China-ASEAN menjadi salah satu pemikat investasi. Investasi baru tersebut akan digunakan untuk memperluas gudang, mengembangkan solusi digital, dan melatih karyawan untuk mengoptimalkan fasilitas itu.
Baca juga: Rantai Pasok ASEAN Pikat Investasi Asing
Sementara itu, CEO DHL Supply Chain Asia Tenggara, Andries Retieff memaparkan, dari investasi senilai 350 juta Euro tersebut akan di bagi untuk memperkuat rantai pasok di beberapa negara. Selain pusat logistik seluas 18.000 meter persegi di Penang, investasi itu juga untuk membangun fasilitas built-to-suit seluas 50.000 meter persegi di Filipina.
Di Indonesia, DHL akan memperluas gudang dengan menambah luas 40.000 meter persegi untuk fasilitas DHL Maheswara Green Logistics di Jawa Barat. Proyek ini diperkirakan rampung di akhir 2023.
Dengan nilai investasi sebesar 25 juta Euro, fasilitas gudang akan menitikberatkan pada keberlanjutan lingkungan dengan penggunaan fitur-fitur seperti panel surya, lampu LED dengan sensor gerak, dan pengumpulan air hujan.
Selain di Jawa Barat, DHL mempertimbangkan memperluas hub logistik ke wilayah lain seperti Surabaya, Balikpapan, Batam, dan Palembang.
Selain di Jawa Barat, DHL mempertimbangkan memperluas hub logistik ke wilayah lain seperti Surabaya, Balikpapan, Batam, dan Palembang. Batam menjadi alternatif banyak perusahaan karena kedekatannya dengan Singapura.
Di luar perluasan gudang, juga akan dikembangkan Sistem Manajemen Gudang (WMS) dengan mengenalkan teknologi lain seperti toko mobil, sistem penyimpanan dan pengambilan otomatis (ASRS) untuk palet dan barang berukuran besar, serta kendaraan berpemandu otomatis.
Pasar terbesar
Menyinggung potensi pelanggan di Indonesia, Adries menyatakan bahwa Indonesia merupakan pasar terbesar DHL di kawasan untuk ritel dan e-dagang. Selain itu pertumbuhan bisnis telekomunikasi dan otomotif juga tinggi.
Seiring dengan perluasan operasional, DHL Supply Chain Indonesia akan merekrut sekitar 500 tenaga kerja baru di tahun 2024 dengan fokus utama pada pergudangan dan layanan bernilai tambah. Pusat pelatihan di Bandung, Semarang, dan Cikarang akan memberikan peningkatan keterampilan serta memastikan karyawan mengikuti perkembangan standard industri.
Seiring dengan perluasan operasional, DHL Supply Chain Indonesia akan merekrut sekitar 500 tenaga kerja baru di tahun 2024 dengan fokus utama pada pergudangan dan layanan bernilai tambah.
Sejalan dengan langkah global menjalankan distribusi logistik yang ramah lingkungan, DHL Group di Indonesia akan memperluas penggunaan armada kendaraan listrik (EV). Targetnya, 11 kendaraan pada 2025.
Langkah ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Dengan berbagai upaya tersebut, ambisi untuk menjadi perusahaan logistik dengan netral karbon pada 2030 merupakan keniscayaan.