Pengembangan Tempat Isi Listrik dan Pabrik Perakitan Akan Dorong Populasi Motor Listrik
Infrastruktur pendukung seperti tempat isi daya listrik harus dikembangkan sejalan dengan pengembangan pabrik perakitan motor listrik.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Untuk mendorong pertumbuhan populasi motor listrik diperlukan pengembangan seiring sejalan antara pertumbuhan jumlah tempat isi daya listrik dan pertumbuhan perakitan motor listrik. Sebab, warga atau konsumen perlu dukungan ekosistem dan layanan purnajual yang memadai agar tertarik beralih menggunakan motor listrik dari motor berbahan bakar.
Ketua Umum Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setyadi mengatakan, salah satu yang kerap jadi diskusi di kalangan masyarakat untuk beralih ke motor listrik adalah masih minimnya ekosistem dan infrastruktur pendukung. ”Kalau sudah punya motor listrik, lalu isi energi listrik dimana? Seperti mobil bahan bakar, isi bensinnya di pom bensin,” ujar Budi dihubungi Kamis (9/11/2023).
Di sisi lain, memang pengembangan ekosistem dan infrastruktur penunjang itu juga menantikan perkembangan jumlah populasi motor listrik. Sebab, percuma mengembangkan infrastruktur kalau tidak ada penggunanya. Maka, perlu juga pengembangan dari pabrikan perakitan motor listrik di Tanah Air.
Berangkat dari hal itu, Budi mengatakan, pengembangan ekosistem dan infrastruktur penunjang dengan pengembangan pabrikan perakitan motor listrik harus seiring sejalan. ”Ini harus tumbuh bersamaan karena saling menunjang,” ujar Budi.
Ia menjelaskan, untuk motor listrik saat ini ada dua cara untuk mengisi energi listriknya. Yang pertama dengan mengisi energi listrik motornya di stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Ini sudah tersebar di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan fasilitas publik. Pemilik kendaraan juga bisa mengisi daya listrik motornya di rumah.
Cara yang kedua adalah dengan mengganti baterai listrik motornya di stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU). Warga bisa mengganti baterai listrik yang habis dengan baterai berdaya penuh yang telah tersedia di SPBKLU. Adapun SPBKLU saat ini juga sudah mulai tersedia di SPBU dan di halaman parkir toko-toko ritel.
Bedanya, SPBKLU biasanya disediakan oleh perusahaan merek motor listrik tersebut, sedangkan SPKLU biasanya dikelola oleh Pertamina dan atau PLN.
Makin banyaknya jumlah SPBKLU dan SPKLU diharapkan juga makin meningkatkan minat dan edukasi masyarakat akan motor listrik.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, seperti disampaikan Budi, motor listrik yang saat ini sudah berada di jalan raya berjumlah sekitar 70.000 unit. Mereka tersebar di sejumlah kota besar di Indonesia.
Saat ini terdapat 38 merek motor listrik yang terdaftar menjadi anggota Aismoli. Adapun yang sedang mengurus perizinan di Kementerian Perindustrian sebanyak 42 merek dan di Kementerian Perhubungan sebanyak 52 merek.
Dari jumlah tersebut, lanjut Budi, saat ini ada 16 pabrikan yang sudah melakukan perakitan di dalam negeri dengan kapasitas produksi terpasang penuh 100.000 unit per bulan. Adapun tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sekitar 40 persen.
Budi mengatakan, proyeksi ke depan industri ini akan cerah. Ia memperkirakan akan semakin banyak investasi yang masuk di bidang perakitan dan pengembangan ekosistem pendukung. Ini bisa menyerap tenaga kerja dan mendorong pengembangan industri manufaktur dalam negeri.
Bersamaan
Pentingnya pengembangan ekosistem pendukung dengan pengembangan perakitan juga disampaikan oleh Managing Director Electrum Patrick Adhiatmadja. Ditemui pada acara peluncuran motor listrik Electrum dengan varian bernama H5, di Jakarta, Kamis, Patrick mengatakan, pengembangan ekosistem penunjang dan layanan purnajual sama pentingnya dengan pengembangan pabrik perakitan motor listrik.
Pengembangan kedua hal secara bersamaan ini diharapkan bisa meningkatkan populasi motor listrik di Tanah Air. Saat ini ada 125 juta unit kendaraan roda dua di Indonesia dengan penjualan sekitar 6 juta unit per tahun. Dari jumlah itu, penetrasi motor listrik baru 0,2 persen. Adapun pemerintah menargetkan penjualan motor listrik mencapai 13 juta unit pada 2023.
Pada Juni 2023, Electrum memulai pembangunan pabrik perakitan motor listrik di Cikarang, Jawa Barat. Pabrik ini akan siap beroperasi pada semester pertama 2025. Adapun kapasitas produksi pabrik ini berkisar 200.000-250.000 unit per tahun.
Pada saat yang sama, Electrum juga akan menambah jumlah SPBKLU yang saat ini sekitar 100 lokasi dan ditargetkan menjadi lebih dari 1.000 lokasi pada 2024.
Electrum merupakan perusahaan patungan antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT TBS Energi Utama Tbk (TBS). Electrum akan fokus mengembangkan ekosistem kendaraan listrik roda dua dalam negeri dengan menggandeng beberapa pihak.