Bisnis Syariah Kian Berkembang, Kualitas SDM Perlu Ditingkatkan
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menekankan, arsitektur pendidikan mesti didorong untuk mampu mencetak SDM dengan keahlian dan keterampilan masa depan.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Indonesia disebut sebagai negara dengan institusi pendidikan keuangan syariah terbanyak. Namun, sebagian besar dari institusi pendidikan tersebut belum berakreditasi A. Pemerintah bertekad untuk terus menyiapkan dan mendongkrak kualitas sumber daya manusia untuk mendorong keuangan ekonomi syariah.
Hal ini diungkapkan Wakil Presiden Ma'ruf Amin ketika memberikan Orasi Ilmiah dalam sidang Senat Terbuka Universitas Islam Nusantara (Uninus) dalam rangka Wisuda Ke-67 dan Milad Ke-64, di Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (16/11/2023).
Wapres menambahkan, Indonesia juga menduduki peringkat ketiga dunia menurut Islamic Finance Development Indicator Tahun 2022, serta menjadi salah satu negara terbaik dalam pengelolaan ekonomi dan keuangan syariah.
Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional terus dipacu melalui sinergi lintas pemangku kepentingan. ”Saya berharap Uninus mampu memanfaatkan peluang ini dengan memperkuat pusat-pusat riset ekonomi syariah, serta melakukan revitalisasi secara terukur agar institusi dapat bergerak lincah dan terus adaptif merespons dinamika zaman,” ucap Wapres.
Pemerintah pun telah melakukan beberapa upaya untuk terus menggerakkan ekonomi dan keuangan syariah.
Di tingkat pusat, pemerintah telah membentuk Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah (KNEKS). Kemudian, di daerah-daerah, Komite Daerah Ekonomi Keuangan Syariah (KDEKS) juga terus dibentuk. Saat ini, KDEKS telah terbentuk di 24 dari 38 provinsi.
Wapres menegaskan bahwa pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang dimotori KNEKS dan KDEKS akan tetap berlanjut pada pemerintahan berikutnya setelah Pemilu 2024. Hal ini karena KNEKS dan KDEKS sudah menjadi institusi kenegaraan. Semua instrumennya juga sudah ada mulai dari keuangan syariah, industri halal, dan pengembangan usaha syariah.
”Pangan kita kembangkan. Zakat, infak, sedekah kita kembangkan. Seperti zakat itu sudah luar biasa menghilangkan kemiskinan, kemarin menghadapi Covid-19 ikut mengambil peran. Membantu Palestina, juga ikut memberi. Jadi, peran zakat itu sangat besar kontribusinya,” ucap Wapres.
Wapres menegaskan bahwa bisnis syariah mulai merambah ke berbagai sektor. Dengan demikian, kehadiran SDM di bidang ekonomi keuangan syariah menjadi penting. Menurut Wapres, pendidikan adalah kunci masa depan bangsa. Arsitektur pendidikan mesti didorong untuk mampu mencetak SDM dengan keahlian dan keterampilan masa depan.
Salah satu upaya pemerintah membangun kemaslahatan umat telah dituangkan dalam visi Indonesia Emas 2045. Bangsa Indonesia mesti bergegas mengerahkan segala potensi demografi, yakni jumlah angkatan kerja yang tinggi dan memiliki kecakapan digital. Tanpa upaya besar semua komponen bangsa, Indonesia justru akan melewatkan peluang meraih Indonesia Emas.
Oleh sebab itu, pendidikan tinggi menjadi salah satu faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi jangka panjang, pengembangan teknologi, serta peningkatan keahlian dan daya saing SDM. Visi dan misi pendidikan tinggi dikatakan tercapai jika institusi berhasil menginternalisasi nilai-nilai luhur pendidikan, sekaligus menghasilkan SDM yang siap mengisi lapangan pekerjaan terbaik.
Model pendidikan yang dikembangkan Uninus diharapkan dapat mengisi kebutuhan SDM di semua bidang pembangunan. ”Termasuk bidang ekonomi dan keuangan syariah yang juga menjadi fokus pemerintah saat ini,” ujar Wapres.
Sejalan dengan hal tersebut, Ketua Pengurus Yayasan Uninus Bandung KH Hasan Nuri Hidayatullah meminta para wisudawan untuk berkontribusi aktif bagi masyarakat.
”Jadilah manusia yang sebaik-baiknya manusia dengan karya dan kiprah yang bermanfaat untuk orang banyak. Lulusan yang menebar manfaat akan mengharumkan almamaternya,” tambahnya.