Perusahaan Pelayaran Bersiap Sambut Liburan Akhir Tahun
Perusahaan pelayaran telah membuka reservasi tiket bagi masyarakat yang akan menghabiskan liburan akhir tahun.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT Pelni (Persero) mempersiapkan puluhan ribu tiket penumpang untuk liburan Natal dan Tahun Baru 2024. Persoalan teknis perlu menjadi perhatian, di luar faktor eksternal yang dapat terjadi sewaktu-waktu saat berlayar.
Kepala Kesekretariatan Perusahaan Pelni Evan Eryanto mengatakan, penjualan tiket kapal dapat diperoleh mulai Jumat (17/11/2023) untuk seluruh tujuan di Indonesia. Tiket bisa dibeli melalui aplikasi dan situs resmi Pelni serta loket kantor cabang dan mitra penjualan tiket resmi.
Pelni menyediakan 26 kapal penumpang dan 42 kapal perintis dengan total kapasitas 51.296 kursi. BUMN itu menetapkan periode liburan Natal dan Tahun Baru mulai 11 Desember 2023 hingga 8 Januari 2024. Prediksinya, arus mudik terjadi pada 22 Desember 2023 dengan arus balik pada 4 Januari 2024.
”Khusus untuk calon penumpang yang berangkat dari Jakarta, Surabaya, dan Makassar, kami mengingatkan kembali hanya bisa memperoleh tiket secara online melalui Pelni Mobile Apps dan situs yang berlaku per 1 November 2023,” ujar Evan secara tertulis di Jakarta, Kamis (16/11/2023).
Sementara itu, penumpang dapat membeli tiket di loket kantor cabang Pelni, selain tiga kota yang telah disebutkan. Walakin, Evan mendorong masyarakat dapat bertransaksi secara daring.
Pelni memperkirakan, setidaknya ada 10 ruas terpadat. Ruas-ruas itu adalah Batam-Belawan, Belawan-Batam, Baubau-Makassar, Makassar-Baubau, Makassar-Surabaya, Batam-Tanjung Priok, Surabaya-Makassar, Jayapura-Biak, Balikpapan-Parepare, serta Sorong-Ambon.
Penjualan tiket secara daring juga diterapkan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). Pemesanan tiket daring dapat dilakukan melalui Aplikasi Ferizy. Pengguna dapat membeli tiket perjalanan 60 hari sebelum keberangkatan. Aplikasi tersebut telah dimanfaatkan lebih dari 1,8 juta pengguna.
Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin berharap reservasi daring dapat memperlancar pergerakan kendaraan di dalam pelabuhan. Selain itu, mobilitas pada tiap jam keberangkatan juga terkendali sesuai alokasi kapasitas dan zonasi area siap muat.
”Sebelum pemberlakuan Ferizy, arus kedatangan pengguna jasa saat golden time atau beban puncak menyebabkan antrean kendaraan, baik di dalam area pelabuhan maupun di area jalan raya,” ujar Shelvy.
Hingga November 2023, setidaknya 20 pelabuhan telah menerapkan sistem pemesanan daring. Beberapa di antaranya Pelabuhan Merak (Banten), Bakauheni (Lampung), Ketapang (Banyuwangi), Gilimanuk (Bali), Pagimana (Sulawesi Tengah), Gorontalo (Gorontalo), dan Kayangan (Nusa Tenggara Barat).
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) Kementerian Perhubungan telah memulai uji kelaiklautan kapal penumpang sejak 18 Oktober 2023. Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Hubla Antoni Arif Priadi mengatakan, apabila dari hasil pemeriksaan uji ditemukan ketidaksesuaian, pemilik kapal dapat memenuhi ketidaksesuaian tersebut hingga 30 November 2023.
”Apabila sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan belum juga dipenuhi, kapal dilarang beroperasi sampai ketidaksesuaian atau rekomendasi dipenuhi,” ujar Antoni, seperti dikutip dari siaran pers pada Jumat (20/10/2023).
Berkaca dari kebakaran kapal LCT Marina Bay di perairan Mandolang, Pulau Dua, Sulawesi Tengah, keselamatan perlu diprioritaskan. Selain itu, cara dapat mengelola kepanikan anak buah kapal (ABK) juga perlu dilakukan.
Direktur The National Maritime Institute Siswanto Rusdi berpendapat, manajemen kerumunan perlu diperkuat. Seluruh pihak wajib berlatih menghadapi situasi-situasi darurat.
Selain itu, persoalan kapal-kapal penumpang ini juga masih memanfaatkan armada tua. Sebagian armada telah berumur 20 tahun sehingga risiko kecelakaan makin tinggi. Beberapa kejadian mengisyaratkan jika kondisi kapal tak begitu baik. Akibatnya, terjadi mati listrik dan kebakaran.
”Kapal relatif muda atau baru, (sedangkan) kapal tua diistirahatkan. Keputusan ini sangat bergantung pada manajemen perusahaan. Kalau kapal penumpang maksimal usia 20 tahun, lebih dari itu sudah masuk ke zona rawan,” ujar Siswanto.
Pengawasan juga perlu diperkuat agar para petugas kapal tak memasukkan penumpang gelap. Hal ini berisiko mengakibatkan kelebihan beban, melebihi kapasitas kapal. Tidak hanya itu, dermaga-dermaga kecil perlu mendapat perhatian karena banyak yang tak beratap. Alhasil, penumpang tak nyaman di tengah kepadatan. Kondisi ini terjadi di Pelabuhan Kapal Pelni Selat Lampa, Natuna, Kepulauan Riau.
Faktor eksternal yang perlu diperhatikan, Siswanto menambahkan, akhir tahun dan awal tahun masih dalam musim hujan. Angin yang berembus juga cukup kencang sehingga gelombang pun tinggi.
”Perpaduan ini (kondisi armada kapal tua dan cuaca) yang sulit diramal. Ini yang di luar perkiraan manusia, di luar kemampuan forecasting pelaut,” katanya.
Pemerintah dan perusahaan pelayaran perlu mempersiapkan berbagai hal, baik teknis maupun sumber daya manusia petugas, agar bersiap menghadapi peningkatan mobilitas dengan baik. Sebab, apa pun yang terjadi, keselamatan tetap jadi prioritas utama.