KNKT Ingatkan Aspek Keselamatan Pelayaran Saat Libur Akhir Tahun
KNKT mencatat, 221 kecelakaan pelayaran terjadi selama 2007-2023. Sebanyak 135 kasus atau 61,1 persen, sangat serius.
JAKARTA, KOMPAS – JAKARTA, KOMPAS Operator pelayaran mulai mempersiapkan diri untuk menyambut libur Natal dan Tahun Baru. Pemenuhan aspek keselamatan menjadi sorotan utama untuk transportasi laut.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sub Komisi Investigator Kecelakaan Pelayaran Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Anggiat PTP Pandiangan, di Jakarta, Rabu (22/11/2023), menyatakan, aspek keselamatan dalam sektor pelayaran kerap terabaikan. Evaluasi kerap dilupakan sehingga masalah sama berulang setiap tahun.
Baca juga: Perusahaan Pelayaran Bersiap Sambut Liburan Akhir Tahun
Tingginya perputaran pejabat di Kementerian Perhubungan, menurut Anggiat, menghambat realisasi evaluasi dan perbaikan. Sebab, ketika pejabat terkait yang bertanggung jawab menindaklanjuti evaluasi, tak berapa lama ia digantikan orang lain sehingga menghambat koordinasi.
”Momen Natal dan Tahun Baru, Lebaran, setiap tahun ada. Namun, kesalahan-kesalahan yang sama berulang setiap tahun. Habis selesai momen ini, lupa lagi. Saat momen itu, hanya memprioritaskan caranya, yang penting dinamika lancar. Begitu lewat momen itu, lupa lagi permasalahan yang dibahas,” ujar Anggiat.
KNKT juga telah banyak memberikan rekomendasi pada berbagai pihak terkait kecelakaan kapal. Untuk itu, Anggiat mengimbau aspek keselamatan benar-benar diperhatikan dalam menyiapkan liburan akhir tahun ini.
221 kecelakaan
Berdasarkan data investigasi KNKT terhadap kecelakaan pelayaran, selama 2007 hingga Oktober 2023 terjadi 221 kecelakaan. Sebanyak 135 kasus atau 61,1 persen tergolong kategori sangat serius. Artinya, kecelakaan kapal mengakibatkan korban jiwa dan armada yang tak dapat beroperasi.
Jenis kecelakaan pelayaran beragam. Mayoritas kecelakaan adalah terbakar (33 persen), diikuti tenggelam (27 persen), tabrakan (20 persen), dan kandas (17 persen).
Sementara itu, kapal penumpang Ro-Ro (bisa mengangkut kendaraan dan penumpang) dan kapal kargo mendominasi jenis kapal yang paling banyak diinvestigasi KNKT. Menyusul kemudian adalah kapal penumpang, tanker, dan kontainer.
Baca juga: Kemenhub Prediksi 107,63 Juta Orang Liburan Akhir Tahun
Menjelang liburan, operator pelayaran mengajukan dispensasi pada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menambah kapasitas penumpang. Permintaan diterima ketika syarat-syarat untuk menambah fasilitas keselamatan, seperti jaket pelampung dan rakit dipenuhi.
Anggota investigator pelayaran KNKT lainnya, Agnesia, menambahkan, selama ini mayoritas kapal berlebih kapasitas. Hal ini juga diakibatkan masyarakat yang memaksa untuk naik ketika kapal sudah tampak penuh.
Operator kapal, kata Agnesia, kerap tak menulis secara jujur siapa saja yang naik kapal melalui aplikasi. Perilaku ini juga yang memicu kapal kelebihan kapasitas karena data yang tercatat dengan kondisi lapangan berbeda.
”Pemerintah pusat perlu melibatkan pemerintah daerah dan lembaga swadaya masyarakat untuk menyosialisasikan manajemen keselamatan di transportasi laut. Upaya ini penting karena regulasi yang rapi tetap tak efektif ketika pelaksanaan di lapangan terhambat karena beragam faktor lain, termasuk rendahnya kesadaran masyarakat,” katanya.
Baca juga: Diprediksi Ada Dua Puncak Arus Mudik dan Balik di Akhir TahunDirektur Komersial dan Pelayanan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Yusuf Hadi mengatakan, pihaknya jauh hari telah mempersiapkan libur akhir tahun ini. Sebagai agenda tahunan, badan usaha milik negara ini telah memetakan titik tumpu konsentrasi nasional untuk angkutan Natal dan Tahun Baru.
”Seluruh lintasan (ASDP) melaksanakan Natal dan Tahun Baru, kami tetap siapkan dan mengantisipasi yang bukan titik (kepadatan) Natal dan Tahun Baru. Namun, karena ini libur panjang, kami siapkan kapal di 207 lintasan,” ujarnya.
Dalam 207 lintasan yang disiapkan, ASDP memiliki 176 kapal yang siap beroperasi dalam libur Natal dan Tahun Baru.
Dalam 207 lintasan yang disiapkan, ASDP memiliki 176 kapal yang siap beroperasi dalam libur Natal dan Tahun Baru. Jumlah itu masih akan disokong armada dari anak usahanya, PT Jembatan Nusantara dengan 53 kapal.
Koordinasi ASDP dengan para operator swasta terus dilakukan. Langkah-langkah antisipasi telah disiapkan, apalagi setelah Kemenhub menyampaikan hasil risetnya terkait pergerakan orang pada masa libur Natal dan Tahun Baru kali ini.
107,63 juta orang
Kemenhub memprediksi pergerakan 107,63 juta orang pada libur akhir 2023 hingga awal 2024. Jumlahnya meningkat 143,7 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu.
Pergerakan masyarakat tetap didominasi kendaraan darat. Namun, kapal penyeberangan tetap akan jadi moda pilihan bagi sebagian masyarakat. Kapal penyeberangan akan dimanfaatkan 6 persen responden diikuti kapal laut 3,4 persen.
Survei ini dilakukan menggunakan metode penyebaran kuesioner secara daring melalui aplikasi Whatsapp, Instagram, dan SMS Blast. Kuesioner ini mencakup 44.000 responden dengan periode pengisian 26 Oktober 2023 hingga 2 November 2023.
K epadatan tinggi diperkirakan terjadi di Pelabuhan Ketapang (Jawa Timur)-Gilimanuk (Bali).
Yusuf mengatakan, kepadatan tinggi diperkirakan terjadi di Pelabuhan Ketapang (Jawa Timur)-Gilimanuk (Bali). Sebab, Pulau Dewata itu menjadi salah satu pusat wisata di Indonesia.
”Ada antisipasi-antisipasi, perbantuan kapal ukuran besar di saat jadwal padat. Di Ketapang-Gilimanuk sudah ada arahan dari Kemenhub untuk memperbantukan kapal-kapal ukuran besar,” katanya.
Selain itu, pergerakan tinggi juga diprediksi terjadi di Pelabuhan Padangbai (Bali)-Lembar (Nusa Tenggara Barat/NTB). Langkah antisipasi pergerakan dari Jawa ke Bali serta ke Indonesia bagian timur diupayakan.
Masyarakat kini dapat berangkat dari Pelabuhan Jangkar, Situbondo (Jawa Timur) untuk langsung ke Lombok, NTB. Mereka tak perlu lagi berangkat dari Banyuwangi melewati Bali untuk ke Lombok.
”Sehingga titik tumpu di Bali sebagai kawasan wisata bisa lebih berkurang kepadatannya dan kelancaran logistik bisa terjamin,” ujar Yusuf.
Baca juga: Waspadai Potensi Kecelakaan Jelang Akhir Tahun
Upaya memecah kepadatan pergerakan masyarakat juga dilakukan dengan kemunculan destinasi wisata baru di Pelabuhan Bakauheni (Lampung). Para wisatawan dapat berkunjung ke kawasan Bakauheni Harbour City.
Setidaknya ada 12 titik yang dipantau secara nasional di seluruh Indonesia. Titik itu termasuk Danau Toba (Sumatera Utara), Bitung (Sulawesi Utara), Manado (Sulawesi Utara), serta Ternate (Maluku Utara).