Di Tengah Keterbatasan, Wapres Dorong Pebisnis Halal Slowakia Terus Berinovasi
Pebisnis halal Slowakia didorong terus berkomitmen. Wapres Amin optimistis Slowakia bisa menjadi ”hub” industri halal.
Oleh
SUHARTONO
·3 menit baca
BRATISLAVA, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin mendorong pelaku bisnis halal di Slowakia untuk terus berkomitmen dan berinovasi menjalankan bisnisnya di tengah keterbatasan yang ada. Dengan perkembangan ekonomi di Eropa saat ini, pebisnis Slowakia memiliki potensi besar untuk menjadi hub industri halal di kawasan Eropa Tengah dan negara sekitarnya.
”Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini diperkirakan 1,94 miliar orang atau seperempat dari total populasi dunia. Di Eropa, umat Muslim tercatat sekitar 50,3 juta orang dan menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di Eropa,” ujar Wapres Amin pada Pertemuan dengan Islamic Foundation dan Pebisnis Halal di Grand Hotel River Park, Bratislava, Slowakia, Minggu (26/11/2023) siang waktu setempat atau sore waktu Jakarta.
Menurut Wapres, dari laporan Situasi Ekonomi Islam Global menyebutkan, pada tahun 2021, umat Muslim di seluruh dunia menghabiskan sekitar 2 triliun dollar AS untuk makanan, obat-obatan, kosmetik, fashion, travel, dan media.
”Populasi Muslim yang besar ini pun memberi arti bahwa ada kebutuhan yang besar dan berkelanjutan untuk produk-produk halal. Untuk itu, potensi strategis ini harus dimanfaatkan agar produk halal di Slowakia dapat semakin berkembang dan dapat diterima di pasar global. Terus berkomitmen menjalankan bisnis halal di tengah keterbatasan yang ada,” kata Wapres.
Dalam acara itu, Wapres didampingi sejumlah jajarannya, seperti Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Suprayoga Hadi, Deputi Bidang Administrasi Sapto Harjono Wahjoe Sedjati, serta Juru Bicara dan Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi.
Adapun Yayasan Islam Slowakia diwakili Direktur Yayasan Mohamad Safwan Hasna beserta staf dan perwakilan pelaku usaha lainnya.
Populasi Muslim yang besar ini pun memberi arti bahwa ada kebutuhan yang besar dan berkelanjutan untuk produk-produk halal.
Dalam kesempatan itu, Safwan Hasna mengakui masih adanya keterbatasan dalam pengembangan produk halal di Eropa relatif sulit, dan belum banyak dilegalisasi. Penyebab itu di antaranya masih adanya islamofobia dan gerakan Islam radikal.
”Untuk itu, kami mengapresiasi adanya masukan dari Wapres. Kehadiran Wapres sangat diharapkan bagi Muslim Slowakia dalam kondisi seperti saat ini untuk dapat terus bertahan dan mengembangkan bisnis halal,” tuturnya.
Awal kerja sama
Kehadirannya di ibu kota Slowakia, kata Wapres Amin, dapat menjadi awal kerja sama Indonesia dan Slowakia di sektor industri halal yang membawa kemaslahatan bagi ekonomi kedua negara dan masyarakat.
”Saya jugaingin mendorong kerja sama produk halal antara Indonesia dan Slowakia, serta berbagi ilmu mengenai industri halal yang selama ini dijalankan di Indonesia,” kata Wapres.
Ia pun mengajak para pelaku usaha halal Slowakia untuk datang berinvestasi produk halal ke Indonesia. Dengan demikian, hubungan ekonomi kedua negara dapat semakin ditingkatkan melalui industri halal. ”Saya mengundang pebisnis Slowakia untuk berkunjung ke Indonesia, terutama pada Halal Expo 2024, guna menjajaki peluang perdagangan dan investasi produk halal,” kata Wapres.
Di bidang ekonomi, Wapres menambahkan, selama ini, Indonesia mengembangkan dua sistem ekonomi, yaitu sistem ekonomi syariah dan sistem ekonomi konvensional. Ekonomi syariah di Indonesia dibangun di atas fondasi ekonomi kemaslahatan dan menggunakan metodologi keagamaan yang valid, yakni mura’atu al-khilaf.
Sementara, di bidang pangan halal, Indonesia juga telah merumuskan standar produk halal berdasarkan cara berpikir yang moderat dan ilmiah. Indonesia bertekad menjadi global industri halal.