Menyisir Peluang dan Risiko di Musim Pancaroba
Kompas akan menurunkan 20 laporan tentang prediksi lakon ekonomi 2024, mulai 23 Desember 2023 hingga 13 Januari 2024.
Seperti apa perekonomian Indonesia pada 2024? Sejumlah variabel, eksternal dan internal, akan menentukan.
Dari eksternal, politik internasional yang sedang mencari keseimbangan baru akan berpengaruh besar. Dari internal, hasil Pemilu 2024 akan menjadi salah satu titik tolak arah ekonomi Indonesia ke depan.
"2024 adalah tahun pemilu atau pilpres. Para pengusaha biasanya mengantisipasi bahwa pemerintah akan masuk masa transisi lalu demisioner sehingga keputusan-keputusan yang sifatnya strategis biasanya akan ditunda setelah pemerintahan yang baru ada," kata seorang pengusaha.
Perencanaan baik, termasuk mitigasi tantangan dan peluang, akan membawa ekonomi suatu unit usaha atau bahkan negara pada jalur aman.
Perkiraan atau proyeksi penting untuk merencanakan keputusan personal hingga kebijakan bisnis atau usaha dari level usaha kecil, menengah, hingga besar. Perencanaan baik, termasuk mitigasi tantangan dan peluang, akan membawa ekonomi suatu unit usaha atau bahkan negara pada jalur aman. Syukur-syukur, unit usaha itu bisa mengambil peluang, apa pun situasinya.
Kajian Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan per November 2023 menyebutkan, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 mengarah ke 5,1 persen atau sedikit di bawah target 5,2 persen. Pada 2024, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen.
Sementara proyeksi Bank Dunia tak seoptimistis itu. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 2024-2026 rata-rata 4,9 persen. Jika tahun ini realisasinya mengarah ke 5 persen, Indonesia akan masuk jalur pertumbuhan yang melambat selama tiga tahun ke depan.
Namanya proyeksi, bisa tepat, tapi bisa juga meleset. Meleset pun bisa dua arahnya, di bawah target atau di atas target. Namun, apa pun realisasinya nanti, satu hal yang hampir pasti, perekonomian global akan melambat. Seperti halnya perekonomian negara-negara lain, Indonesia akan terpengaruh.
Politik internasional tengah mencari keseimbangan baru. Demikian pula dengan ekonomi global sebagai rentetannya.
Dana Moneter Internasional (IMF) dalam kajian pada November 2023 memperkirakan pertumbuhan ekonomi global 2023 sebesar 3 persen. Untuk 2024, proyeksinya melambat menjadi 2,9 persen. Perhitungan ini didasarkan atas perekonomian dunia yang masih terus bergejolak dan serba tidak pasti.
Persoalan geopolitik yang mengeras akan membuat perekonomian dunia bergejolak. Sementara itu, kompetisi Amerika Serikat-China yang makin sengit, termasuk perang ekonomi di antara dua adidaya itu, akan menentukan langgam perekonomian global setidaknya satu dekade ke depan.
Politik internasional tengah mencari keseimbangan baru. Demikian pula dengan ekonomi global sebagai rentetannya. Inilah pancaroba alias musim peralihan yang serba tidak menentu.
Ada catatan penting jika proyeksi Bank Dunia soal pelambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut diletakkan pada lintasan waktu yang lebih panjang, yakni bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia minimal tiga tahun ke depan diperkirakan memasuki jalur di bawah 5 persen. Jika ini betul, artinya Indonesia ”pindah gigi” ke level pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.
Selama 2014-2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kurang 5 persen per tahun. Sepuluh tahun sebelumnya rata-rata 6 persen per tahun.
Proyeksi ini menjadi alarm bahwa pola yang berlangsung selama sepuluh tahun terakhir, termasuk beberapa tahun ke depan, justru melambat dan di bawah kecepatan yang dibutuhkan untuk menuju Indonesia maju pada 2045! Berdasarkan kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Indonesia minimal tumbuh rata-rata 6 persen per tahun untuk naik kelas dari negara berpendapatan menengah ke atas.
Indonesia minimal tumbuh rata-rata 6 persen per tahun untuk naik kelas dari negara berpendapatan menengah ke atas.
Harian Kompas akan menggali dinamika-dinamika ekonomi penting dan menarik yang akan terjadi pada 2024 sebagai salah satu referensi pengambilan keputusan audiens. Agar lebih spesifik, Kompas akan mengulas per sektor.
Laporan akan diramu dari sejumlah sumber relevan. Di antaranya pandangan dan perhitungan para pelaku usaha, kebijakan sektoral, kajian tematis dari lembaga-lembaga, pendapat akademisi, dan aspirasi masyarakat sipil.
Pertanyaan kuncinya lebih kurang adalah apa lakon utama atau menarik berikut peluang dan tantangannya di masing-masing sektor pada 2024? Ini semua dibingkai dalam tema besar, yakni ”Menyisir Peluang Sektoral di Tengah Risiko Pelambatan Ekonomi Global 2024”.
Harian Kompas akan menurunkan 20 laporan, mulai 23 Desember 2023 hingga 13 Januari 2024. Satu laporan sektoral tayang per hari di harian Kompas ataupun Kompas.id.
Harian Kompas akan menurunkan 20 laporan, mulai 23 Desember 2023 hingga 13 Januari 2024.
Berbagai tema akan diangkat, misalnya perdagangan internasional, pasar modal, energi baru dan energi terbarukan, serta penyaluran pendanaan berbasis ESG (lingkungan, sosial, dan tata kelola). Ada pula tema bank digital, pasar tenaga kerja, cukai, perikanan berkelanjutan, pangan, dan kelanjutan divestasi saham tambang.
Tak ketinggalan juga tema pariwisata, mobil listrik, tips investasi, kredit manufaktur, bisnis perusahaan teknologi, serta ketimpangan dan kemiskinan. Tema properti dan kawasan perkotaan, transportasi, dan industri barang elektronik juga akan disajikan. Salam 2024!