Raksasa Teknologi China-Singapura Akan Dikte E-dagang Asia Tenggara
Manuver raksasa teknologi China dan Singapura akan mendikte dan memperebutkan e-dagang Asia Tenggara pada 2024.
JAKARTA, KOMPAS — Manuver dan pertarungan antara raksasa teknologi dari China dan Singapura akan menentukan tren e-dagang Asia Tenggara pada 2024. Persaingan ketat para raksasa teknologi itu dalam memperebutkan pasar e-dagang Asia Tenggara yang besar akan membentuk lanskap dan dinamika e-dagang kawasan.
Perusahaan analisis mahadata pasar e-dagang Cube Asia, dalam Cube Pulse Report 2023, yang dirilis akhir Desember 2023, menyebutkan, konvergensi layanan bermedia sosial dan e-dagang dalam satu platform menjadi satu dari lima tren e-dagang yang diprediksi semakin berkembang pada 2024 dan seterusnya di Asia Tenggara.
Baca juga: Permendag No 31/2023 Tetapkan 6 Model Bisnis Perdagangan Daring
Dulu, media sosial dan platform lokapasar di Asia Tenggara beroperasi dengan caranya sendiri-sendiri. Masing-masing menyelenggarakan layanan unik. Belakangan, media sosial dan platform lokapasar mengaburkan fungsi asal mereka.
Dalam laporannya, Cube Asia menyebutkan, 25 persen e-dagang di Asia Tenggara sekarang dikaitkan dengan perdagangan sosial (social commerce). Pemain lokapasar, seperti Shopee dan Lazada, mengintensifkan upaya streaming penjualan.
Baca juga: Tiktok Akan Ambil Alih Saham Mayoritas Tokopedia
Kemunculan Tiktok Shop mendorong merek global membuat konten komersial untuk penjualan langsung dan menjadikan perdagangan sosial sebagai aspek penting dalam menjaga hubungan dengan konsumen pada 2024. Tiktok Shop berbasis di China.
Tren lain yang masih berkaitan adalah kelanjutan pengumuman penggabungan Tiktok Shop ke Tokopedia. Jika sinergi keduanya berjalan lancar, berarti akan terjadi sinergi kekuatan konten Tiktok dan infrastruktur yang sudah Tokopedia miliki, seperti pembayaran dan logistik. Keduanya layak dicermati karena akan membentuk lanskap pasar e-dagang baru di Indonesia pada 2024.
Rugi demi tumbuh
Tren kedua adalah bagaimana Shopee, perusahaan yang berbasis di Singapura, menyeimbangkan antara pertumbuhan dan profitabilitas. Setelah hampir satu dekade merugi, tahun 2023 menandai tonggak penting bagi Shopee dan perusahaan induknya, Sea Ltd, karena membukukan pendapatan bersih. Masing-masing membukukan 87 juta dollar AS dan 331 juta dollar AS selama dua triwulan berturut-turut.
Akan tetapi, mulai triwulan III-2023, Shopee diduga memilih mengorbankan profitabilitas karena memprioritaskan tumbuh dan mengamankan pangsa pasarnya dari pesaing, seperti Tiktok Shop. Akibatnya, Shopee merugi 144 juta dollar AS pada triwulan III-2023. Cube Asia memperkirakan lokapasar tersebut akan tetap berjuang menyeimbangkan cara meraih untung dan pertumbuhan.
Baca juga: ”Project S” Tiktok Akan Datang, Seberapa Besar Ancamannya?
Tren ketiga adalah tentang pergerakan Lazada dan Alibaba di pasar e-dagang Asia Tenggara pada 2024. Alibaba berbasis di China. Tahun lalu, Alibaba yang berinvestasi di Lazada telah mengumumkan rencana restrukturisasi dengan membagi bisnisnya ke dalam enam bagian.
Salah satunya adalah unit bisnis Grup Perdagangan Digital Internasional (AIDC) untuk mengawasi Lazada, Alibaba, Trendyol, Miravia, dan Daraz. Rencana restrukturisasi yang semula akan dipakai untuk penawaran saham perdana ke publik, tetapi mundur karena alasan perubahan dan penghematan manajemen.
Kompetisi di pasar e-dagang semakin intens, terutama di Indonesia dan Vietnam.
Lazada tetap akan menjadi pemain kunci bagi unit AIDC karena Alibaba sudah menyuntikkan tambahan 1,8 miliar dollar AS ke Lazada pada 2023. Kompetisi di pasar e-dagang semakin intens, terutama di Indonesia dan Vietnam. Lazada diperkirakan Cube Asia akan bertarung.
Alibaba.com, yang selama ini menjadi platform e-dagang untuk segmen bisnis ke bisnis (B2B), mengumumkan telah meluncurkan Festival Tahun Baru Imlek untuk pertama kali bagi pasar Asia Tenggara. Festival ini akan berlangsung hingga 29 Januari 2023. Dalam siaran pers, Rabu (3/1/2024), Head of Southeast Asia Alibaba.com Roger Luo mengatakan, salah satu promosinya berupa diskon 50 persen biaya pengiriman ke Indonesia.
Lintas negara
Tren keempat adalah pergerakan platform e-dagang lintas batas negara. Masyarakat Asia Tenggara tidak asing dengan platform seperti itu. Salah satu platform yang memfasilitasi adalah Temu, bagian dari Pinduoduo asal China. Temu sudah beroperasi di AS, Australia, negara-negara Eropa, Malaysia, dan Filipina sejak 2023.
Direktur Ekonomi Digital di Center of Economics and Law Studies Nailul Huda di Jakarta, Rabu (3/1/2024), berpendapat, pasar e-dagang Indonesia cukup besar dengan tingkat konsumsi tinggi. Untuk bisa bersaing, platform yang menyediakan layanan e-dagang harus mempunyai strategi bakar uang.
Baca juga: Menimbang Larangan Berdagang di Media Sosial
Apalagi, kebanyakan konsumen Indonesia masih tergolong sensitif harga. Mereka akan mempertimbangkan sekali harga sebelum memutuskan membeli barang. Tidak heran jika banyak platform yang memfasilitasi e-dagang masuk-keluar ataupun lahir-berguguran di Indonesia.
”Dengan informasi yang sangat terbuka seperti sekarang, konsumen bisa membandingkan harga dengan sangat mudah. Apabila ada platform lokapasar memutuskan menggunakan strategi segmented (khusus menjual kategori barang tertentu) masih akan kurang ’gigit’ jika tidak diimbangi dengan promo,” ujar Nailul.
UMKM
Koordinator Peneliti Pusat Masyarakat Digital (CfDS) Universitas Gadjah Mada (UGM) Amelinda P Kusumaningtyas berpandangan, di tengah-tengah ketatnya persaingan platform penyedia e-dagang, masih banyak konsumen dan pelaku UMKM belum sadar mengenai cara kerja platform, terutama sistem algoritma yang dipakai.
Ada kemungkinan konsumen terpikat membeli barang secara tidak sadar karena dipengaruhi konten-konten yang didorong algoritma. ”Dengan sumber daya finansial yang terbatas, tidak semua UMKM bisa merekrut profesional di bidang media sosial untuk menggaet konsumen,” katanya.
Ketika fenomena live shopping marak di media sosial tahun lalu, Amelinda mengamati banyak UMKM mencoba ikut, tetapi hanya UMKM ataupun jenama besar yang sukses menghimpun traffic. Jika lokapasar menerapkan sistem berbayar untuk mendorong konten barang yang dijual, UMKM yang terbatas sumber dayanya akan terimpit.
Jika lokapasar menerapkan sistem berbayar untuk mendorong konten barang yang dijual, UMKM yang terbatas sumber dayanya akan terimpit.
CEO dan Co-founder Blibli Kusumo Martanto mengatakan, pihaknya mengambil pendekatan holistik. Salah satu wujudnya adalah membuka toko fisik di sejumlah kota agar memudahkan layanan belanja luring dan daring sekaligus (omnichannel). Dari sisi pergudangan dan logistik, Blibli menggunakan teknologi kecerdasan buatan agar mengurangi biaya dan waktu operasional gudang hingga pengiriman barang.
Head of Communications Tokopedia Aditia Grasio Nelwan mengatakan, bersama dengan Tiktok, Tokopedia berkomitmen memberikan program peningkatan kapasitas UMKM, dukungan pemasaran, dan pencitraan produk. Keduanya juga sepakat akan mendukung pelaku usaha lokal mempromosikan produknya di pasar internasional.