logo Kompas.id
EkonomiSawit Diandalkan untuk...
Iklan

Sawit Diandalkan untuk Perekonomian

Ketiga calon presiden dan wakil presiden berkomitmen untuk menjadikan kelapa sawit menjadi komoditas unggulan.

Oleh
AGUSTINUS YOGA PRIMANTORO
· 5 menit baca
Nara sumber Bincang Kompas "Urun Rembuk Bersama Stakeholder Sawit Indonesia", kiri ke kanan, Achmad Nur Hidayat (Tim Pemenangan Nasional Capres dan Cawapres 01), Danang Girindrawardana (Tim Pemenangan Nasional Capres dan Cawapres 03), Panji Irawan (Tim Pemenangan Nasional Capres dan Cawapres 02), dan Hamzirwan Hamid (moderator/wartawan Kompas) saat berbincang di Jakarta, Rabu (17/1/2024).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Nara sumber Bincang Kompas "Urun Rembuk Bersama Stakeholder Sawit Indonesia", kiri ke kanan, Achmad Nur Hidayat (Tim Pemenangan Nasional Capres dan Cawapres 01), Danang Girindrawardana (Tim Pemenangan Nasional Capres dan Cawapres 03), Panji Irawan (Tim Pemenangan Nasional Capres dan Cawapres 02), dan Hamzirwan Hamid (moderator/wartawan Kompas) saat berbincang di Jakarta, Rabu (17/1/2024).

JAKARTA, KOMPAS – Komoditas kelapa sawit akan menjadi salah satu unggulan bagi para pasangan calon presiden dan wakil presiden guna memacu laju pertumbuhan ekonomi mendatang. Upaya tersebut didukung dengan peningkatan tata kelola dan kepastian hukum melalui pembentukan dewan atau lembaga khusus yang berwenang langsung terhadap kelapa sawit.

Hal ini mengemuka dalam forum diskusi bertajuk “Urun Rembuk bersama Stakeholder Sawit Nasional” yang diselenggarakan oleh Harian Kompas, di Jakarta, Rabu (17/1/2023). Acara tersebut dihadiri oleh para pemangku kepentingan, antara lain Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin), dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir).

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Selain itu, turut hadir perwakilan Tim Nasional Pemenangan (Timnas) Anies-Muhaimin (Amin) Achmad Nur Hidayat, perwakilan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Panji Irawan, serta perwakilan dari Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Danang Girindrawardana.

Urun rembuk tersebut juga dihadiri oleh Wakil Menteri ATR/ Wakil Kepala BPN (2019-2022) Surya Tjandra dan dosen IPB Rachmat Pambudy.

Komoditas kelapa sawit merupakan salah satu kontributor yang menopang pertumbuhan ekonomi nasional, baik melalui perdagangan internasional maupun penyerapan tenaga kerja. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) Indonesia ke lebih dari 160 negara pada 2022 mencapai nilai 29,62 miliar dollar AS atau setara Rp 462,04 triliun.

Achmad Nur Hidayat dari Tim Pemenangan Nasional Capres dan Cawapres 01 menjadi nara sumber dalam Bincang Kompas dengan tajuk "Urun Rembuk Bersama Stakeholder Sawit Indonesia" di Jakarta, Rabu (17/1/2024).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Achmad Nur Hidayat dari Tim Pemenangan Nasional Capres dan Cawapres 01 menjadi nara sumber dalam Bincang Kompas dengan tajuk "Urun Rembuk Bersama Stakeholder Sawit Indonesia" di Jakarta, Rabu (17/1/2024).

Selain itu, terdapat sekitar 16,2 juta orang yang terlibat dalam perkebunan kelapa sawit, baik sebagai tenaga kerja maupun pemilik perkebunan rakyat. Dari total 16,38 juta hektar luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia, 41 persen di antaranya merupakan perkebunan rakyat.

Kendati demikian, komoditas kelapa sawit menghadapi sejumlah tantangan, baik secara global dan domestik, salah satunya kampanye negatif yang dapat mengakibatkan penurunan daya saing. Selain itu, tumpang tindih kebijakan yang melibatkan lebih dari 30 kementerian/lembaga turut menghambat laju pengembangan bisnis sawit.

"Kami dari pasangan Amin punya concern serius menjadikan sawit sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru. Kalau kita lihat sejak 1998, pertumbuhan sawit mengalami lonjakan yang dahsyat. Kami ingin mengatakan kepada bangsa Indonesia dan dunia bahwa sawit adalah corporate advantages yang paling mudah, yang paling sudah eksis di Indonesia dan ini harus menjadi strategis pertahanan kita," ujar Achmad.

Kami di sini berkomitmen untuk memperbaiki proses pengambilan kebijakan agar tidak gonta-ganti, ada kejelasan aturan, ada kejelasan kerangka dan juga ada kepastian hukum.

Menurut dia, komoditas kelapa sawit telah terbukti membantu perkonomian nasional dan diperkirakan akan memiliki porsi yang semakin besar, sehingga dibutuhkan upaya hilirisasi atau industrialisasi produk sawit beserta turunannya secara berkelanjutan. Namun, pengembangan tersebut tidak lepas dari permasalahan kebijakan oleh pemerintah yang tidak konsisten, seperti pelarangan ekspor sawit.

Baca juga: Ekspor Minyak Sawit Indonesia Diperkirakan Kembali Turun

Oleh sebab itu, pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Amin menawarkan visi, misi, dan program kerja yang secara khusus menyoroti tentang petani kelapa sawit. Salah satu persoalan utama yang dihadapi oleh petani sawit selama beberapa tahun terakhir tersebut, yakni regulasi kawasan hutan (vertikal) atau kejelasan lahan para petani kecil.

"Kami di sini berkomitmen untuk memperbaiki proses pengambilan kebijakan agar tidak gonta-ganti, ada kejelasan aturan, ada kejelasan kerangka dan juga ada kepastian hukum," imbuhnya.

Panji Irawan (tengah) dari Tim Pemenangan Nasional Capres dan Cawapres 02 menjadi nara sumber dalam Bincang Kompas dengan tajuk "Urun Rembuk Bersama Stakeholder Sawit Indonesia" di Jakarta, Rabu (17/1/2024).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Panji Irawan (tengah) dari Tim Pemenangan Nasional Capres dan Cawapres 02 menjadi nara sumber dalam Bincang Kompas dengan tajuk "Urun Rembuk Bersama Stakeholder Sawit Indonesia" di Jakarta, Rabu (17/1/2024).

Iklan

Di sisi lain, Panji Irawan menyebut, salah satu fondasi Indonesia Maju sebagaimana visi yang diusung oleh pasangan Capres dan Cawapres Prabowo-Gibran adalah menjadikan Indonesia sebagai produsen sawit nomor satu di dunia. Upaya tersebut akan mendukung visi Indonesia Emas 2045 yang ingin membuat Indonesia lepas dari jebakan negara berpendapatan menengah dengan mengoptimalkan bonus demografi serta sumber daya alam yang tersedia.

Menurut Panji, komoditas kelapa sawit akan terus maju karena menjadi tulang punggung dalam program pasangan calon Prabowo-Gibran. Dalam 17 program prioritas Prabowo-Gibran, misalnya, Indonesia berpeluang menjadi raja energi hijau dunia melalui produk turunan biofuel dari kelapa sawit.

"Prabowo-Gibran sepakat mensejeahterakan petani sawit melalui lima pilar. Pertama, kepastian kepemilikan lahan, Pak Prabowo dan Pak Gibran akan mendukung untuk dapat mengakui legalitas kebun sawit terkait kawasan hutan dan sertifikasi kebun petani dengan menggunakan dana sawit," katanya.

Selanjutnya, pihaknya akan memberikan dukungan kepada petani untuk masuk ke sisi hilir melalui koperasi dan dukungan untuk pendirian badan sawit Indonesia. Selain itu, keterwakilan petani sawit di Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) serta menjamin regulasi kepada petani sawit dalam setiap perencanaan.

Danang Girindrawardana dari Tim Pemenangan Nasional Capres dan Cawapres 03 menjadi nara sumber dalam Bincang Kompas bertajuk "Urun Rembuk Bersama Stakeholder Sawit Indonesia" di Jakarta, Rabu (17/1/2024).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Danang Girindrawardana dari Tim Pemenangan Nasional Capres dan Cawapres 03 menjadi nara sumber dalam Bincang Kompas bertajuk "Urun Rembuk Bersama Stakeholder Sawit Indonesia" di Jakarta, Rabu (17/1/2024).

Sementara itu, Danang Girindrawardana berpendapat, komoditas kelapa sawit akan menjadi salah satu penopang utama visi pasangan Ganjar-Mahfud untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 7 persen dan menciptakan 17 juta lapangan pekerjaan. Namun, terdapat tiga permasalahan yang tengah dihadapi oleh kelapa sawit, yakni dari sisi hulu, tengah (intermediate), serta hilir.

Baca juga: Menyelamatkan Industri Sawit Nasional dan Peta Jalan Menuju 2045

Dari ketiga permasalahan tersebut, lanjut Danang, masalah utama berada pada sisi hulu, baik terkait kepastian lahan terkait Hak Guna Usaha (HGU) mudah sekali berubah bergantung egosektoral dari pemangku kepentingan maupun turunnya produktivitas. Menurut dia, permasalahan pada sisi hulu tersebut perlu segera diselesaikan agar Indonesia tetap dapat menjadi produsen utama kelapa sawit dunia.

"Saatnya Ganjar-Mahfud bicara soal solusi, solusinya 3S, Solusi-Strategi-Sawit. Rumuskan ke sana, bikin roadmap ke situ, undang temen-temen dari para pemangku kepentingan," katanya.

Kebijakan-kebijakan sekarang masih tumpang-tindih, sehingga perlu seperti negara lain dengan satu badan, yakni MPOB (Malaysian Palm Oil Board), berhasil membuat semua (urusan sawit) tertata dengan baik dan tidak ada lagi kesemawutan kebijakan.

Ketiga solusi tersebut, yakni memastikan dan memperkuat BPDPKS atau bahkkan menggantinya dengan lembaga setingkat Menteri. Kemudian, memastikan kemitraan yang lebih intim antara perusahaan besar, petani, small holder, dan pemerintah. Selain itu, meningkatkan kepastian hukum, hak guna atas tanah, serta mengubah budaya birokrasi dalam membuat regulasi.

Ketua Umum Gapki Eddy Martono mengatakan, ketiga perwakilan dari masing-masing pasangan Capres-Cawapres telah sepakat jika sawit itu penting bagi Indonesia karena telah menyumbangkan devisa dan menyerap tenaga kerja yang besar. Selain itu, mereka juga sepakat pembentukan badan atau lembaga khusus yang menaungi para pemangku kepentingan kelapa sawit.

"Kebijakan-kebijakan sekarang masih tumpang-tindih sehingga perlu seperti negara lain dengan satu badan yakni MPOB (Malaysian Palm Oil Board), berhasil membuat semua (urusan sawit) tertata dengan baik dan tidak ada lagi kesemawutan kebijakan," katanya.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono menyampaikan pandangan dan pertanyaan kepada nara sumber Bincang Kompas dengan tajuk "Urun Rembuk Bersama Stakeholder Sawit Indonesia" di Jakarta, Rabu (17/1/2024).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono menyampaikan pandangan dan pertanyaan kepada nara sumber Bincang Kompas dengan tajuk "Urun Rembuk Bersama Stakeholder Sawit Indonesia" di Jakarta, Rabu (17/1/2024).

Menurut Eddy, hal terpenting untuk mewujudkan komitmen tersebut ialah kesadaran akan pentingnya komoditas kelapa sawit bagi perekonomian nasional. Dengan demikian, persoalan kampanye negatif dan hambatan nontarif dalam perdagangan internasional, seperti Undang-Undang Uni Eropa tentang Deforestasi (EUDR) dapat diatasi.

Sekretaris Jenderal Apkasindo Rino Afriano menambahkan, ketiga perwakilan dari masing-masing pasangan Capres-Cawapres telah menyuarakan kepastian hukum dan legalitas lahan yang selama ini menjadi polemik. Selain itu, permasalahan para petani yang selama ini kurang disuarakan juga menjadi perhatian.

"Ini (komitmen soal sawit) benar-benar sampai dan dipegang oleh para paslon. Selain melihat integritas, mereka harus mengerti vitalnya sawit ini sehingga tiak janji-janji surga, mengatakan sesuatu tetapi tidak memahami tujuannya. Semoga hal ini menjadi pegangan presiden ke depan," ujarnya.

Baca juga: Uni Eropa Coba Tekan Indonesia lewat EUDR

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000