Menteri ESDM: Divestasi Vale ke Indonesia Sudah ”Deal”
Nantinya Mind.id akan menguasai 34 persen saham PTVI atau yang terbesar (kini Mind.id memegang 20 persen saham).
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kesepakatan terkait divestasi atau pelepasan saham pada PT Vale Indonesia Tbk mendekati titik akhir. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut kesepakatan di antara para pemegang saham telah tercapai sehingga Mind.id, perusahaan induk BUMN pertambangan Indonesia, bakal menambah sahamnya menjadi 34 persen atau terbesar.
Arifin, di Jakarta, Jumat (16/2/2024) memastikan kesepakatan (deal) sudah tercapai dan tinggal menunggu urusan administrasi serta hukum untuk merampungkan transaksi. Ia tak menyebut rinci harga saham yang dilepas. Menurut dia, yang jelas, di bawah harga pasar PT Vale Indonesia (INCO), yang pada Jumat (16/2/2024) pada rentang Rp 4.000-Rp 3.650 per unit saham. Ia mengindikasikan harga yang disepakati sedikit di atas Rp 3.000 per unit saham.
”Kepala tiga (Rp 3.000). (Harga) sesuai proporsi saham yang dilepas. Menkeu (Menteri Keuangan) sudah (mengetahui), tinggal di-announce (diumumkan) Presiden. Kami berharap dalam beberapa hari ini,” ujar Arifin.
Ia menambahkan, administrasi segera diselesaikan agar ketidakpastian diakhiri. Dengan demikian, ada kejelasan investasi beserta program-programnya. ”Tunggu saja, mudah-mudahan Senin (19/2/2024) bisa rampung. Tim sedang bekerja,” jelasnya.
Sejak triwulan terakhir 2023, rencana divestasi Vale, yakni pelepasan 14 persen sahamnya kepada Mind.id, mengemuka. Di San Francisco, Amerika Serikat, Jumat (17/11/2023), disaksikan Presiden Joko Widodo, PT Vale Canada Limited atau VCL menandatangani perjanjian pendahuluan (head of agreement/HoA) dengan Mind.id serta PT Sumitomo Metal Mining Co Ltd atau SMM. Rencana divestasi itu juga terkait dengan perpanjangan izin operasi produksi PT Vale Indonesia (PTVI) di Indonesia yang akan berakhir pada 2025.
Nantinya Mind.id akan menguasai 34 persen saham PTVI atau yang terbesar (kini Mind.id memegang 20 persen saham). Sementara VCL akan memegang 33,9 persen dan SMM 11,5 persen. Adapun saham PTVI yang selama ini dimiliki publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar 20,6 persen. Pengaturan rinci transaksi diharapkan selesai pada 2024.
Saat dikonfirmasi mengenai kesepakatan pelepasan saham Vale ke Mind.id itu, Sekretaris Perusahaan Mind.id Heri Yusuf hingga Jumat (16/2/2024) belum merespons pesan singkat Kompas. Sementara itu, dalam beberapa kesempatan, Head of Communications PTVI Bayu Aji Suparam menyebutkan bahwa divestasi menjadi ranah para pemegang saham.
Kepentingan negara
Peneliti Pusat Studi Hukum Energi dan Pertambangan (Pushep), Akmaluddin Rachim, mengatakan, kesepakatan terkait harga saham dalam divestasi Vale menjadi langkah penting. Selanjutnya, ia mendorong Mind.id sebagai perwakilan pemerintah juga memiliki porsi lebih besar dalam pengelolaan pertambangan nikel yang dikuasai Vale sehingga kepentingan negara dapat lebih dikedepankan.
”Tujuan lebih besar lagi adalah perpanjangan kontrak karya menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK) Vale. Dengan ada kendali lebih besar dari pemerintah, kepentingan negara bisa didahulukan. Bagaimana agar kesejahteraan dapat lebih dirasakan oleh masyarakat,” ucap Akmaluddin.
Pengelolaan tambang dan industri pengolahan nikel, imbuh Akmaluddin, mesti lebih baik. Sebab, yang sejauh ini terjadi, besar dan masifnya investasi pada tambang dan industri nikel belum ”menetes” hingga masyarakat terbawah. Pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah sentra nikel melonjak, tetapi tingkat kemiskinan relatif belum sesuai harapan.
Sebelumnya, Data Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2023 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Juli 2023 menunjukkan persentase penduduk miskin terpantau naik di wilayah penghasil dan pengolah nikel. Salah satunya Sulawesi Tenggara yang tingkat kemiskinannya naik dari 11,27 persen pada September 2022 menjadi 11,43 persen pada Maret 2023. Itu juga terjadi antara lain di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Maluku Utara.
Hal itu kontras dengan pertumbuhan ekonomi tinggi di wilayah-wilayah itu setelah gencarnya hilirisasi nikel. Ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2022 tumbuh 15,17 persen dan pada triwulan I-2023 sebesar 13,18 persen. Ekonomi Sulawesi Tenggara pada 2022 tumbuh 5,53 persen dan pada triwulan I-2023 tumbuh 6,48 persen (Kompas, 21/7/2023).
Bagaimana agar kesejahteraan dapat lebih dirasakan masyarakat.
Dengan adanya peranan lebih besar pemerintah di Vale, sebagai salah satu produsen tambang nikel besar, Akmaluddin berharap akan adanya dampak positif bagi pembenahan tata kelola nikel secara menyeluruh di Indonesia. Tidak sekadar menggembar-gemborkan investasi dengan jargon hilirisasi, tetapi harus diikuti tata kelola serta perencanaan yang matang hulu hilir.
”Dengan adanya perpanjangan kontrak (kelak), diharapkan tak hanya menunjukkan adanya daya tarik investasi. Namun juga agar lebih memberi dampak pada daerah. Pelibatan daerah dan masyarakat mesti diperhatikan. Dalam hal ini, Vale yang sudah lama beroperasi di Indonesia sehingga memahami apa yang diinginkan negara,” kata Akmaluddin.
Dikutip dari laman perusahaan, luas wilayah konsesi PTVI mencapai 118.017 hektar. Lokasi pertama berada di Sorowako, Sulawesi Selatan, seluas 70.566 hektar. Kedua, di Bahodopi, Sulawesi Tengah, seluas 22.699 hektar. Ketiga, di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, seluas 20.286 hektar dan keempat di Suasua, juga di Sulawesi Tenggara, seluas 4.466 hektar.
PTVI menambang nikel laterit untuk menghasilkan produk akhir berupa nikel matte, dengan rata-rata produksi 75.000 metrik ton per tahun. Dalam memproduksi nikel di Blok Sorowako, PTVI menggunakan teknologi pirometalurgi atau meleburkan bijih nikel laterit. Sementara di Bahodopi, PTVI membangun pabrik pengolahan untuk bahan baku baja nirkarat. Adapun pabrik yang dibangun di Pomalaa direncanakan untuk menghasilkan bahan baku baterai mobil listrik.