Sumbangsih Pariwisata pada Perekonomian Diharapkan Capai Rp 2.000 Triliun
Pemerintah menargetkan kenaikan mobilitas wisatawan Nusantara mencapai 1,2 miliar hingga 1,5 miliar pergerakan di 2024.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Pemerintah menargetkan mobilitas wisatawan Nusantara tembus 1 miliar pergerakan pada 2024. Apabila target itu tercapai, perputaran ekonomi dari sektor pariwisata diharapkan menyentuh Rp 2.000 triliun. Faktor perlambatan ekonomi secara eksternal dan internal yang berpotensi memengaruhi industri pariwisata tetap perlu diperhatikan.
Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Dwi Marhen Yono mengatakan, pemerintah menargetkan kenaikan mobilitas wisatawan Nusantara mencapai 1,2 miliar hingga 1,5 miliar pergerakan pada 2024. Target itu ditetapkan setelah pergerakan wisatawan domestik (pada 2023) naik 12,9 persen dibandingkan dengan tahun 2019 atau sebelum pandemi Covid-19.
”Tapi, kalau dibandingkan dengan 2022, (pergerakan wisatawan Nusantara) sudah naik pada angka 16 persen (pada 2023). Jadi, naiknya sudah luar biasa,” ujarnya dalam Pembukaan Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) di ICE BSD, Tangerang, Banten, Jumat (1/3/2024).
Pergerakan wisatawan Nusantara yang diakui Badan Pusat Statistik dilihat dari empat indikator. Pertama, wisatawan harus keluar dari suatu kabupaten. Kedua, lama tinggal minimal enam jam, tetapi kurang dari enam jam dihitung sebagai pengunjung, bahkan pekerja komuter. Ketiga, perhitungan dari satu daerah ke daerah lain hingga kembali ke daerah asal dihitung satu kali pergerakan. Keempat, pergerakan dalam sebulan ke wilayah yang sama maksimal empat kali, lebih dari itu maka tergolong pekerja komuter.
Marhen meyakini, mobilitas wisatawan domestik tahun ini setidaknya bisa mencapai 1 miliar pergerakan. Rata-rata, tiap wisatawan akan menghabiskan Rp 2 juta per perjalanan sehingga perputaran uang diperkirakan menyentuh Rp 2.000 triliun hanya dari industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Estimasi ini digadang-gadang bisa menghidupi hampir 50 juta penduduk Indonesia yang menggantungkan hidup dari sektor tersebut.
Menurut Ketua Umum Astindo Pauline Suharno, sektor pariwisata masih menghadapi sejumlah tantangan pada tahun ini, baik eksternal maupun internal. Meski industri pariwisata diperkirakan akan pulih pada 2024, sejumlah isu masih membayangi.
Sektor pariwisata masih menghadapi sejumlah tantangan pada tahun ini, baik eksternal maupun internal.
Faktor eksternal, misalnya, kondisi geopolitik dunia akan berpengaruh pada industri pariwisata dunia. Belum lagi soal pertumbuhan ekonomi yang melambat. Faktor dalam negeri banyak dipengaruhi situasi setelah Pemilu 2024 yang memperlambat pertumbuhan wisata domestik dan mancanegara.
Walau ada tren penurunan daya beli, Pauline optimistis liburan tetap akan menjadi kebutuhan masyarakat. Mereka akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan untuk bersantai dan berlibur.
Hal ini terbantu dengan beroperasinya Kereta Cepat Whoosh rute Jakarta ke Bandung dan sebaliknya. Transportasi massal itu akan meningkatkan mobilitas masyarakat berwisata ke Bandung sebab permintaan sewa mobil mengalami peningkatan di daerah Jawa Barat.
”Karena mereka naik Whoosh, akhirnya mereka menyewa mobil menggunakan jasa car rental di Jawa Barat atau Bandung,” ujarnya.
Selain itu, Whoosh mampu menarik minat wisatawan mancanegara, terutama pengunjung dari negara-negara ASEAN. Sebab, banyak dari mereka ingin menjajal kereta cepat yang pertama dimiliki Indonesia di kawasan ASEAN.
Whoosh mampu menarik minat wisatawan mancanegara, terutama pengunjung dari negara-negara ASEAN.
Pauline menambahkan, agen-agen perjalanan di bawah naungannya banyak mendapat permintaan dari murid-murid sekolah dan korporasi dari kawasan ASEAN untuk melakukan tur di Jakarta dan Bandung. Tur di kedua tempat itu menggunakan kereta cepat.
Konektivitas
Guna memaksimalkan pariwisata Indonesia, konektivitas masih menjadi sorotan. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berkomitmen akan memperbaiki seluruh infrastruktur penunjang pariwisata.
Sekretaris Jenderal Perhubungan Kemenhub Novie Riyanto mengemukakan, pihaknya berupaya menambah slot penerbangan untuk mendukung konektivitas antarwilayah. Hingga saat ini, industri penerbangan, termasuk jumlah pesawat beroperasi, masih di bawah normal.
”Kami masih dorong, mudah-mudahan (baik) investor domestik maupun internasional akan tertarik berinvestasi. Kalau pariwisata naik, minat perjalanan wisatawan naik. Mereka akan investasi di bidang sarana dan prasarana,” ujarnya.
Berdasarkan data Kemenhub hingga 26 Oktober 2023, Indonesia memiliki 584 pesawat udara yang digunakan untuk penerbangan niaga. Dari jumlah itu, hanya 419 unit yang beroperasi. Adapun 165 unit lainnya tidak beroperasi (Kompas.id, 3/11/2023).