Tips Mudik Lewat Jalan Tol, Atur Istirahat hingga Kuasai Teknologi
Sepekan lagi, jalan tol akan dipadati arus mudik. Pemudik perlu menyiapkan kesehatan prima dan kendaraan yang baik.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·4 menit baca
Sepekan lagi, jalan tol akan dipadati arus mudik Lebaran 2024 dengan volume jauh lebih besar dibandingkan tahun lalu. Pemudik perlu menyiapkan kesehatan prima dan kendaraan yang baik. Waspadai truk besar, atur kecepatan, dan kuasai teknologi kendaraan. Jangan lupa mengatur waktu istirahat sambil berburu kenikmatan kuliner di sepanjang perjalanan.
Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan berbagi tips untuk mudik tahun ini. Kondisi kesehatan pengendara tentu yang paling perlu diperhatikan agar perjalanan mudik bisa berjalan lancar.
”Pengemudi perlu memperhatikan kondisi fisik, asupan makanan dan minuman, dan juga obat-obatan,” kata Wildan, Kamis (28/3/2024).
Wildan mengingatkan pengendara untuk tidak minum obat yang dapat meningkatkan rasa kantuk dan gangguan fisik lainnya. Karena mudik dilakukan saat puasa, asupan makanan dan minuman perlu diatur betul saat sahur dan berbuka.
Asupan karbohidrat sebaiknya tidak terlalu banyak. Yang paling penting diperbanyak adalah sayur dan buah-buahan yang menjadi sumber vitamin, mineral, dan serat pangan yang mengenyangkan. ”Kebutuhan air harus cukup untuk mengurangi risiko mengantuk,” kata Wildan.
Batas kecepatan kendaraan harus dipatuhi secara disiplin. Jika ada genangan air, kecepatan maksimal 70 kilometer (km) per jam. Pengemudi direkomendasikan tak berada di lajur kanan dalam kecepatan rendah. Lajur tersebut digunakan untuk mendahului kendaraan lain. Hal ini juga mengurangi risiko mobil ditabrak dari belakang.
”Apabila lelah dan mengantuk, pengendara harus istirahat. Dalam perjalanan jauh, sebaiknya bawa bekal cukup, terutama air minum. Istirahat di jalan tol juga harus dilakukan di tempat istirahat, bukan di bahu jalan tol,” imbuhnya.
Istirahat tiap empat jam
Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menjelaskan, dalam perjalanan jarak jauh, pengendara harus beristirahat tiap empat jam dengan catatan sudah lengkap dengan asupan nutrisi sepanjang jalan. Namun, biasanya pengendara sudah memasuki fase lelah dalam dua jam perjalanan.
”Jangan sampai mengantuk, fisik harus kuat. Jangan dipaksakan untuk sampai tujuan dengan target waktu tertentu,” kata Djoko.
Pemudik juga dapat mencari tempat beristirahat dengan keluar jalan tol. Menikmati kuliner di sejumlah daerah bisa membuat perjalanan lebih menyenangkan, kualitas istirahat lebih baik, dan sekaligus mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah.
Kondisi kendaraan juga menjadi hal yang harus diperhatikan sebelum mudik. Jangan sampai kerusakan kendaraan membuat perjalanan mudik terganggu. Pemeriksaan dan perawatan kendaraan sebaiknya dilakukan di bengkel sebelum berangkat mudik. Hal yang paling perlu diperhatikan adalah kondisi mesin, oli mesin, ban, rem, hingga lampu-lampu.
”Ban harus laik sesuai standar, tekanannya sesuai, tidak rusak, cacat, dan tidak ada benang yang terlihat dan menggembung. Ketebalan ban jangan sampai melewati tread wear indicator,” kata Wildan.
Ia juga mengingatkan pemilik kendaraan listrik untuk melakukan pemeriksaan dan perawatan di bengkel resmi. Pengendara yang berencana menggunakan fitur futuristis harus memahami teknologi secara detail.
”Semakin tinggi teknologinya, semakin besar risiko bahayanya. Pengemudi harus memahami teknologi mobilnya, khususnya tentang human interface machine (sistem yang menghubungkan manusia dan teknologinya),” katanya.
Salah mengoperasikan teknologi justru bisa menyebabkan kecelakaan, seperti terlihat dari hasil sejumlah investigasi kecelakaan oleh KNKT.
Waspadai truk besar
Selama berkendara di jalan tol, pengemudi juga harus lebih mewaspadai truk besar yang sering pindah lajur mendadak, akselerasi rendah, dan tingkat keterlihatan pada malam hari yang sangat rendah. ”Kecelakaan fatal paling tinggi di jalan tol adalah menabrak truk dari belakang,” kata Wildan.
Batas kecepatan dan jaga jarak aman dengan kendaraan besar harus dipatuhi. Sebab, kendaraan tersebut memiliki area titik buta (blind spot)yang bisa memicu tabrakan beruntun.
”Tabrakan beruntun bisa terjadi jika batas jarak aman tidak dipenuhi dan kecepatan melampaui batas maksimal sehingga sistem rem tak dapat mengakomodasi,” ujar Wildan.
Namun, angkutan barang akan dibatasi selama arus mudik mulai Jumat (5/4/2024) hingga Selasa (16/4/2024). Hanya angkutan barang tertentu yang diizinkan beroperasi, antara lain pengangkut bahan pokok, bahan bakar minyak dan gas, serta pupuk dan pakan ternak. Aturan ini tertuang dalam surat keputusan bersama antara Kementerian Perhubungan, Polri, serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Survei Kementerian Perhubungan bertajuk ”Potensi Pergerakan Angkutan Lebaran Tahun 2024” menunjukkan, 193,6 juta orang akan mudik tahun ini. Jumlah ini meningkat pesat dibandingkan tahun lalu yang hanya 123,8 juta orang.
Sebanyak 84,57 juta orang di antaranya menggunakan bus, mobil pribadi, serta mobil sewa dan akan melintasi jalan tol dan jalan arteri. Persiapan mudik yang matang bisa membuat perjalanan menjadi menyenangkan….