Desain Rumah Subsidi yang Tahan Gempa dan Hijau Disiapkan
Pembangunan rumah sederhana bersubsidi diarahkan memiliki ketahanan gempa dan bangunan hijau.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat segera meluncurkan acuan desain rumah sederhana yang tahan gempa dan lebih ramah lingkungan. Konsep baru rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah itu diklaim tetap terjangkau dan sesuai dengan patokan harga rumah bersubsidi.
Desain prototipe (purwarupa) rumah sederhana untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) diperlukan dalam rangka mendukung kemudahan perizinan bagi pelaku usaha pada tahap permohonan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) bagi perumahan MBR.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto mengemukakan, regulasi terkait desain prototipe rumah sederhana bagi masyarakat berpenghasilan rendah kini dalam tahap harmonisasi. Kelebihan desain, antara lain, tahan gempa, memasukkan unsur bangunan ramah lingkungan, dan prototipe lainnya yang memudahkan perizinan. Pihaknya berharap surat edaran terkait penerapan desain rumah sederhana tersebut segera diterbitkan.
Pengembangan desain prototipe rumah sederhana dilakukan dengan menjaring usulan desain dari asosiasi dan pelaku pembangunan perumahan, diikuti proses verifikasi, sehingga terpilih desain yang secara teknis memenuhi keandalan. Harga jual rumah dengan desain tersebut juga memenuhi patokan harga rumah subsidi. Nantinya, seluruh pengembang rumah bersubsidi wajib mengikuti desain acuan tersebut.
Iwan menambahkan, penetapan desain prototipe rumah sederhana dilakukan melalui surat edaran Direktur Jenderal Perumahan dan pencantuman desain ke dalam Sistem Informasi Manajemen Bangunan Gedung (SIMBG) yang diterbitkan Kementerian PUPR. Penetapan desain prototipe bertujuan untuk mengakomodasi kemudahan berusaha dan mengatasi kendala dalam tahap permohonan PBG bagi perumahan masyarakat berpenghasilan rendah.
”Target surat edaran (terbit) secepatnya. Bagi saya, jaminan terhadap keandalan dan tanggung jawab lingkungan adalah hal yang paling utama. Seluruh pengembang akan mengikuti (desain) ini karena sudah sesuai kesepakatan dengan pengembang. Dengan adanya surat edaran, perizinan akan lebih mudah,” ujarnya, di sela-sela Halalbihalal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, di Jakarta, Selasa (16/4/2024).
Tahan gempa
Iwan menambahkan, desain bangunan akan menggunakan material hijau, antara lain dinding, atap, dan penutup atap dari bahan yang lebih ramah lingkungan. Rumah sederhana dengan konsep hijau dinilai tidak harus mahal karena bisa diciptakan dengan desain seperti bukaan, penetapan posisi bukaan, pilihan jenis fondasi, dan pilihan jenis struktur.
Pemerintah juga menitikberatkan desain pada keandalan bangunan. Banyak bangunan di Indonesia rawan bencana. Rumah subsidi yang menggunakan uang negara harus dipastikan aman terhadap bencana. Oleh karena itu, tanggung jawab ketahanan bangunan harus menjadi prioritas dalam penyediaan rumah bersubsidi. Ketahanan gempa untuk proyek rumah subsidi bergantung pada setiap wilayah, rata-rata hunian diharapkan memiliki ketahanan gempa bermagnitudo 7.
”Negara hadir untuk memberikan jaminan. Rumah subsidi menggunakan uang negara dan konsumen tidak dirugikan,” lanjut Iwan.
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Daniel Djumali, saat dihubungi terpisah, mengemukakan, salah satu prototipe desain rumah sederhana mengikuti contoh yang sudah dibangun PT Bina Sejahtera Bangun Persada untuk pengembangan Cluster Symphony di Serang, Banten, dan PT Delta Mitra Sejahtera pada proyek perumahan Cikande Business Residence.
”Perumahan subsidi ramah lingkungan dengan infrastruktur baik dan jalan beton, sehingga masyarakat berpenghasilan rendah dan milenial yang tinggal merasa nyaman, hunian indah, dan hijau. Harga tetap sesuai dengan harga patokan pemerintah,” kata Daniel, yang juga Direktur Utama PT Bina Sejahtera Bangun Persada.
Rumah di IKN
Pembangunan rumah tapak menteri di Ibu Kota Negara Nusantara kini telah memasuki tahap finalisasi. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengemukakan, pembangunan 36 rumah menteri ditargetkan selesai Juli 2024. Saat ini, dari 36 rumah menteri yang dibangun, sejumlah empat rumah sudah selesai dan selebihnya dalam tahap penyelesaian.
Adapun penyelesaian proyek rumah susun bagi aparatur sipil negara (ASN) ditargetkan sejumlah 12 tower dari 47 tower tuntas pada Juli 2024. Penyelesaian 12 tower tersebut, antara lain, untuk persiapan peringatan Hari Kemerdekaan RI di IKN pada 17 Agustus mendatang. Hingga saat ini, 9 tower rumah susun di antaranya memasuki tahap pemasangan akhir struktur atap (topping off).
Basuki menambahkan, pihaknya sudah melakukan belanja furnitur untuk rumah susun ASN yang akan dimasukkan bertahap ke hunian setelah upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI. Untuk sementara, hunian akan diisi dengan tempat tidur dan meja makan guna menampung kebutuhan petugas.
”Setelah 17 Agustus, baru ASN mulai pindah ke sana. Hunian-hunian yang ada dan kantor di sana dipakai dulu untuk petugas-petugas pada upacara 17 Agustus. Target krusial, air minum harus sudah masuk pada bulan Juni sehingga bulan Juli sudah bisa dimanfaatkan untuk kepindahan,” ujar Basuki.
Iwan menambahkan, pembangunan total 47 tower rumah susun ASN ditargetkan selesai pada akhir tahun 2024 dengan total anggaran Rp 9,4 triliun.