Israel Diduga Balas Iran, IHSG Hampir Sentuh 7.000
Situasi ini dipengaruhi anjloknya saham 466 emiten. Sementara hanya 97 saham yang tetap tumbuh.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG mendadak jatuh menyentuh 7.000 di awal perdagangan bursa, Jumat (19/4/2024). Analis menyebut ini terjadi karena serangan udara di wilayah Iran yang diduga dilakukan militer Israel.
IHSG pada pukul 10.00 ambrol hingga 1,6 persen ke level 7.050 dari level pembukaan di 7.166. Situasi ini dipengaruhi anjloknya saham 466 emiten. Sementara hanya 97 saham yang tetap tumbuh.
Berdasarkan sektor emiten, dipantau dari aplikasi Ajaib, semua saham tumbuh negatif. Sektor teknologi, transportasi, dan infrastruktur terkontraksi masing-masing 93 persen, 34 persen, dan 36 persen.
”Kami memperkirakan hal tersebut dikarenakan memanasnya kembali konflik geopolitik di Timur Tengah, di mana diketahui bahwa diduga Israel menyerang Iran. Kemudian terjadi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebagai akibat dari aksi tersebut,” kata analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, kepada Kompas, Jumat (19/4/2024).
Mengutip The Associated Press, Iran menemukan drone pada Jumat pagi setelah laporan ledakan di dekat pangkalan udara utama di kota Isfahan. Dilansir dari kantor berita IRNA, militer Iran kemudian menembak jatuh alat tersebut.
Masih belum jelas apakah negara tersebut sedang diserang. Namun, ketegangan masih tetap tinggi setelah serangan rudal dan drone Iran terhadap Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya. Militer Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar dari media.
Posisi IHSG terendah dalam empat bulan pertama 2024 ini di sisi lain bisa membuat saham emiten berorientasi ekspor tumbuh positif.
Isfahan merupakan rumah bagi situs-situs terkait dengan program nuklir Iran, yang telah berulang kali menjadi sasaran serangan Israel. Namun, televisi pemerintah menggambarkan semua lokasi di wilayah tersebut sepenuhnya aman
Situasi ini mendadak membuat harga minyak dunia, dollar AS, dan emas melonjak naik. Harga komoditas minyak West Texas Intermediate (WTI) Berjangka naik 2,5 persen menjadi 84 dollar AS per barel. Harga emas naik 0,3 persen menjadi 2.389 dollar AS per troy ouce. Penguatan dollar AS juga terjadi hingga membuat nilai tukar rupiah menyentuh level Rp 16.200.
Posisi IHSG terendah dalam empat bulan pertama 2024 ini di sisi lain bisa membuat saham emiten berorientasi ekspor tumbuh positif. ”Emiten-emiten yang berbasis komoditas di IHSG bisa bergerak menguat akibat naiknya harga komoditas dunia seperti emas dan minyak mentah,” lanjutnya.
Herditya mengingatkan pedagang saham untuk waspada apabila IHSG tembus 7.045, yang memungkinkan terkoreksi hingga 6.983. ”Kalau sampai penutupan bursa hari ini agak kecil kemungkinannya, meskipun ada peluang,” pungkasnya.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus juga mengutarakan alasan sama terkait ambrolnya indeks bursa dalam negeri. ”Walaupun belum ada konfirmasi dari Israel, kemungkinan tensi di Timur Tengah akan meningkat,” ujarnya saat dihubungi terpisah.
Faktor wacana kebijakan suku bunga juga disebut jadi alasannya. Pertemuan pejabat bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, Kamis (18/4/2024), menyatakan bahwa pemangkasan tingkat suku bunga kemungkinan tidak dapat terjadi sampai akhir tahun 2024. Hal ini mempertimbangkan perkembangan ekonomi makro di negara tersebut yang bisa diikuti negara lain, termasuk Indonesia.
Wacana ini membuat keyakinan pasar akan pemangkasan suku bunga pada Juni 2024 luruh. Padahal, kabar itu sempat membuat indeks saham dan obligasi tumbuh positif pada penutupan bursa kemarin.
”Semua ini merupakan salah satu keyakinan baru, karena hal ini mampu mengubah persepsi dan ekspektasi pelaku pasar dan investor terhadap harapan akan pemangkasan tingkat suku bunga The Fed di tahun ini,” ujar Maximilianus.