Pemerintah menaikkan harga eceran beras medium dan jagung. Adapun harga beras premium yang sudah dinaikkan dilanjutkan.
Oleh
NINA SUSILO, HENDRIYO WIDI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harga beras, baik premium maupun medium, tak akan turun dalam waktu lama. Pemerintah memperpanjang lagi harga eceran tertinggi beras premium Rp 14.900 per kilogram yang diberlakukan sejak Maret 2024. Harga acuan beras medium, gabah, dan jagung juga dinaikkan. Hal ini disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi seusai melaporkan kondisi pangan nasional kepada Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (24/4/2024). Dalam pertemuan yang berlangsung pukul 14.45 sampai pukul 15.40 WIB disampaikan kondisi stok kebutuhan pangan pokok yang disebut Arief masih aman. Cadangan pangan pemerintah saat ini masih 1,3 juta ton.
Kendati harga beras cenderung stabil bahkan turun, Arief mengatakan, Presiden Jokowi mengarahkan harga di tingkat petani harus dijaga. ”Karena itu, (Presiden) memerintahkan Badan Pangan Nasional tentunya bersama Bulog untuk melakukan off take atau serap (gabah) karena bulan April ini panennya setara beras 5,5 juta ton,” tutur Arief seusai pertemuan.
Harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen untuk penyerapan oleh Bulog juga segera disesuaikan. ”Harga gabah yang sebelumnya Rp 5.000 kita tetapkan menjadi Rp 6.000,” katanya.
Saat ini, harga gabah kering panen di tingkat petani bervariasi antara Rp 4.800, Rp 5.200, dan Rp 5.400 tergantung daerah.
Karena itu, (Presiden) memerintahkan Badan Pangan Nasional tentunya bersama Bulog untuk melakukan ’off take’ atau serap (gabah) karena bulan April ini panennya setara beras 5,5 juta ton.
Karena itu, Presiden Jokowi menetapkan harga eceran tertinggi (HET) beras premium dan medium dinaikkan. Untuk HET beras premium yang pada 10-23 Maret 2024 lalu sudah dinaikkan menjadi Rp 14.900, HET tersebut dilanjutkan sampai 31 Mei 2024. HET beras medium, menurut Arief, disesuaikan dengan harganya sekitar Rp 12.500 per kilogram.
Keberpihakan pemerintah
HET ini, lanjut Arief, bisa disesuaikan kembali. Bila panen baik dan produksi meningkat serta agro input seperti pupuk dan sewa lahan turun, bisa saja HET diturunkan.
Selain beras, harga acuan pembelian (HAP) jagung pipilan kering di tingkat petani dengan kadar air 15 persen juga dinaikkan dari sebelumnya Rp 4.200 per kilogram menjadi Rp 5.000 per kg. Hal ini disebut Arief sebagai keberpihakan pemerintah terhadap petani dan peternak yang sangat tinggi.
”
Kepada masyarakat, utamanya konsumen, bahwa memang dengan sangat terpaksa ini harus kita adjus karena agro input dari beberapa komoditas strategis ini juga meningkat. Jadi, kita semua percaya bahwa peningkatan produksi akan berbanding dengan kesejahteraan petani dan peternak,
”
ujarnya.
Kendati HET beras medium di tingkat konsumen akan naik, Arief meyakini tak akan ada gejolak harga beras medium. Sebab, untuk 22 juta keluarga penerima manfaat, akan ada pemberian bantuan pangan beras dari cadangan pangan pemerintah sebanyak 10 kg akan dilanjutkan sampai Juni. Untuk periode setelahnya, pemerintah masih menghitung kemungkinan kelanjutan program ini.
Harga HPP diusulkan berbeda
Sejauh ini, Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani (AB2TI) Dwi Andreas Santosa mengatakan, setiap organisasi petani mengusulkan HPP gabah kering panen di tingkat petani yang berbeda. AB2TI mengusulkan Rp 6.900 per kilogram, Kelompok Tani Nelayan Andalan Rp 6.500 per kilogram. Serikat Petani Indonesia dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia masing-masing mengusulkan HPP GKP Rp 6.757 per kg dan Rp 7.000 per kg.
Setiap organisasi petani mengusulkan HPP gabah kering panen di tingkat petani yang berbeda.
Dwi menyebutkan, HPP GKP tahun ini cukup tinggi karena biaya produksi GKP naik. Hitungan AB2TI, biaya produksi GKP di lahan seluas 1.500 meter persegi pada tahun ini Rp 5.966 per kg sehingga AB2TI mengusulkan angka HPP GKP Rp 6.900 per kg.
Ketua Umum APTRI Soemitro Samadikoen juga menyatakan telah menyampaikan usulan kenaikan HPP gula ke Badan Pangan Nasional sejak pekan lalu. Menurut rencana, usulan akan dibahas minggu ini.
”Pada musim giling tebu 2024, kami mengusulkan HPP gula petani Rp 16.400 per kg. Usulan itu mempertimbangkan biaya pokok produksi (BPP) tebu tahun ini yang naik cukup signifikan dibandingkan dengan BPP tahun lalu,” tuturnya (Kompas.id 24 April 2024).