Mitra Penjual di Tokopedia dan Tiktok Shop Tembus 21 Juta Penjual
Pengguna aktif bulanan di Tokopedia sekitar 100 juta orang, sedangkan Tiktok di Indonesia sekitar 125 juta orang.
Oleh
MEDIANA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Integrasi Tiktok Shop Indonesia ke Tokopedia telah tuntas dilakukan awal April 2024 lalu. Per Kamis (25/4/2024), jumlah keseluruhan mitra penjual yang terdaftar baik di Tiktok Shop Indonesia maupun Tokopedia mencapai 21 juta penjual lebih.
Selesainya integrasi sistem Tiktok Shop Indonesia ke Tokopedia ditandai dengan Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) yang diterbitkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo). Selesainya proses integrasi itu diwujudkan lewat layanan Shop | Tokopedia yang sepenuhnya dikelola PT Tokopedia.
”Pada saat saya pertama kali bergabung di Tokopedia, yaitu tahun 2019, jumlah mitra penjual Tokopedia baru sekitar 6 juta penjual. Untuk meningkatkan 1 juta mitra penjual dibutuhkan waktu 1–2 tahun,” ujar E-Commerce Communication Director Shop | TokopediaNuraini Razak di sela-sela halalbihalal dengan media, Kamis (25/4/2024) malam, di Jakarta.
Integrasi sistem layanan Tiktok Shop Indonesia ke Tokopedia diharapkan bisa menggaet lebih banyak penjual untuk bergabung.
Nuraini menambahkan, kebanyakan dari mitra penjual tersebut berlatar belakang usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan industri kecil-menengah (IKM). Mengenai total transaksi pascaintegrasi Tiktok Shop Indonesia ke Tokopedia, dirinya mengaku belum memiliki data yang detail. Data yang ada baru sebatas saat Ramadhan dan saat Tiktok mengumumkan kampanye Beli Lokal dengan Tokopedia pada Desember 2023.
”Selama Ramadhan 2024, penjualan rata-rata mitra penjual Tiktok Shop Indonesia naik tiga kali lipat. Selama Ramadhan pula, transaksi merek lokal naik sembilan kali lipat dibanding hari biasa,” katanya.
Kenaikan biaya layanan
Tokopedia mengumumkan bahwa mulai 1 Mei 2024 akan ada kenaikan biaya layanan 2-6,5 persen yang berlaku untuk mitra penjual yang terdaftar sebagai anggota Power Merchant dan Power Merchant Pro. Biaya layanan dihitung berdasarkan kategori grup produk yang terjual.
Kenaikan biaya layanan untuk mitra penjual Tokopedia itu, imbuh Nuraini, sudah dipertimbangkan secara matang.
Perolehan Tokopedia dari pungutan biaya layanan akan dikembalikan untuk kebutuhan mitra penjual, seperti penyelenggaraan promosi diskon belanja. Menurut dia, pihaknya belum berencana menaikkan lagi biaya layanan untuk mitra penjual tahun 2025. Menaikkan biaya layanan kembali dalam beberapa bulan mendatang juga tidak akan dilakukan.
”Promo ataupun diskon belanjaan pasti akan terus ada supaya mitra penjual dan pembeli tertarik tetap belanja ke Tiktok Shop Indonesia ataupun Tokopedia,” ucap Nuraini.
Lebih jauh, Nuraini juga menyampaikan bahwa pengguna aktif bulanan di Tokopedia saat ini mencapai 100 juta orang, sedangkan pengguna Tiktok di Indonesia sekitar 125 juta orang. Mereka merupakan pasar potensial pascatuntasnya integrasi sistem Tiktok Shop Indonesia ke Tokopedia.
Tiktok Shop dikenal dengan layanan live shopping atau berbelanja secara langsung melalui siaran langsung (live streaming) yang dipandu pembawa acara dari pihak penjual atau lewat jasa pemengaruh. Di Indonesia, Tiktok Shop hadir pertama kali pada 17 April 2021.
Persaingan ketat
Dalam sesi paparan publik insidental secara virtual, Rabu (28/2/2024), CEO GoTo Patrick Walujo mengakui, persaingan antarplatform e-dagang semakin gencar dalam dua tahun terakhir. Pangsa pasar Tokopedia mulai berkurang, khususnya di kalangan pengguna yang memprioritaskan harga.
”Pesaing-pesaing kami adalah perusahaan besar dari luar negeri yang memiliki sumber pendanaan besar. Untuk bertumbuh dan bertahan, Tokopedia membutuhkan investasi yang sangat besar,” kata Patrick.
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies Nailul Huda, saat dihubungi pada Jumat (26/4/2024), di Jakarta, berpendapat, ada dua faktor yang memengaruhi live shopping di Indonesia. Salah satu faktor ialah promo (diskon belanja).
Adanya promo masih menjadi patokan kebanyakan konsumen Indonesia untuk membeli barang. Selain Tokopedia dan Tiktok Shop, menurut dia, pesaing mereka, seperti Shopee, juga terus memberikan diskon khusus untuk pembelian barang selama live shopping.
”Jika promo efektif, tingkat penjualan mitra penjual akan meningkat sehingga secara pendapatan bakal meningkat pula. Akan tetapi, jika akhirnya platform membebankan kenaikan biaya administrasi dan itu dibebankan kepada struktur harga pembelian konsumen, konsumen bisa jadi akan memilih kanal lain,” ucapnya.
Nailul menambahkan, kelebihan live shopping di media sosial karena media sosial sekarang telah menjadi platform yang banyak dipakai semua kalangan untuk aneka kebutuhan. Jadi, mitra penjual merasa lebih efektif jika mengelola live shopping di media sosial. ”Tiktok Shop unggul dalam hal itu,” ujarnya.
Peneliti Cube Asia (firma intelijen pasar) Peem Benjasiriwa, dalam laporan riset ”Shopee: Testing the Limit of E-Commerce Take Rates In Southeast Asia” yang diunggah di blog Cube Asia, mengatakan, integrasi live shopping ke dalam platform e-dagang bertujuan supaya bisa bersaing seperti yang dilakukan Tiktok Shop. Platform lokapasar, seperti Shopee dan Lazada, telah memberikan insentif kepada mitra penjual dengan menawarkan kupon pada triwulan III-2023 yang hanya tersedia jika dipesan melalui streaminglangsung. Strategi ini bertujuan untuk mengarahkan lebih banyak lalu lintas dan konversi ke fitur tersebut.
Meskipun insentif kupon berkontribusi terhadap kembalinya pertumbuhan total pembelian atau gross merchandise value, hal ini secara bersamaan menurunkan tingkat penerimaan lokapasar, seperti Shopee, karena insentif streaminglangsung menggantikan kebutuhan penjual untuk biaya layanan.
Di luar itu ada fenomena konsumen yang beralih ke produk bernilai rendah di pasar e-dagang. Hal itu terlihat dari masuknya merek direct to consumer secara signifikan ke pasar e-dagang, terutama untuk kategori kecantikan dan mode.