HET pupuk subsidi 2024 ditetapkan sama dengan HET 2023. Sementara harga pupuk dunia pada 2024-2025 diperkirakan turun.
Oleh
HENDRIYO WIDI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Pertanian menetapkan harga eceran tertinggi atau HET pupuk bersubsidi tidak naik atau sama dengan HET tahun lalu. Kebijakan ini bakal menguntungkan petani di tengah kenaikan harga pembelian pemerintah untuk gabah kering panen.
HET pupuk urea bersubsidi ditetapkan Rp 2.250 per kilogram (kg) dan NPK bersubsidi Rp 2.300 per kg. Adapun HET NPK formula khusus dan pupuk organik bersubsidi masing-masing dipatok Rp 3.300 per kg dan Rp 800 per kg.
HET tersebut diatur dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 249/KPTS/SR.320/M/04/2024 yang ditandatangani Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada 22 April 2024. HET pupuk subsidi itu berlaku mulai tanggal penetapan, yakni pada 22 April 2024.
Regulasi itu juga menyebutkan, pupuk bersubsidi ditujukan bagi petani di subsektor tanaman pangan, di antaranya adalah padi, jagung, dan kedelai, serta hortikultura seperti cabai, bawang merah, dan bawang putih.
Pupuk bersubsidi juga dapat digunakan petani perkebunan rakyat, seperti tebu rakyat, kakao, dan kopi, dengan luas lahan 2 hektar. Syarat serupa berlaku bagi petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
”Alokasi pupuk organik bersubsidi diprioritaskan di wilayah sentra komoditas padi di lahan sawah dengan kandungan C-Organik kurang dari 2 persen,” kata Amran menjelaskan regulasi tersebut, Selasa (30/4/2024).
HET pupuk bersubsidi itu ditetapkan tidak berubah dari tahun lalu setelah pemerintah meningkatkan anggaran pupuk bersubsidi pada 2024 dari Rp 26 triliun menjadi Rp 53,3 triliun. Dengan naiknya anggaran itu, kuota pupuk bersubsidi bertambah, dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton.
Tidak berubahnya HET pupuk bersubsidi itu juga bakal menguntungkan petani setelah pemerintah menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) di tingkat petani. HPP tersebut naik dari Rp 5.000 per kg menjadi Rp 6.000 per kg.
Pemerintah diminta menjamin kemudahan petani untuk mendapatkan pupuk bersubsidi tersebut. Jangan sampai pupuk tersebut langka atau bocor ke yang tidak berhak menggunakannya.
Pengurus Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Jawa Barat, Masroni, mengapresiasi keputusan pemerintah tidak menaikkan HET pupuk bersubsidi. Kebijakan ini akan menekan biaya produksi GKP dan memberikan keuntungan bagi petani pasca-HPP GKP naik.
Namun, ia meminta pemerintah menjamin kemudahan petani untuk mendapatkan pupuk bersubsidi tersebut. ”Jangan sampai pupuk tersebut langka atau bocor ke yang tidak berhak menggunakannya,” kata Masroni.
Sementara itu, dalam Commodity Markets Outlook Edisi April 2024 yang dirilis pada 25 April 2024, Bank Dunia memperkirakan harga pupuk mulai turun pada 2024 dan 2025. Meskipun begitu, jika konflik geopolitik di Timur Tengah dan Rusia-Ukraina kembali meruncing dan ada hambatan logistik maritim, harga pupuk bisa kembali naik kendati tidak setinggi pada 2022 dan 2023.
Pupuk jenis diamonium fosfat (DAP), misalnya, harganya pada 2024 dan 2025 diperkirakan masing-masing sebesar 600 dollar AS per ton dan 550 dollar AS per ton. Harga tersebut masih lebih rendah dari harga pupuk DAP pada 2022 yang mencapai 772 dollar AS per ton.
Adapun harga pupuk urea diproyeksikan 350 dollar AS per ton pada 2024 dan 325 dollar AS per ton pada 2025. Harga tersebut telah turun jauh dari harga pupuk urea pada 2022 yang mencapai 700 dollar AS.
Bank Dunia juga menunjukkan indeks harga pupuk dunia pada 2024 dan 2025 melandai masing-masing menjadi 120,2 dan 112,9. Indeks tersebut jauh di bawah indeks harga pupuk dunia pada 2022 yang mencapai 235,7.
”Biaya input pupuk diperkirakan turun 21,7 persen pada 2024 dan 6,1 persen pada 2025 secara tahunan. Namun, jika konflik geopilitik meruncing dan terjadi hambatan logistik maritim di Laut Hitam dan Timur Tengah, biaya input pupuk akan naik. Kenaikan biaya input pupuk tersebut akan berdampak pada kenaikan harga pangan,” sebut Bank Dunia dalam laporan itu.
Gejolak harga pupuk dunia berpengaruh terhadap harga pupuk di Indonesia. Sebab, Indonesia merupakan negara pengimpor bahan baku pupuk dan pupuk.
Badan Pusat Statistik mencatat, sepanjang 2023, Indonesia mengimpor pupuk dan bahan baku pupuk sebanyak 5,37 juta ton atau senilai 2,03 miliar dollar AS. Volume dan nilai pupuk tersebut turun masing-masing sebesar 16,29 persen dan 44,9 persen dibandingkan 2022.
Pada 2023, China merupakan pemasok pupuk impor terbesar ke Indonesia, yakni 1,15 juta ton. Pemasok terbesar berikutnya berturut-turut adalah Rusia sebanyak 1,08 juta ton, Kanada sebanyak 625.200 ton, Mesir sebanyak 486.600 ton, dan Jordania sebanyak 368.800 ton.