Pariwisata, ”Minyak Baru” Arab Saudi
Pemerintah Arab Saudi terus menggenjot potensi pariwisata negaranya, menyasar wisatawan Indonesia.
Arab Saudi selalu menjadi tujuan umat Islam dari seluruh penjuru dunia untuk beribadah dengan berkunjung ke Mekkah dan Madinah. Wisata religi melekat pada negara itu, selain memang dikenal pula sebagai negara yang bergantung pada minyak sebagai sumber pendapatannya. Namun, paradigma itu perlahan bergeser kala Pemerintah Arab Saudi menyadari potensi negaranya, bahwa pariwisata menjadi ”minyak” baru bagi pundi-pundi kekayaannya.
Target-target ambisius ditetapkan, beriringan dengan megaproyek yang mulai dibangun Pemerintah Arab Saudi. Berikut wawancara Kompas dengan Otoritas Wisata Arab Saudi, Presiden Pasar Asia Pasifik untuk Arab Saudi Alhasan Aldabbagh.
Dapatkah Anda menjelaskan lebih dalam mengenai Visi 2030 Kerajaan Arab Saudi?
Konsep itu telah ada sejak beberapa waktu lalu, tepatnya pada 2016. Ada sejumlah lapisan pada konsep tersebut, tetapi inti konsep itu mengacu pada pariwisata. Kami memiliki tujuan-tujuan besar untuk menjadikan wilayah Saudi sebagai destinasi papan atas global.
Selama ini, orang-orang datang ke Saudi untuk menjalankan ibadah haji dan umrah. Sekarang, kami telah membuka Saudi pada dunia untuk datang dan mengeksplorasi lebih jauh sembari berlibur dan menjalankan aktivitas-aktivitas utama lainnya.
Dalam hal ini, Indonesia merupakan pasar penting untuk Saudi. Kami mencatat sekitar 100.000 pelaku perjalanan umrah dan haji tiap tahun.
Tahun lalu, pada 2023, kami mencatat 1,5 juta orang Indonesia melakukan perjalanan ke Saudi. Tahun ini, kami menargetkan 2,2 juta pelaku perjalanan Indonesia. Namun, perbedaannya, kami ingin masyarakat Indonesia, terutama dari kelas ekonomi A dan B, untuk menghabiskan waktu berliburnya di Arab Saudi.
Mereka dapat melaksanakan umrah sembari mengeksplorasi beragam bagian Saudi. Sebab, banyak destinasi lain yang bisa dijajal. Banyak pula ”permata tersembunyi” di Saudi dengan kekayaan sejarah dan budaya serta beragam pula hiburan bagi keluarga.
Mengapa saat ini Arab Saudi ingin berfokus pada pariwisata di luar daya tarik religi?
Pariwisata merupakan masa depan. Kami memiliki visi untuk mendiversifikasi ekonomi tak hanya dari minyak. Pariwisata benar-benar merupakan ”minyak” baru bagi kami.
Kami menyadari bahwa Saudi memiliki sudut-sudut menarik yang belum diketahui dunia. Kami ingin menonjolkan hal tersebut. Selain itu, masyarakat Saudi sangat menyambut para pelaku perjalanan. Hal ini amat penting jika kami ingin menjadi tuan rumah bagi banyak orang.
Ketika kami memiliki pergerakan wisatawan inbound yang sehat, fenomena itu menciptakan keberagaman. Keberagaman itu membentuk peluang, memberi ruang bagi banyak orang untuk saling terhubung, bahkan dari beragam kebangsaan. Hal ini mampu membuka peluang bisnis dalam kolaborasi sains, pendidikan, seni, dan budaya.
Hal ini juga terefleksi pada masyarakat, termasuk pula pada kualitas hidup semua orang. Pariwisata merupakan gerbang dan katalisator untuk mendongkrak seluruh dampak positif itu. Itulah mengapa pariwisata merupakan aspek penting.
Seberapa penting pasar Indonesia bagi Arab Saudi?
Indonesia sangat penting bagi kami. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan populasi yang besar pula. Populasinya pun didominasi anak-anak muda. Sekitar 50 persen atau lebih berusia sekitar 30 tahun. Artinya, Indonesia merupakan negara yang sangat dinamis dengan masa depan yang cerah. Perekonomian Indonesia kuat dan sedang bertumbuh.
Saudi dan Indonesia memiliki ikatan yang kuat secara sejarah, sosial, dan ekonomi. Kami sadar bahwa jutaan orang bepergian ke Saudi untuk beribadah. Alhasil, mereka pun dapat didorong untuk mengeksplorasi beragam tempat lain di Saudi. Indonesia merupakan pasar potensial bagi Saudi.
Baca juga: Lompatan Terbaru Arab Saudi, Ambisius Menjadi Pusat Gim dan E-sport Dunia
Selain ke Saudi, banyak orang Indonesia ke luar negeri. Indonesia merupakan pasar yang ”sehat” untuk perjalanan ke luar negeri. Mereka pergi ke Singapura, Korea Selatan, Jepang, Turki, Hong Kong, dan Makau. Kita tahu, mereka rela menghabiskan waktu lebih dari empat jam dalam perjalanan untuk berlibur. Itulah mengapa Indonesia merupakan pasar yang penting bagi kami.
Apa yang ditawarkan Pemerintah Arab Saudi, selain umrah dan haji?
Kami menyebutnya ”umrah+”. Anda bisa datang menjalankan umrah sekaligus melakukan beragam aktivitas lainnya. Anda bisa memilih untuk beraktivitas di sekitar Mekkah dan Madinah. Aktivitas spiritual, seperti menggali lebih dalam sejarah Islam, sejarah para nabi, serta kerabat-kerabat nabi. Peristiwa-peristiwa penting sejak peperangan Islam, biografi para nabi, hingga museum-museum terkait bisa didalami lebih jauh. Hal ini tak terlepas dengan mengetahui lebih dalam soal Kabah.
Ketika pengunjung memiliki lebih banyak waktu, kami sangat merekomendasikan untuk bepergian di luar Mekkah dan Madinah. Pelaku perjalanan bisa melihat Jeddah dengan bangunan-bangunannya yang telah berusia 1.000 tahun, tentu dilengkapi dengan mencicipi makanan lokal serta berbelanja di sana.
Baca juga: ”Dragon Ball” di Tanah Arab, Ambisi Saudi Menggenjot Pariwisata
Selain itu, Anda bisa mengunjungi Al-Ula yang sangat spesial. Beberapa selebritas Indonesia telah mengunjungi Al-Ula akhir-akhir ini. Kami sangat berharap lebih banyak orang Indonesia datang berkunjung. Sebab, ada pula museum terbuka yang menyajikan lanskap pegunungan dengan hotel-hotel mewah.
Beragam kegiatan bisa dijajal, antara lain berkemah di padang pasir serta menyalakan api unggun di bawah hamparan bintang. Jelajah bukit pasir juga bisa dilakukan di sana.
Ibu kota Arab Saudi, Riyadh, memiliki kalender yang penuh dengan kegiatan. Beberapa di antaranya acara olahraga, hiburan, musik, dan kesenian. Ada pula taman bermain yang buka sepanjang tahun. Fasilitas-fasilitas ini bisa menjadi destinasi yang cocok bagi keluarga sebagai hiburan untuk menghabiskan waktu.
Siapa saja target sektor pariwisata Pemerintah Arab Saudi?
Kami memiliki dua target untuk Indonesia. Pertama, orang-orang yang datang untuk beribadah umrah. Namun, kami menargetkan mereka untuk tak sekadar datang umrah, tetapi juga mengeksplorasi banyak tempat di Saudi, seperti tempat-tempat spiritual lainnya.
Kedua, kami juga menargetkan para keluarga yang berniat menghabiskan waktu berlibur dan berjalan-jalan di Saudi. Harapannya, mereka akan berkunjung ke Jeddah, Al-Ula, Madinah, dan bisa juga turut menjalankan umrah jika ingin.
Saudi terbuka bagi siapa saja, terlepas apa pun agamanya.
Saat ini, mudah bagi siapa saja untuk beribadah umrah atau menghabiskan waktu luang, terlepas jenis visa yang dimiliki. Anda bisa mendapatkan visa umrah, tetapi bisa pula menghabiskan waktu di luar Mekkah dan Madinah. Pelaku perjalanan diizinkan untuk melakukan hal tersebut. Begitu pula sebaliknya, ketika seseorang mengantongi visa untuk berlibur. Ia bisa pula berlibur sembari beribadah umrah.
Saudi terbuka bagi siapa saja, terlepas apa pun agamanya. Target pertama memang umat Islam, tetapi target lainnya para keluarga. Semua orang disambut baik di Saudi.
Sebagai pasar potensial, apa kemudahan yang bisa didapatkan masyarakat Indonesia untuk berkunjung ke Arab Saudi?
Saat ini, perjalanan lebih mudah daripada sebelumnya. Tiap tahun, kami terus meningkatkan kemudahan untuk datang ke Saudi, termasuk keringanan mendapatkan visa. Upaya ini akan terus berlanjut pada masa mendatang.
Pelaku perjalanan bisa mendapatkannya melalui mitra agen perjalanan resmi yang diinginkan sebagai operator umrah. Saya yakin, lebih 2.000 operator umrah ada di Indonesia sehingga pelaku perjalanan bisa mendapatkan paket umrah beserta visa sesuai harapan.
Kini, kami memperpanjang durasi berlaku visa dari 30 hari menjadi 90 hari. Kemudian, seseorang bisa mendapatkan visa berlibur atau visa turis. Pendaftaran visa bisa melalui kantor pelayanan fasilitas visa (VFS) yang tersedia di beberapa tempat, antara lain Jakarta, Aceh, Balikpapan, Makassar. Kami berencana untuk membuka tambahan cabang VFS.
Baca juga: Mengail Rezeki dari Berkah Mekkah dan Madinah
Saat ini, orang mudah untuk mendapatkan visa berlibur sebab proses registrasinya tak bertele-tele. Kami mengurangi sejumlah persyaratan pembuatan visa agar bisa lebih mudah. Orang bisa mendapatkan visa melalui beberapa maksud kedatangan (multiple entry). Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, Anda dapat menggunakannya sesuai dengan keinginan.
Meski memiliki visa bisnis, Anda bahkan tetap bisa menjalankan umrah. Kami juga telah memperkenalkan cara-cara lain untuk menyederhanakan hal semacam ini. Sebagai contoh, jika seseorang memiliki visa Amerika Serikat atau Inggris atau Schengen, kemudian telah menggunakannya sekali, maka ia berhak mendapatkan visa saat kedatangan (visa on arrival). Hal itu telah kami berlakukan bagi Indonesia sejak 1,5 tahun lalu.
Kami jugatelah memperkenalkan stopover visa yang memungkinkan seseorang bisa tinggal di Saudi selama 96 jam. Validitas itu berlaku selama 90 hari sejak visa diterbitkan. Jika seseorang melakukan perjalanan dari Indonesia ke Eropa, misalnya, kemudian berhenti sementara waktu di Saudi dengan maskapai Saudi Arabian Airlines. Kami memiliki penerbangan langsung dari Jakarta ke Jeddah, kemudian lanjut ke Eropa.
Maka, ia bisa mendapatkan bebas visa 96 jam. Selama empat hari itu, pelaku perjalanan bebas melakukan apa saja di Saudi. Ia bisa menjalankan umrah, berlibur, atau keduanya.
Apa kerja sama yang terbangun antara Indonesia dan Arab Saudi dalam sektor wisata?
Kami berencana melakukan pertemuan antarpemerintah (government to government) dengan beberapa pihak. Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq bin Fawzan Al Rabiah akan memimpin delegasi ini. Kami selalu bertukar kabar dengan otoritas Indonesia untuk memahami persyaratan-persyaratan spesifik bagi para pelaku perjalanan Indonesia yang berminat ke Saudi. Harapannya, kami dapat mendukung dan memfasilitasi kebutuhan mereka.
Selain antarpemerintah, kami juga dalam diskusi dengan banyak perusahaan agen perjalanan Indonesia, baik operator umrah maupun operator rekreasi. Dengan begini, kami dapat memastikan kebutuhan para pelaku perjalanan Indonesia sehingga bisa menyesuaikan penawaran dan promosinya.
Kami juga tengah membangun kerja sama dengan sejumlah maskapai penerbangan, antara lain Lion Air dan Garuda Indonesia, guna meningkatkan konektivitas. Kami selalu berupaya meningkatkan frekuensi penerbangan langsung rute Indonesia dan Saudi.
Saat ini, kami memiliki 83 penerbangan langsung antara Saudi dan Indonesia. Namun, kami berencana dalam waktu dekat, setidaknya dua bulan mendatang, mampu meningkatkan frekuensi hingga 202 penerbangan langsung. Target ini diharapkan bisa berjalan pada 2024.
Lebih banyak penerbangan langsung berarti lebih banyak kota terkoneksi. Kami ingin menghubungkan dengan Surabaya (Jawa Timur), Medan (Sumatera Utara), dan kota-kota lain ke Saudi. Angka penerbangan langsung yang lebih tinggi dapat menekan harga tiket karena kapasitas kursi bertambah.
Apa saja megaproyek yang sedang dibangun Pemerintah Arab Saudi?
Ada sejumlah kota besar dalam desain utama kami, seperti Neom dan Al Suda Park. Namun, proyek yang mulai dibuka saat ini, masyarakat dapat memesan dalam kawasan Laut Merah Global. Obyek itu merupakan proyek ambisius yang meliputi 50 resor. Dua di antaranya sudah buka, yaitu Six Senses Southern Dunes dan St Regis Resort.
Di dalam kawasan ini, pelaku perjalanan bisa mencoba snorkelingdan menyelam. Mereka bisa melihat aneka hewan langka, seperti kura-kura. Ada pula hotel yang menyajikan keindahan alam di tengah padang pasir. Kawasan Laut Merah ini memang ditargetkan bagi kelas atas karena kemewahannya.
Setidaknya dua bulan mendatang mampu meningkatkan frekuensi hingga 202 penerbangan langsung.
Meski demikian, ada pula sejumlah lokasi wisata yang lebih terjangkau bagi kelas menengah. Hal ini bisa ditemukan di Jeddah, misalnya, dengan hotel-hotel bintang tiga dan empat.
Kami ingin menarik massa sebanyak-banyaknya. Kami menyediakan pengalaman yang terjangkau dengan akomodasi yang bisa terukur pula. Namun, kami juga mencari pelaku perjalanan yang membutuhkan pengalaman eksklusif dengan penuh kemewahan.
Baca juga: Melihat Perubahan di Arab Saudi