Kementerian Perindustrian: Bata Tutup Pabrik agar Lebih Efisien
Kementerian Perindustrian terus melakukan pembinaan ke industri alas kaki agar berdaya saing.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Merespons tutupnya pabrik sepatu milik PT Sepatu Bata Tbk di Purwakarta, Jawa Barat, Kementerian Perindustrian mengatakan, perusahaan itu tengah melakukan transformasi bisnis agar lebih efisien. Pihak Kementerian Perindustrian mengatakan, pihaknya terus melakukan pembinaan ke industri alas kaki agar terus berdaya saing.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pihak manajemen Bata tengah melakukan transformasi bisnis. ”Mereka sedang adjust kegiatan bisnisnya untuk lebih efisien. Termasuk mereka menjual aset dalam rangka untuk menjadikan perusahaan kembali sehat dan efisien,” ujar Agus, Selasa (7/5/2024).
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Eko S A Cahyanto menambahkan, Bata merupakan salah satu perusahaan sepatu tertua di Indonesia yang sudah beroperasi di Tanah Air sejak zaman Hindia Belanda.
Mengutip laporan tahunan Bata 2023, perusahaan ini berdiri di Tanah Air pada 1931. Saat itu, mereka masih berstatus sebagai importir sepatu. Baru pada 1940 Bata mendirikan pabrik sepatu di Kalibata, Jakarta Selatan.
Eko menambahkan, suatu industri bisa bertahan lama apabila mereka melakukan investasi baik permodalan maupun upaya pengembangan produksi. Perusahaan perlu terus meningkatkan kapasitasnya agar kian terkini, baik dari sisi model produk maupun rantai proses produksi agar makin efisien.
Ia mengatakan, pihaknya terus melakukan pembinaan ke industri alas kaki agar terus berdaya saing. Salah satunya, lanjut Eko, dilakukan dengan memastikan ketersediaan bahan baku untuk produksi alas kaki. Pertumbuhan industri alas kaki tecermin dari Indeks Keyakinan Industri (IKI) April 2024 yang dirilis Kementerian Perindustrian, di mana industri alas kaki termasuk dalam 19 subsektor yang mengalami ekspansi.
Pantauan Kompas, kantor pusat Bata di Gedung Ventura, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa, masih beroperasi. Kantor pusat Bata menghuni penuh satu lantai, yakni lantai 7 di gedung itu. Terlihat masih banyak karyawan yang bekerja di meja kerjanya.
Saat hendak mencoba wawancara secara secara langsung, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bata Hatta Tutuko sedang berada di Purwakarta. Dia berjanji akan memberikan waktu wawancara.
Sebelumnya, Bata mengumumkan penutupan pabriknya di Purwakarta pada Jumat (3/5/2024) melalui keterbukaan informasi yang ditampilkan di situs Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam informasi tersebut, Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Sepatu Bata Tbk Hatta Tutuko mengatakan, pabrik itu ditutup pada Selasa (30/4/2024).
Dalam keterangan resmi itu, Hatta mengatakan, PT Sepatu Bata Tbk telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi dan perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat.
Perseroan sudah tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di pabrik Purwakarta terus menurun dan kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Indonesia jauh melebihi kapasitas produksi pabrik.
Kejadian, informasi, atau fakta material tersebut berdampak terhadap kegiatan operasionalisasi, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha emiten atau perusahaan publik. Dengan adanya keputusan ini, perseroan tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta.
Mengutip laporan keuangannya, perusahaan telah merugi setidaknya tiga tahun terakhir dan membengkak. Pada 2021, catatan rugi komprehensif Bata mencapai Rp 51,04 miliar dan membengkak dua kali lipat pada 2022, mencapai Rp 107,15 miliar. Pada 2023, kerugian kembali meningkat menjadi Rp 188,41 miliar.