Antisipasi Balik ke Perantauan dengan Ragam Opsi Moda Transportasi
Kereta api moda favorit masyarakat untuk mudik. Moda lain masih menyediakan tiket Lebaran 2024 di tengah "perang tiket".
JAKARTA, KOMPAS – Masyarakat berebut tiket moda transportasi umum demi pulang ke kampung halaman untuk merayakan Lebaran bersama keluarga. Meski ada sejumlah orang yang belum mendapat tiket kembali ke perantauan, setidaknya mereka berhasil mengamankan tiket mudik. Ragam antisipasi dilakukan, baik oleh penumpang maupun para pengelola moda transportasi.
Di tengah kesibukan para perantau, mereka berusaha mengamankan akses untuk mudik. Sengitnya persaingan memperoleh tiket perjalanan mengakibatkan tidak sedikit calon penumpang yang mengalami kekalahan di dalam “pertempuran” berburu tiket, alias ticket war.
Baca juga: Masih Ada Kesempatan untuk Dapat Tiket Mudik
Fauzi (28), misalnya, karyawan swasta yang berhasil mengantongi tiket mudik menggunakan bus Karya Sari senilai Rp 360.000 dari Jakarta ke Purworejo, Jawa Tengah. Untuk keberangkatan pada hari Sabtu tanggal 6 April, ia membeli tiket bus sejak sebulan sebelumnya. Namun, Fauzi belum mendapatkan tiket kembali ke perantauan.
“Salah satunya karena menunggu tunjangan hari raya (THR) cair. Jaga-jaga juga untuk keperluan tak terduga dahulu,” ujarnya di Jakarta, Selasa (26/3/2024).
Fauzi mengantisipasi tiket balik Jakarta dengan menyesuaikan tanggal keberangkatan. Apabila cara tersebut belum membuahkan hasil, ia berencana membeli tiket pada agen terdekat secara langsung meski ada biaya tambahan. Ia meyakini, alternatif transportasi dari Purworejo cukup beragam, sehingga tak akan kehabisan tiket.
Selain bus, kereta api (KA) bisa menjadi opsi lain. Akan tetapi, keinginannya sirna karena kesulitan mendapatkan tiket KA di kala banyak orang mencari dalam waktu bebarengan. Harganya berkisar Rp 300.000 hingga Rp 480.000, tergantung dari jadwal dan kelas KA.
“Untuk transportasi KA jelas sulit. Baru dibuka 30 hari sebelumnya saja sudah ludes. Program-program mudik gratis juga langsung ludes karena orang-orang sudah melek online ticketing,” kata Fauzi.
Baca juga: Lebih dari 227.000 Tiket Mudik Gratis Disediakan dengan Kapal, Kereta Api, dan Bus
Berburu tiket tidak hanya dialami para penumpang KA jarak jauh. Kondisi serupa dialami penumpang-penumpang KA lokal dengan pembelian tiket mulai dibuka sejak tujuh hari sebelum keberangkatan.
“Selalu war tiket, bahkan saat tidak Lebaran pun war tiket KA Dhoho Penataran (rute Surabaya-Blitar via Kertosono, Jawa Timur). Untuk memastikan dapat tiket, saya selalu standby pukul 23.45 karena tiket baru bisa diakses pukul 00.00,” tutur Ignatia Niken (27).
Guna mengantisipasi ludesnya tiket, Niken terbuka menyesuaikan dengan tiket yang masih tersedia. Akan tetapi, jika cara itu masih belum berhasil, ia beralih menggunakan angkutan travel dengan keamanan yang terjamin, walau harga tiket lebih tinggi dibanding KA.
Dalam pantauan Kompas per Selasa (26/3) pukul 11.30, mayoritas tiket mudik dari barat ke timur habis. Perjalanan ini antara lain terhitung mulai keberangkatan enam hari menjelang Lebaran atau pada Kamis (4/4) untuk rute Jakarta-Malang hingga Senin (8/4). Hari-hari berikutnya masih tersisa beberapa kursi kereta lanjutan dengan durasi waktu perjalanan lebih lama.
Berdasarkan pantauan PT Kereta Api Indonesia (KAI) hingga hari ini pukul 07.30, tiket KA paling banyak terjual untuk perjalanan Sabtu (6/4) atau empat hari sebelum Lebaran yang berjumlah 124.770 tiket. Posisi kedua adalah di hari Minggu (14/4) atau tiga hari sebelum Lebaran dengan jumlah 118.966 tiket.
Secara akumulasi, total tiket KA jarak menengah atau jauh yang terjual mencapai 1,86 juta tiket dari 3,4 juta kursi tersedia. Tingkat keterisian sebesar 55 persen.
“Jumlah tiket yang terjual ini akan terus meningkat karena penjualan masih berlangsung,” ujar Wakil Direktur Bidang Hubungan Masyarakat PT KAI Joni Martinus.
Baca juga: Mengantisipasi Puncak Arus Mudik Lebaran 2024
Di dalam survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan (Kemenhub), KA antarkota menjadi favorit masyarakat. Ada 20,3 persen masyarakat atau 39,32 juta orang berencana menggunakan KA sebagai angkutan Lebaran 2024. Tepat dibawahnya ialah bus sebesar 19,4 persen; disusul oleh mobil pribadi 18,3 persen; sepeda motor 16,1 persen; serta mobil sewaan 6 persen.
Setelah itu, moda transportasi umum lain masuk dalam opsi. Mereka adalah pesawat dengan jumlah 5,7 persen; kapal penyeberangan 5,5 persen; mobil travel 4,3 persen; serta kapal laut atau penumpang 1,5 persen.
Kebangkitan industri penerbangan
Sebagian masyarakat memilih pesawat untuk pergi ke kampung halaman. Serupa dengan moda transportasi lain, harga tiket pesawat juga meningkat pada musim puncak liburan ini.
Sebagai perantau, Fransiscus (28) mengemukakan, tiket pergi dari dan ke Jakarta sudah di tangannya sejak sekitar 1,5 bulan lalu. Ia berencana pulang ke kampung halamannya di Palangkaraya, Kalimantan Tengah pada Sabtu (6/4) dan kembali pada Minggu (14/4).
“Berburu tiket cenderung mudah karena memang saat itu orang-orang belum terpikir untuk beli tiket. Jadi masih tersedia walau dari segi harga ada kenaikan sekitar 20 persen, tetapi angka tersebut tak terlalu tinggi untuk Lebaran,” ujarnya.
Penumpang yang mengalami pelayanan bandara maupun maskapai penerbangan yang tak sesuai standar peraturan perundangan berlaku, dapat menyampaikan keluhan kepada APJAPI melalui WhatsApp pada 08888-127-127
Baca juga: Lebaran 2024 Diperkirakan Mobilisasi 194 Juta Orang
Demi mengantongi tiket pesawat Citilink, Fransiscus merogoh Rp 1,5 juta dari kocek untuk sekali perjalanan. Dalam kondisi normal, biaya tiket pesawat maskapai ini adalah Rp 1,3 juta.
Sejumlah maskapai secara khusus mempersiapkan pengoptimalan layanan penerbangan dalam periode puncak Lebaran 2024. Garuda Indonesia Group, salah satunya, menyediakan 1,4 juta kursi penerbangan pada periode arus mudik dan arus balik yang berlangsung pada Rabu (3/4) hingga Minggu (21/4). Hal ini berlaku untuk rute domestik dan internasional. Proyeksi puncak arus mudik terjadi pada Sabtu (6/4), sedangkan puncak arus balik pada pekan berikutnya, yakni Sabtu (13/4).
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mengatakan, pesawat berbadan lebar juga dioptimalkan. Pihaknya menambah sedikitnya 27.500 kursi rute domestik dan internasional yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia maupun anak usahanya, PT Citilink Indonesia.
Adapun komposisi ketersediaan kursi Garuda Indonesia Group terdiri dari 706.706 kursi Garuda Indonesia dengan armada B777-300 ER, A330-300, A330-200, dan B737-800 NG. Sementara, Citilink akan menyiapkan 710.660 kursi yang dilayani A320 serta ATR.
“Tak dapat dipungkiri, momentum Lebaran tak hanya menjadi momentum penting bagi kami untuk turut berkontribusi dalam menjembatani kebutuhan layanan penerbangan yang aman dan nyaman. Namun, kami juga mengoptimalkan geliat pertumbuhan penumpang pada periode ini,” tutur Irfan.
Baca juga: Agar Silaturahmi Tak Terputus, Siapkan Mudik dengan Serius
Garuda Indonesia akan fokus mengoptimalkan kapasitas penerbangan pada berbagai destinasi favorit domestik. Beberapa di antaranya Padang (Sumatera Barat); Palembang (Sumatera Selatan); Semarang dan Surakarta (Jawa Tengah); Yogyakarta; Surabaya (Jawa Timur); Denpasar (Bali); dan Makassar (Sulawesi Selatan).
Garuda Indonesia akan mengoperasikan 170 penerbangan tambahan, sedangkan Citilink menambah sekitar 16 penerbangan tambahan. Garuda Indonesia Group memprediksi pertumbuhan jumlah kursi lebih dari 1,4 juta kursi pada 2024. Angka ini meningkat 18 persen dibanding periode Lebaran 2023 yang berjumlah sekitar 1,2 juta kursi.
Ketua Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (APJAPI) Alvin Lie mengimbau agar maskapai penerbangan tidak melanggar tarif batas atas. Penghitungan tarif diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM106/2019 dan Fuel Surcharge sesuai KM7/2023.
Kedisiplinan jadwal perlu diperhatikan agar mencegah terjadinya keterlambatan, bahkan pembatalan penerbangan. Pengawasan bagasi penumpang perlu ditingkatkan agar tak terjadi kerusakan dan kehilangan.
“Penumpang yang mengalami pelayanan bandara maupun maskapai penerbangan yang tak sesuai standar peraturan perundangan berlaku, dapat menyampaikan keluhan kepada APJAPI melalui WhatsApp pada 08888-127-127,” ujar Alvin secara tertulis.
Pembaruan angkutan laut
Angkutan laut tengah bersiap menyambut momen Lebaran 2024. PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni memproyeksi puncak arus mudik pada Jumat (5/4) dan arus balik pada Minggu (21/4).
Direktur Utama Pelni Tri Andayani mengatakan, pihaknya menyediakan 26 kapal penumpang serta 30 kapal perintis. Total kapasitas seluruh kapal mencapai 62.689 kursi, termasuk dispensasi penambahan kapasitas rata-rata 52,6 persen dalam sekali keberangkatan.
“Kami melakukan rerouting kapal untuk mengakomodir lonjakan penumpang pada ruas tertentu. Kami juga melakukan penyesuaian jadwal untuk mengakomodir ketibaan kapal di wilayah-wilayah tertentu,” kata Tri.
Pada tahun ini, Pelni melengkapi armadanya dengan sistem evakuasi kapal baru. Perekam data pelayaran (voyage data recorder/VDR) yang baru telah dipasang di sejumlah armadanya. Alat ini serupa dengan kotak hitam perekam data dalam pesawat.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya, PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) juga menyiapkan hal serupa. Dalam periode ini, ada delapan lintasan nasional dengan total 51 dermaga serta 215 unit kapal guna melayani mudik Lebaran 2024.
Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi memproyeksikan, angkutan lebaran kali ini mencapai 5,78 juta penumpang serta 1,37 unit kendaraan. Antrean kendaraan pada puncak arus mudik tak terhindarkan. Namun, kelancaran arus lalu lintas penyeberangan bisa diupayakan jika seluruh pihak tertib dan penumpang telah membeli tiket maksimal H-1 melalui aplikasi Ferizy.
Baca juga: 12 Kapal Perintis Ditarik, Penumpang Pelni pada Lebaran 2024 Diprediksi Turun