Digelar Bersamaan dengan Ramadhan, Paskah Jadi Momen Perekat Solidaritas
›
Digelar Bersamaan dengan...
Iklan
Digelar Bersamaan dengan Ramadhan, Paskah Jadi Momen Perekat Solidaritas
Peringatan Paskah tahun ini menjadi momen menjaga kebersamaan dan solidaritas karena digelar bersamaan dengan Ramadhan.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Peringatan Paskah tahun ini terasa istimewa karena bersamaan dengan bulan Ramadhan. Momen tersebut menjadi perekat solidaritas dan kebersamaan antarumat beragama. Di sisi lain, Paskah juga momen untuk mengingatkan manusia agar bijak mengelola lingkungan sebagai tempat hidup bersama.
Jika Natal diperingati sebagai hari kelahiran Yesus Kristus, Paskah merupakan peringatan kematian dan kebangkitan-Nya. Paskah juga merupakan momen untuk mengenang dan memaknai penderitaan Yesus di dunia untuk menebus dosa umat manusia.
Begitu gambaran singkat pengertian perayaan Paskah menurut Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Gomar Gultom. Menurut Gomar, peristiwa Paskah merupakan momen Tuhan Yesus melepaskan umat manusia dari kegelapan dan kematian dengan kebangkitan-Nya.
Gomar menuturkan, dalam momen kebangkitan Yesus itu, umat manusia diundang masuk ke dalam kehidupan baru bersama Kristus yang telah mengalahkan ”sengat” maut dengan kematian di kayu salib.
”Dengan merayakan Paskah, kita sedang diajak untuk hidup sebagai alat kebenaran Kristus, menjalani kehidupan berdasarkan etika kehidupan dan integritas Kristiani, yakni kebenaran, kasih, dan kebebasan,” kata Gomar saat dihubungi dari Palangkaraya, Jumat (29/3/2024).
Gomar menambahkan, dengan kebenaran, kasih, dan kebebasan, manusia mengabdi kepada kehidupan bersama dan melawan segala bentuk bayang-bayang kelaliman dan ketidakadilan. ”Kebersamaan itu nyata untuk seluruh umat manusia, apalagi saat ini Paskah dirayakan bersama Ramadhan,” ujarnya.
Paskah yang dirayakan bersama Ramadhan, menurut Gomar, merupakan bukti kebersamaan dan solidaritas. Dia pun mengajak seluruh elemen bangsa memaknai Paskah dan Ramadhan demi menuju hidup yang penuh kemenangan.
”Kita semua, umat manusia, menuju hidup yang berkemenangan dengan menyediakan diri berkorban satu sama lain, demi kehidupan bersama yang lebih baik, disemangati oleh Kristus yang telah berkorban untuk kita semua,” tutur Gomar.
Kebersamaan itu menjadi salah satu dasar bagi manusia untuk mencapai kesejahteraan bersama. Namun, kesejahteraan bersama itu tidak bisa dicapai jika manusia melupakan aspek lainnya, yakni lingkungan hidup.
Pentingnya pelestarian lingkungan hidup itu disampaikan Pastor Paroki Santa Maria Kota Palangkaraya, Romo Patris Tampu Pr. Dia menjelaskan, secara umum, gereja Katolik mengambil tema besar ”Ekonomis-Ekologis” sebagai tema Paskah 2024.
Patris memaparkan, jumlah manusia di dunia terus bertambah, sedangkan kondisi lingkungan cenderung statis. Di satu sisi, perubahan iklim yang berdampak pada kondisi lingkungan juga kian nyata.
”Jangan rakus. Jangan serakah dalam memanfaatkan lingkungan, lihatlah hutan dipangkas, sungai dirusak, lihatlah dampaknya. Sekarang di Kalimantan banjir terus-menerus terjadi dan semakin parah,” ungkap Patris.
Kita semua, umat manusia, menuju hidup yang berkemenangan dengan menyediakan diri berkorban satu sama lain
Patris menambahkan, manusia harus lebih bijak dalam memanfaatkan alam untuk kebutuhan dirinya. ”Kehidupan yang seimbang itu saling menjaga, termasuk dengan alam, karena manusia juga bergantung kepada alam,” tuturnya.
Dia menambahkan, dalam rangkaian perayaan Paskah, Yesus menunjukkan pengorbanan untuk menebus dosa umat manusia. Pengorbanan itu juga harus dilakukan manusia meski tidak serupa dengan penderitaan Yesus di kayu salib.
Menjaga lingkungan dari kerusakan, kata Romo Patris, menjadi tanggung jawab manusia saat ini. Selamat Paskah....