Naik Motor Lancar, Pakai Mobil Kena Macet
Kementerian Perhubungan mencatat, tren penggunaan transportasi umum dan motor naik. Penggunaan mobil cenderung turun.
Moda transportasi sepeda motor kian digemari masyarakat untuk mudik, sementara penggunaan mobil pribadi cenderung menurun. Waktu tiba yang lebih awal, dan penggunaan yang praktis di kampung halaman membuat transportasi ini dilirik.
Di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum, Simpang Jomin, Karawang, Jawa Barat, Minggu (7/4/2024), ratusan pemotor beristirahat, sembari menunggu waktu berbuka puasa.
Beberapa motor otomatis terparkir dekat mushala. Bayu Maarif (24), pemudik asal Bekasi menjelaskan, ini kali kedua ia menggunakan sepeda motor untuk pulang ke Banyumas, Jateng. Ia berangkat pukul 17.00, dan tiba di Karawang, Jawa Barat, pukul 19.00. Perjalanannya kali ini cukup mulus karena tidak ada kemacetan sepanjang jalan.
“Macet hanya di persimpangan Stasiun Bekasi, karena di situ pemotor dari arah Jakarta dan Bekasi bertemu. Sampai ke Karawang, lancar,” ucapnya di Karawang, Minggu.
Ia menargetkan sampai ke Banyumas, pada Senin (8/4/2024), pukul 07.00 pagi. Moda transportasi motor dipilih karena dinilai efektif menghindari kemacetan. Berkaca dari perjalanan sebelumnya, ia mengisi bahan bakar pertalite hingga lima kali. Biaya tersebut lebih murah ketimbang membeli tiket bus, dan juga kereta api.
Baca juga: Hari Kedua Puncak Arus Mudik, Cikampek-Cipali Cukup Lancar
Balqi (53), pemudik asal Grogol, Jakarta Barat tujuan Tegal, Jateng juga memilih motor karena dinilai efisien. Apabila menggunakan bus, ia masih harus melanjutkan perjalanan 1-2 jam menuju titik kampung halamannya. Balqi berangkat pukul 15.00, dan tiba di Karawang sekitar pukul 19.00. Serupa dengan Bayu, kemacetan baru ia rasakan di Kalimalang, perbatasan Jakarta Timur hingga Stasiun Bekasi, Jabar.
Sementara itu, pemudik mobil Charolina Septiayuka (27) terjebak macet dalam perjalanan dari Depok, Jabar menuju Surakarta, Jateng pada Sabtu (6/4/2024). Ia berangkat dari Depok pukul 06.30 WIB pagi menuju Cikampek melalui tol Cijago-Cibitung, sehingga waktu tempuh kurang dari 30 menit. Kemacetan dimulai saat memasuki Gerbang Tol (GT) Cikampek, Jabar.
Dalam kondisi normal, perjalanan Cikampek-Surakarta hanya memakan waktu berkisar 5-7 jam. Namun, ia harus berlama-lama hingga 12 jam dengan jarak tempuh yang sama dalam arus mudik kemarin. Kemacetan paling parah terjadi di GT Kalikangkung, Jateng dan ruas Semarang-Salatiga, Jateng.
Sumber kemacetan berasal dari tempat peristirahatan (rest area) dan GT. Belum lagi banyak pula pemudik yang berhenti di bahu jalan tol, baik di lajur cepat (sisi paling kanan) serta lajur lambat (sisi paling kiri).
“Macet banget dari Cikampek sampai Surakarta. Ada sih jalannya, tapi kebanyakan macet. Parah macetnya, aku bisa sampai pakai hand rem (rem tangan) saking lamanya berhenti,” ucapnya.
Motor naik
Pada Lebaran 2024 ini, tren penggunaan transportasi umum dan kendaraan roda dua naik signifikan. Sementara, penggunaan transportasi pribadi merosot. Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemhub) Adita Irawati menjelaskan, hingga Sabtu atau H-4 Lebaran, total jumlah penumpang angkutan umum mencapai 1.144.265 penumpang. Transportasi udara menjadi yang tertinggi diantara seluruh moda angkutan umum lainnya.
Berdasarkan data dari Posko Terpadu Kementerian Perhubungan, total jumlah penumpang angkutan umum ini naik 20,49 persen dibandingkan periode Lebaran tahun lalu yakni 949.675 penumpang.
Secara rinci, angkutan udara membawa 320.240 penumpang, naik 20,62 persen dibandingkan periode Lebaran tahun lalu di angka 189.073 penumpang. Lalu, ada angkutan penyebrangan yang mengangkut 315.374 penumpang, meningkat 17,62 persen dibandingkan tahun lalu sebesar 268.124 penumpang. Berikutnya, ada angkutan jalan sebesar 224.880 penumpang atau naik 18,94 persen dari angka tahun lalu sebesar 189.073 penumpang.
Baca juga: Stabil Tinggi, Puncak Arus Mudik di Jateng Belum Bisa Ditebak
Selanjutnya, ada moda kereta api yang membawa 189.281 penumpang, naik 26,6 persen dari periode Lebaran tahun lalu sebesar 149.915 penumpang. Terakhir, angkutan laut yang membawa 92.344 penumpang, naik 19,8 persen dari jumlah tahun lalu sebesar 77.069 penumpang.
“Pengguna transportasi udara menjadi yang terbanyak hingga H-4 jelang Lebaran,” ucapnya di Jakarta, Minggu.
Kenaikan juga terlihat di moda transportasi motor. Pergerakan pengguna sepeda motor keluar-masuk Jabodetabek tercatat sebesar 1.331.452 kendaraan dan 1.990.598 orang. Angka ini naik menggunakan sepeda motor keluar dan masuk Jabodetabek, pada H-4 tercatat sebanyak 1.331.542 kendaraan dan 1.990.498 orang, naik 99,99 persen dibandingkan Lebaran tahun lalu.
Penurunan terjadi pada penggunaan kendaraan pribadi roda empat. Pihaknya mencatat sebanyak 536.620 kendaraan dan 2.638.100 keluar Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi (Jabodetabek) melalui tol milik Jasa Marga seperti ruas Jakarta-Cikampek, Jakarta-Tangerang, Jakarta-Bogor-Ciawi dan beberapa ruas lainnya.
Adapun untuk jumlah kendaraan yang masuk Jabodetabek, terdapat sebanyak 252.512 kendaraan dan 1.262.560 yang sudah melewati ruas tol tersebut. Total, 789.132 dan 3.945.660 orang yang keluar-masuk Jabodetabek melalui tol Jasa Marga.
Bila dibandingkan dengan periode Lebaran tahun lalu, arus keluar-masuk Jabodetabek ini turun 26,76 persen, dari angka tahun lalu sebesar 1.077.488 kendaraan dan 5.387.440 orang.
Tidak hanya jalan tol, arus kendaraan pribadi keluar-masuk Jabodetabek pada jalur arteri ikut turun. Hingga H-4, mobil yang keluar Jabodetabek melalui ruas arteri tercatat sebanyak 367.363 kendaraan dan 1.836.815 orang, turun 0,92 persen dari angka tahun lalu sebesar 370.781 kendaraan dan 1.853.905 orang.
Hal yang sama terjadi untuk mobil masuk Jabodetabek yang turun 16,88 persen menjadi 354.786 kendaraan dan 1.773.930 orang tahun ini, dari angka 426.836 kendaraan dan 2.134.180 orang tahun lalu. Puncak arus mudik diprediksi masih akan terjadi hingga Senin (8/4/2024). Antisipasi harus terus disiapkan.