Ajak Bicara Bayimu, Niscaya Baik Perkembangan Berbahasanya
›
Ajak Bicara Bayimu, Niscaya...
Iklan
Ajak Bicara Bayimu, Niscaya Baik Perkembangan Berbahasanya
Penggunaan bahasa orangtua secara alami, ditambah senyuman, sentuhan, dan respons hangat, berdampak baik pada bayi.
Oleh
ICHWAN SUSANTO
·3 menit baca
Interaksi antara orangtua dan bayinya memiliki segudang manfaat. Selain menciptakan kelekatan dan kedekatan, interaksi yang hangat di antara orangtua dan bayi pun berdampak sangat baik pada pertumbuhan sang bayi, terutama pada perkembangan berbahasanya.
Hal tersebut sudah dibuktikan lewat penelitian yang dikerjakan oleh peneliti dari Institute for Learning and Brain Sciences (I-LABS) pada University of Washington. Hasil riset ini sudah diterbitkan dalam jurnal Current Biology pada 8 April 2024.
Dalam risetnya, peneliti menggunakan teknik pencitraan otak yang diklaim aman dan non-invasif. Lewat metode yang disebut magnetoencephalography (MEG) tersebut, peneliti dapat memantau aktivitas otak bayi selama interaksi sosial dan nonsosial dengan orang dewasa yang sama.
Mereka menemukan, ketika orang dewasa berbicara dan bermain dengan bayi berusia lima bulan, aktivitas otak bayi meningkat, khususnya pada bagian otak yang berperan dalam memberikan perhatian. Tingkatan aktivitas semacam ini diperkirakan meningkatkan perkembangan bahasa di usia selanjutnya.
Skenario ”sosial” ini kemudian dibandingkan dengan skenario ”nonsosial”, yaitu orang dewasa berpaling dari bayinya untuk berbicara dengan orang lain. Interaksi ini menunjukkan tingkat aktivitas yang lebih rendah di area otak bayi yang sama.
”Ini adalah studi pertama yang secara langsung membandingkan respons otak bayi terhadap interaksi sosial orang dewasa-bayi versus interaksi nonsosial, dan kemudian menindaklanjutinya dengan anak-anak hingga mereka mencapai usia 2,5 tahun untuk melihat bagaimana aktivasi otak dini berhubungan dengan kemampuan bahasa anak di masa depan,” kata penulis utama Alexis Bosseler, ilmuwan riset di I-LABS, dalam laman internet University of Washington, pekan lalu.
Teknologi pencitraan otak MEG memungkinkan bayi untuk bergerak dan berinteraksi secara alami dengan orang dewasa. Hal ini memungkinkan peneliti melacak pelepasan neuron dari berbagai area otak bayi saat orang dewasa berbicara, bermain, dan tersenyum kepada bayi. Mereka kemudian memantau aktivitas otak bayi untuk kedua kalinya saat orang dewasa tersebut berpaling dan memperhatikan orang lain.
Tindakan ini secara alami terjadi setiap hari antara orang dewasa dan bayi. Penelitian menunjukkan, tindakan tersebut memiliki efek terukur yang berbeda pada otak bayi.
Komunikasi secara aktif dari orangtua kepada bayi akan meningkatkan perkembangannya dalam berbahasa.
Para peneliti menemukan bahwa peningkatan aktivitas saraf sebagai respons terhadap interaksi sosial pada bayi usia lima bulan memprediksi peningkatan perkembangan bahasa pada usia berikutnya, yakni 18, 21, 24, 27, dan 30 bulan. Para peneliti melacak perkembangan bahasa bayi menggunakan survei yang terdokumentasi dengan baik dan tervalidasi dengan menanyakan orangtua tentang kata dan kalimat yang diucapkan bayi mereka di rumah.
”Hubungan antara reaksi otak awal dan bahasa selanjutnya konsisten dengan ketertarikan para ilmuwan terhadap periode usia dini dan membuka banyak pertanyaan baru yang akan kita dan orang lain eksplorasi,” kata Andrew N Meltzoff, rekan penulis dan peneliti di I-LABS yang juga direktur dan pakar psikologi di University of Washington.
Para peneliti memilih bayi berusia lima bulan untuk penelitian ini karena usia tersebut berada tepat sebelum ”masa sensitif” untuk pembelajaran bahasa wicara. Periode tersebut dimulai sekitar usia enam bulan. Saat proses ini dimulai, sangat penting bagi bayi untuk mengamati orang dewasa karena dengan memberikan perhatiannya akan meningkatkan pembelajaran pada bayi.
”Menggunakan bahasa orangtua pada bayi mewakili keinginan intuitif untuk terhubung,” kata Patricia Kuhl, penulis senior dan salah satu direktur di I-LABS.
Ia menuturkan, hal itu membuka pemahaman yang tersirat bahwa bahasa adalah tentang koneksi. ”Ini tentang jalur komunikasi antara Anda dan orang lain. Hal ini dimulai sejak masa bayi dengan keinginan untuk menjalin hubungan komunikatif,” katanya.
Ia berharap hasil temuan ini dapat dipahami dan diterapkan para orangtua. Komunikasi secara aktif dari orangtua kepada bayi akan meningkatkan perkembangan si bayi dalam berbahasa.
”Kami mengetahui dari penelitian sebelumnya bahwa interaksi sosial sangat penting pada usia sembilan bulan untuk pembelajaran bahasa asing, tetapi penelitian saat ini menunjukkan interaksi sosial berperan jauh lebih awal,” kata Kuhl.
Ia mengatakan, studi ini menunjukkan, penggunaan bahasa orangtua secara alami, ditambah dengan senyuman, sentuhan, dan respons hangat mereka terhadap tindakan bayi, memiliki dampak nyata dan terukur pada otak bayi. Dengan perilaku orangtua yang menangkap dan menjaga perhatian si bayi serta memotivasinya untuk belajar pada saat perkembangannya, akan berdampak baik pada perkembangan si bayi.