Pemilihan umum yang digelar lima tahunan menjadi puncak dari pesta demokrasi bangsa Indonesia.
Oleh
IWAN SETIYAWAN
·1 menit baca
Lebih dari dua bulan bangsa Indonesia disibukkan dengan musim kampanye untuk Pemilu 2024. Pemilu yang digelar serentak untuk memilih calon anggota leslatif dan calon presiden-wakil presiden membuat semarak gelaran pesta demokrasi lima tahunan ini. Sejak akhir November 2023, berbagai atribut, alat peraga, dan pernik-pernik kampanye menghiasi berbagai sudut wilayah.
Meskipun pemilu digelar serentak, pemilu untuk memilih langsung calon presiden dan wakil presiden menjadi topik pembicaraan hampir seluruh masyarakat.Sejak tahun 2004 kita bisa memilih presiden secara langsung. Tahun ini menjadi pilpres kelima yang digelar secara langsung. Euforia menggema ke seluruh negeri dengan kontestan tiga pasangan calon presiden-wakil presiden.
Selain kampanye terbuka, juga digelar kampanye dialogis serta debat antarcalon. Keriuhan makin bergema dengan adanya media sosial yang marak menjadi alat mendengungkan berbagai ide, gagasan, dan janji-janji politik. Perang opini pun tak kalah seru. Perdebatan panjang di media sosial sudah menjadi menu keseharian bangsa Indonesia.
Pada hari terakhir masa kampanye, ketiga pasangan calon presiden-wakil presiden memanfaatkan momentum untuk menunjukkan kekuatan massa masing-masing. Kampanye akbar dengan pengerahan massa besar-besaran digelar di tiga tempat berbeda. Semua bergembira menikmati pesta demokrasi.
Sekarang semua hiruk-pikuk harus dihentikan. Kita memasuki masa tenang sebelum pelaksanaan Pemilu pada 14 Februari 2024 nanti. Saatnya untuk merenungkan akan pilihan nanti. Siapa pun pemennagnya, dia harus meletakkan kepentingan bangsa di atas kelompoknya. Semoga wakil rakyat dan pemimpin yang terpilih bisa membawa bangsa Indonesia menuju yang lebih baik.