Suatu ketika majalah National Geographic Indonesia edisi November 2015 menerbitkan halaman depan tanpa foto sampul, hanya menyertakan tulisan ”Maaf, tak ada gambar indah untuk perubahan iklim”. Isu kerusakan lingkungan yang begitu luas dan kuatnya menjadi pilihan redaksional mereka untuk tidak menampilkan visual khas majalah tersebut.
Sementara ini, isu lingkungan telah menjadi bagian kesadaran setiap orang melalui berbagai bentuk tren dan gerakannya. Salah satunya lewat fotografi yang mampu memberi gambaran sampai pada titik kerusakan terparah.