Ada yang berbeda saat melakukan perjalanan malam di pinggiran perbatasan Kota Jakarta, Jumat (24/4/2020). Karena sebuah keperluan penting yang mendesak, saya pergi dari rumah saya di daerah Pondok Aren, Tangerang Selatan, menuju rumah rekan di kawasan Setu, Serpong, Tangerang Selatan. Ini adalah perjalanan malam pertama saya sejak merebaknya pandemi Covid-19 di Jakarta dan sekitarnya. Meski saya bertugas pada hari-hari biasa, saya berusaha untuk sampai ke rumah sebelum senja.
Dalam perjalanan ini, saya merasakan bahwa malam telah membungkam aktivitas warga. Jumat malam yang biasanya penuh dengan kepadatan jalan menjelang akhir pekan, semuanya berubah di depan mata. Jalan tol yang biasanya penuh dengan kendaraan, kini sepi sekali. Hanya beberapa kendaraan yang melintas. Kondisi lalu lintas ini lebih sepi daripada ketika Jakarta ditinggal warganya mudik pada tahun-tahun sebelumnya. Perjalanan terasa hampa, lagu-lagu dari pemutar musik di mobil tidak mampu menemani perjalanan. Saya merasa kesepian.