Makan di warung atau rumah makan telah menjadi bagian keseharian sebagian warga. Saat akhir pekan, menyantap makanan di restoran sebuah mal telah menjadi bagian dari hiburan keluarga. Namun, beberapa bulan terakhir, sejak merebaknya pandemi Covid-19 di Indonesia, mal dan restoran tidak lagi melayani warga untuk makan di tempat. Mereka hanya menerima pesanan menu untuk dikirim dan dibawa. Bisnis kuliner pun meradang. Para pengusaha jasa makanan kehilangan banyak pelanggan.
Restoran yang berada di dalam mal tidak bisa beroperasi karena mal tutup. Agar bisnis tetap berjalan, sejumlah pelaku kuliner beradaptasi dengan membuat menu makanan yang dibekukan. Mereka menawarkan produk makanan beku tersebut di media sosial. Targetnya adalah pelanggan yang sudah mengenal menu tersebut, tetapi kini hanya bisa di rumah saja. Mereka sekarang menjadi pemain baru di tengah banyaknya penawaran produk makanan beku yang sudah terlebih dahulu berjualan melalui toko daring.
Di masa sulit ini, berbagai variasi harus dilakukan agar roda perekonomian tetap berjalan. Para pengusaha kuliner telah melakukan dengan mentransformasikan menu yang biasa disantap saat hangat di restoran menjadi menu beku yang tetap dapat dinikmati di rumah. Kini, penikmat kuliner untuk sementara jajan di rumah saja. Nanti, setelah kondisi membaik, mereka bisa berwisata kuliner ke mana pun mereka mau dan melepas rindu lidah mengecap masakan nikmat.