”Selamat datang di mal,” ucap Lolita dari bagian humas mal Lotte Shopping Avenue, Jakarta, saat mendampingi sejumlah jurnalis yang meliput persiapan tenant mal untuk menyambut tatanan normal baru, Kamis (4/6/2020). Meski Lolita tersenyum, kalimat itu diucapkan dengan nada yang sedikit bergetar. Beberapa bulan terakhir adalah masa yang paling berat untuk pengelola pusat perbelanjaan dan mal. Sebelumnya, tidak pernah terbayang untuk menutup operasi mal dalam waktu yang cukup lama. Biasanya, sejumlah mal hanya tutup pada hari pertama libur Idul Fitri. Pandemi Covid-19 membuat sektor perekonomian, terutama bisnis ritel, terpukul. Untuk mencegah penularan virus Covid-19, penutupan mal yang menjadi salah satu pusat berkumpul warga menjadi pilihan yang harus dilakukan.
Ruang gelap dan udara pengap di mal seolah kontras dengan kondisi mal yang terlanjur menjadi tempat orang mendinginkan badan dari udara gerah di luar. Mal itu seperti hilang jiwanya, kosong. Sejumlah pekerja terlihat membersihkan barang di gerai mereka untuk bersiap jika nanti mal sudah bisa dibuka untuk umum. Tidak ada dialog renyah ataupun canda gurau, semua tampak tegang dan serius saat merapikan gerai. Ini adalah masalah serius. Jika gerai tidak buka, mereka tidak mendapatkan penghasilan.