Bukan terjadi dengan tiba-tiba kalau foto seseorang korban Covid-19 yang terbujur kaku dibungkus plastik di sebuah rumah sakit, yang dibuat oleh Joshua Irwandi, menjadi viral di media mainstream ataupun media sosial. Foto jenazah dibungkus plastik yang agak silau karena diterangi cahaya lampu neon itu menebarkan aura kematian. Kematian dalam kesendirian, yang menakutkan. Paradigma tidak umum karena di Indonesia biasanya sebuah kematian dikerubung ramai-ramai. Foto ini menjadi viral setelah menjadi foto utama dalam artikel berbunyi ”How devastating pandemics change us” dalam laman majalah National Geographic kemudian di-repost oleh banyak laman lainnya dan dinaikkan Joshua Irwandi—anak muda Indonesia kelahiran tahun 1991 yang menerima National Geographic Society Emergency Fund for Journalist—dalam Instagramnya.
Foto jenazah kaku terbungkus plastik ini kemudian berubah menjadi kontroversial dan menimbulkan polemik ketika akun Instagram @duniamanji me-repost-nya dengan keterangan yang intinya mengatakan foto powerfull, tetapi ada kejanggalan. Menurut @duniamanji kejanggalan terletak dari begitu viralnya foto ini yang di repost oleh akun-akun dengan jumlah pengikut banyak. menurutnya pola penyebaran ini mirip buzzer (pendengung)/influencer (pemengaruh). Selain itu dia juga menulis kenapa fotografer boleh melihat, sedangkan keluarga tidak boleh melihat jenazah kerabatnya. Ia juga mem-posting bahwa ia merasa bahwa Covid-19 tidak se-mengerikan itu.