Banyaknya perubahan di dunia fotografi digital membuat lensa kamera dengan panjang fokal tertentu tidak selamanya akan menghasilkan gambar sesuai keinginan fotografer. Perubahan itu di antaranya dapat ditemukan dalam sistem optik yang menghasilkan faktor kroping tertentu jika dibandingkan dengan kamera analog ataupun pada perekaman dengan bingkai penuh.
Faktor kroping inilah yang menyebabkan lensa-lensa yang dipasang di sejumlah kamera digital SLR akan memiliki ukuran rekam yang berbeda. Contohnya, lensa 35mm, jika dipasang di kamera digital Canon 1D Mark IV, akan merekam gambar layaknya lensa 50mm pada kamera analog. Begitu seterusnya mengikuti faktor kroping produsen kamera digital. Panjang fokal lensa akan bekerja sesuai dengan ukurannya ketika lensa tersebut disambungkan ke bodi kamera dengan bingkai penuh (full frame).
Lensa 50mm ini, ketika digunakan untuk pemotretan aktivitas orang dan lingkungan memang terasa kurang ideal. Para fotografer yang terbiasa membingkai gambar dengan rentang hasil foto setara lensa 18mm hingga 50mm akan tergagap menetapkan pembingkaian foto. Label lensa 50mm yang tertera tidak pas dengan kenyataan ketika melihat layar atau lubang pembidik kamera. Dalam periode penggunaan yang cukup lama pun, fotografer akan tetap kesulitan memotret. Kondisi ini akan berbeda ketika menggunakan lensa 50mm tersebut untuk memotret profil. Hasilnya pas dan ketat. Ketika diafragma dipasang pada posisi 1.0, bokeh yang tercipta pun cukup menarik. Meski demikian, seperti terasa tanggung karena bokeh ini tidak dramatis seperti ketika menggunakan lensa 50mm pada kamera dengan sistem bingkai penuh. Bokeh di lensa Fujifilm 50mm akan sangat terasa ketika kita memotret obyek yang cukup dekat.