Ramadhan telah memasuki pekan ketiga. Tiket kereta api, bus antarkota antarprovinsi, pesawat terbang, hingga kapal laut, mulai diburu masyarakat. Harga tiket melambung dan penyedia layanan transportasi berlomba menyediakan perjalanan tambahan. Namun, tidak sedikit pemburu tiket yang harus menelan ludah karena kalah dalam ”perang”. Mereka pun harus memutar otak untuk dapat menjumpai sanak saudara di kampung halaman.
Fenomena tahunan ini kita kenal dengan istilah mudik. Masyarakat Indonesia berbondong-berbondong pulang ke kampung halaman menjelang perayaan Idul Fitri atau Lebaran. Di Indonesia, fenomena ini mulai marak terjadi pada tahun 1970-an. Saat itu, prinsip ekonomi Orde Baru menitikberatkan pembangunan pada kota sehingga masyarakat desa semakin tertarik untuk ”hijrah” ke kota dengan harapan mendapatkan kesempatan lebih besar untuk memperbaiki kondisi ekonomi diri dan keluarga (Kompas.id, 14/3/2024).