logo Kompas.id
Gaya HidupNabung demi Nonton Sang Idola
Iklan

Nabung demi Nonton Sang Idola

Oleh
· 4 menit baca

Tidak hanya mama-papa, om-tante, dan kakak-kakak, Java Jazz juga membentot penonton belia. Mereka ikhlas membeli tiket ratusan ribu rupiah demi menyaksikan musisi-musisi muda yang jadi idola. Deviria Alviranty, siswa sekolah Saint John\'s Bumi Serpong Damai, mengaku, jauh-jauh hari menabung uang jajannya agar bisa dipakai untuk membeli tiket Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2017. Sabtu (4/3), Deviria ada di antara kerumunan penonton Java Jazz.Ini adalah kedatangannya yang kedua di Java Jazz. Deviria mengaku selalu terkesan dengan suasana dan pengalaman menonton Java Jazz. Jadi, duit ratusan ribu rupiah yang ia keluarkan untuk membeli tiket dianggap setimpal.Sebagian penonton muda memanfaatkan tiket dengan harga pelajar/ mahasiswa (student price). "Tiket student price membantu banget para pelajar yang mau nonton acara ini," kata Fuad Raharyan(21), mahasiswa semester akhir Universitas Gadjah Mada.Fuad yang tinggal di Yogyakarta menyempatkan diri ke Jakarta untuk menonton Java Jazz. "Udah lima kali gue nonton acara ini, dan selalu ada yang baru dan bikin gue tertarik" tambahnya.Pendapat senada dilontarkan tiga siswa SMAN 71, Jakarta, yaitu Daniel Dandi(16), Arsa Maradinata(16), dan Sadrach Othniel(17). Mereka antusias menonton festival jazz tahunan ini karena menghadirkan banyak musisi. "Banyak artis yang gue suka yang main hari ini," kata Daniel, Sabtu malam, dengan nada antusias. Musisi mudaSeperti Java Jazz sebelumnya, tahun ini penyelenggara tidak hanya menyajikan musik jazz sebagai menu utama, tetapi juga genre musik lainnya, seperti pop, rock, dan blues. Menurut Tantya, siswi SMA 87, Jakarta, genre musik yang ditampilkan Java Jazz tahun ini lebih bervariatif daripada tahun-tahun sebelumnya. Malam itu, Sabtu, Tantya kepergok sedang menonton Gugun Blues Shelter di Transvision Stage yang musiknya nge-blues dan nge- rock. Selain soal genre musik, Java Jazz 2017 juga menampilkan komposisi penampil yang beragam, mulai musisi besar dunia hingga musisi lokal yang asyik punya. Retno Novitasari Sella (18), siswi SMAN 12, Tangerang Selatan, mengatakan, tahun ini dia tidak akan melewatkan penampilan musisi-musisi besar yang menjadi sajian utama festival. Penggemar Incognito ini, Sabtu malam, asyik menonton penampilan "Opa" Sergio Mendes di Hall D2. Tahun ini, musisi lokal yang digemari anak muda juga banyak yang tampil, seperti penyanyi pop Afgan, BARASUARA, Kunto Aji, Teddy Adhitya, Rafi Muhammad, Danilla, dan Amelia Ong. Kehadiran mereka menarik buat Marshania Silviani (16), siswa SMA Penabur Bintaro Jaya, dan penonton muda lainnya. Malam itu, Marshania anteng menyaksikan musisi pendatang baru yang mulai naik daun, yakni Teddy Adhitya, yang tampil di Java Jazz.Penonton muda senang, musisi muda juga senang tampil di Java Jazz. Jangankan yang masih musisi muda, musisi yang senior banget pun bangga. Pasalnya, festival ini merupakan salah satu festival musik yang dianggap bergengsi dan penting dengan penonton yang banyak. "Java Jazz itu membuka jalan bagi para musisi baru untuk masuk ke dalam pasar-pasar tertentu. Oleh karena itu, (tampil di) event ini sangat ditunggu (musisi muda)," ujar penyanyi Kunto Aji Wibsono yang biasa disapa Kunto Aji saat kepergok menyaksikan penampilan Teddy Adhitya di Gazebo Stage. Pamer di medsosOh ya, ada beberapa hal lagi yang membuat Java Jazz menarik selain musik dan musisi yang ditampilkan. Festival ini sudah lama menjadi ajang gaul anak-anak muda Indonesia. Anak-anak muda biasanya datang berkelompok bersama teman-teman sebaya. Tidak lupa mereka mengabadikan penampilan mereka dengan telepon pintar. Nantinya, foto-foto yang dihasilkan bisa diunggah di media sosial (medsos) masing-masing. "Medsos itu penting banget! Update (foto-foto Java Jazz) mulai di Snapchat, Instagram, sampai Path," ujar Retno Novitasari.Yah, namanya juga anak muda, boleh dong sedikit pamer. Apalagi pamer foto-foto swafoto dari Java Jazz di medsos, kan, enggak dosa. Abigail Aurellia (Siswa Penabur Secondary School Tanjung Duren, Jakarta Barat) Falih Friyan Aqil (Siswa SMAN 2, Tangerang)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000