Penuh Warna di Rumah Diana Rikasari
Sebagai penyuka gaya eklektik yang menggabungkan berbagai macam gaya dan unsur, tidak heran jika rumah Diana Rikasari penuh dengan berbagai nuansa. Kesukaan ini digabungkan dengan kecenderungannya yang menyukai alam. Jadilah, rumah sang bloger ini terbuka dan penuh warna.
Diana sudah tinggal tiga tahun di rumah ini, rumah yang juga dekat dengan rumah orangtuanya di kawasan Kemang Pratama Regency, Bekasi. Sengaja, agar mudah jika anaknya sewaktu-waktu ingin bermain dengan kakek neneknya.
Dari depan, rumah Diana tidak jauh beda dengan di kanan kirinya. Keberadaan sebuah kotak pos merahlah yang langsung mencirikan penghuninya yang unik. Ruang tamu dengan sebuah sofa tertutup kain bermotif warna-warni serta bangku panjang kayu menyapa tamu yang berkunjung. Terkesan santai dan nyaman.
Namun, ada yang lebih menyita perhatian. Sebuah ruang panjang yang terang di balik secuil dinding yang membatasinya dengan ruang tamu. Ruang ini menyatukan berbagai fungsi sekaligus, mulai dari dapur bersih, meja makan, hingga ruang keluarga. Dindingnya berhias batu bata ekspose atau dibiarkan polos tanpa cat dengan langit-langit yang menyatu dengan langit-langit lantai di atasnya. Dinding berlapis semen yang dibiarkan apa adanya tanpa cat ini sekaligus untuk meredam warna perabot dan hiasan rumah yang berwarna-warni.
Di bagian yang berbatasan dengan halaman belakang dan samping, material dinding dipilihkan dari kaca transparan sehingga penghuni rumah leluasa menikmati pemandangan di luar yang berhias aneka tanaman hijau dan kolam ikan. Tanaman, baik yang asli maupun tiruan, juga ia tempatkan di bagian dalam ruangan untuk memberi suasana segar. Diana merawat sendiri tanaman- tanaman itu. "Kalau lagi stres, beli tanaman baru. Rasanya terapeutik ya mengurus tanaman itu," katanya sambil tertawa.
Beruntung, tanah luas di belakang rumah Diana hingga kini kosong sehingga ia dan keluarga bisa menikmati pemandangan langit lepas tanpa terhalang bangunan. Berada di ruangan ini sedikit memberi kesan tengah berada di luar ruang berkat pencahayaan dan sirkulasi udara yang alami.
"Aku suka suasana yang menyatu dengan alam. Lebih damai rasanya," kata Diana yang juga pengusaha sepatu dan penulis buku ini.
Ruangan itu penuh warna tetapi tidak bertabrakan. Nuansa tropis yang muncul berkat pajangan berbentuk nanas, burung flamingo, dan berbagai jenis tanaman bertebaran di sudut rumah. Ruang keluarga diberi alas karpet motif geometris berwarna hitam putih. Di atasnya, Shahmeer, anaknya yang masih berumur di bawah lima tahun, sering bermain atau menonton film kartun di televisi yang ditempatkan di dekat dinding. Diana sendiri jarang sekali menonton televisi.
Sofa dan kursi-kursi yang ada dihias Diana dengan penutup kain tenun dari Nusa Tenggara Timur atau kain penutup tempat tidur dari Turki dan Pakistan. Begitu pula dengan bantal-bantal kursi yang kaya motif dan warna. Gaya bohemia ia padukan dengan furnitur ala skandinavia yang simpel.
"Saya berusaha bagaimana caranya banyak warna tetapi enggak terkesan girly banget supaya suami tetap merasa nyaman," kata Diana yang paling dikenal sebagai fashion blogger ini.
Untuk memberi kesan hangat, ruang makan menggunakan meja panjang dari kayu utuh ala "meja bakso". Sementara bangku panjangnya ia tempatkan di ruang tamu bersama sofa dan sebuah kursi tunggal berdesain modern. Di meja inilah, ia paling sering duduk mengobrol dengan teman- teman dekatnya yang datang.
"Serba guna ini sih. Dipakai untuk makan, ngobrol, kadang kerja juga, mengetik di laptop," kata Diana.
Untuk dapur, ia memilih warna kuning sebagai panel meja bar di depan set rak dan laci dapur yang catnya dibiarkan "kasar" untuk memunculkan kesan rustic. Lantainya diberi motif tegel antik dengan dominasi warna kuning. Demikian pula dengan dinding dapur. Dari langit-langit menjulur lampu gantung bergambar ayam jago seperti yang sering terlihat pada mangkok- mangkok mi ayam.
Di sudut, diletakkan lemari pendingin yang pintu bagian atasnya berhias magnet foto-foto Diana, anaknya, dan sang suami, Sharjeel yang berkebangsaan Pakistan. Diana dan Sharjeel bertemu saat sama-sama kuliah di Malaysia.
Ruangan panjang ini sebenarnya tambahan dari bangunan asli rumah yang hanya sampai sebatas dapur. Diana dan suami menggunakan jasa arsitek dalam merancang rumah untuk mewujudkan impian keduanya tentang rumah ideal.
Selama ini, Diana rajin berburu barang-barang unik dan etnik yang kemudian ia tempatkan di berbagai sudut rumah. Kadang-kadang ia juga berbelanja daring atau titip beli kepada teman yang sedang ke luar kota atau luar negeri. Pameran kerajinan dalam negeri atau galeri- galeri di Kemang juga sering menjadi incarannya untuk mencari perabot unik. Diana sendiri yang kemudian dengan detail menata interior ruangan dengan berbagai benda koleksinya. Hampir setiap bulan ia akan membongkar tatanan untuk penyegaran ruang.
Lantai bawah dan atas dihubungkan dengan tangga yang berhias tegel-tegel bermotif klasik buatan Yogyakarta. Oleh karena tidak sabar menunggu, Diana mengambil stok motif yang tersedia di produsennya. Hasilnya, tiap tingkatan tangga punya motif sendiri-sendiri. Motif berwarna-warni ini dipadukan dengan berbagai hiasan dinding yang menemani perjalanan menuju lantai atas. Di area ini, tampak kesukaan Diana pada berbagai jenis material hiasan, mulai dari kayu, logam, hingga serat sintetik. Meriah dan hidup.
Di lantai atas terdapat kamar tidur juga ruang kerja Diana yang terletak di bagian belakang bangunan. Untuk menuju ruang kerja, dipasang semacam jembatan penghubung dari kayu jati. Dari jembatan ini, kita bisa melihat ruang makan dan sedikit ruang-ruang di sebelahnya karena antara ruang atas dan bawah dibuat void atau kosong.
Ruang kerja Diana terasa tenang dengan pemandangan luas ke arah areal kosong di bagian belakang rumah. Ia sengaja memasang kaca jendela lebar agar puas mengedarkan pandangan ke luar. Di ruang ini Diana menghabiskan waktu untuk menulis, termasuk buku terakhirnya yang baru saja diluncurkan pekan lalu, #88LoveLife Vol 03. Buku ini merupakan seri ketiga yang berisi kutipan-kutipan tentang cinta dan kehidupan hasil perenungannya.