Pinjaman Semudah dari Teman
Kebutuhan tunai yang tiba-tiba tak dapat diprediksi kapan munculnya. Keperluan darurat, baik untuk keperluan kesehatan, biaya pendidikan, atau pinjaman usaha, dan bahkan sekadar untuk kebutuhan konsumtif lain, kerap menjadi persoalan yang mau tak mau harus dihadapi dan dicarikan jalan keluarnya.
Kondisi terdesak pernah dialami Fitriyanti (28), salah seorang pedagang pakaian dan tas wanita di Pasar Muara Angke, Jakarta Utara. Satu waktu dia sangat memerlukan dana tunai keras untuk memodali bisnis yang sudah dia jalani sejak 11 tahun. Pendapatannya sebagai tenaga pemasaran lapangan produk camilan anak-anak yang hanya Rp 4 juta per bulan jelas tak cukup untuk menalangi.
Padahal, setiap hari dia harus menyediakan sejumlah uang untuk modal berjualan. Di pasar tempatnya berjualan memang ada koperasi, tempat dia dan rekan sesama pedagang lainnya biasa meminjam uang. Namun, saat itu dia baru saja meminjam uang.
Akhirnya dengan setengah nekat, Fitriyanti berusaha mencari pinjaman ke sana kemari, termasuk dengan berselancar di dunia maya. Awalnya dia mengaku khawatir dan tak terlalu berani mencoba. Dia takut ditipu. Namun, di salah satu situs web pendanaan berbasis teknologi (teknologi finansial /tekfin) uangteman.com, Fitriyanti mengaku tertarik untuk mencoba.
"Syarat dan caranya mudah. Tinggal mengisi formulir online, kasih foto, dan fotokopi slip gaji. Ternyata langsung ditindaklanjuti. Ada petugas menelepon lalu kami janjian bertemu karena mereka mau survei rumah saya. Selang beberapa hari, uangnya langsung cair masuk ke rekening saya. Sekarang malah sudah empat kali pinjam," ujarnya.
Setiap kali peminjaman, dana yang disetujui memang tak terlalu besar. Maksimal untuk Fitriyanti hanya Rp 2 juta atau separuh dari total gajinya sesuai slip. Namun, dia bersyukur dana talangan itu bisa cepat diterimanya demi memperpanjang "napas" usaha berjualannya. Ke depan, dia berharap bisa mendapat pinjaman lebih besar lagi dari uangteman.com, tentunya jika ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan memang memungkinkan.
"Kalau dilihat dari omzet penjualan saya, sebetulnya lumayan. Per hari minimal Rp 300.000-Rp 500.000. Kalau bisa dipinjami lebih besar lagi, pastinya akan sangat membantu usaha saya," ujar Fitriyanti dengan penuh harap.
Hingga saat ini, keberadaan bisnis start up baru pembiayaan keuangan berbasis teknologi, seperti uangteman.com, memang tengah mengalami booming. Mengutip artikel Paul Sutaryono berjudul "Madu dan Racun Tekfin", Kompas, 11 April 2017, disebutkan dalam dua tahun terakhir jumlah kelolaan dana industri tekfin meningkat signifikan.
Sebagai gambaran, pada tahun 2015 total dana kelolaan bisnis keuangan jenis baru itu mencapai setara Rp 161 triliun, melonjak menjadi Rp 249 triliun pada 2017. Untuk Indonesia sendiri, bisnis tekfin diproyeksikan masih terus naik tajam.
Saat dihubungi terpisah, Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Nonbank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Edy Setiadi mengakui, keberadaan tekfin juga membantu, terutama masyarakat yang selama ini kesulitan mengakses lembaga keuangan secara tradisional, baik lewat perbankan maupun perusahaan multifinance.
"Sejauh kami amati, animo masyarakat semakin tinggi. Walau secara jumlah sebagian besar tekfin menawarkan pinjaman yang tak terlalu besar, artinya kebanyakan dipakai kebutuhan konsumtif. Namun tidak sedikit pula tekfin yang meminjamkan untuk keperluan perputaran modal atau dana talangan, semisal ke perusahaan-perusahaan katering atau usaha lain yang butuh dana likuid cepat," ujarnya.
Secara kuantitas, kata Edy, data asosiasi tekfin sendiri mencatat perkembangan lumayan pesat jumlah perusahaan pengadaan bantuan finansial berbasis teknologi tersebut, dari yang hanya 40 perusahaan sepanjang tahun 2015-2016 menjadi lebih dari 150 perusahaan per periode selanjutnya. Sesuai ketentuan, hingga saat ini telah terdata 27 perusahaan tekfin, yang sudah mendaftarkan diri. Dalam waktu dekat, lima perusahaan akan diberi tanda telah terdaftar.
Uangteman.com
Wakil Direktur Utama PT Digital Alpha Indonesia alias uangteman.com, Rio Quiserto, Kamis (13/4), mengatakan, perusahaannya baru berdiri dua tahun, tepatnya per April 2015. Sebagai salah satu pionir perusahaan tekfin, uangteman.com didirikan oleh seorang pengusaha asal Singapura, Aidil Zulkifli.
Aidil diketahui juga sebelumnya sempat mendirikan perusahaan start up tekfin sejenis, Loangarage.com atau lebih dikenal dengan nama Kreditaja.com. Namun, pada 2014, perusahaan tekfinnya itu kemudian diakuisisi perusahaan Singapura, Moneysmart.sg.
Secara filosofis Aidil, kata Rio, mendirikan perusahaan start up itu berangkat dari pengalaman pribadinya saat masih merintis karier dan usaha. Aidil mengaku tak akan berhasil tanpa bantuan dari kalangan teman-temannya sendiri, terutama terkait bantuan keuangan. Oleh karena itu, dalam bisnisnya ini, Aidil menggunakan terminologi "uang teman".
"Lewat riset dan analisis yang dipelajarinya, dia mendirikan uangteman.com di Indonesia lantaran melihat ada banyak orang membutuhkan modal usaha untuk meningkatkan kehidupan ekonomi mereka," kata Rio. Sayangnya, masyarakat kecil seringkali sulit mengakses sumber pendanaan yang tidak ribet dan praktis.
Sementara uangteman.com sendiri walau dengan besaran dana talangan yang relatif kecil (mikro), tak lebih dari Rp 4 juta per sekali pinjaman, prosesnya bisa dipangkas sedemikian rupa sehingga sangat cepat dan praktis lantaran melalui akses internet (daring). Para calon nasabah hanya tinggal mendaftar online, menyertakan swafoto, fotokopi slip gaji terakhir, dan sistem algoritma penyeleksian uangteman.com akan memproses selebihnya.
Sesuai ketentuan, masa pengembalian pinjaman yang ditetapkan uangteman.com beragam sesuai kemampuan setiap peminjam, maksimal dalam 30 hari terhitung setelah dana cair. Proses pengembalian pun tidak perlu dicicil alias tunai dengan tentu saja tambahan biaya pelayanan sebesar 1 persen per hari menurun. Besaran uang yang harus dikembalikan bisa langsung dihitung secara online dengan fitur kalkulator yang ada di situs uangteman.com langsung saat calon nasabah mendaftar.
Direktur Pemasaran dan Komunikasi Donna Arifin menggambarkan para nasabah perusahaannya berusia 21-45 tahun, di mana sebanyak 80 persen dari mereka berstatus pegawai atau karyawan. Sisanya, pengusaha, terutama bisnis mikro, seperti penjual nasi goreng atau pedagang tas dan pakaian wanita seperti Fitriyanti.
Karakteristik penggunaan dana pinjaman dari uangteman.com terbilang beragam, antara lain untuk keperluan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebanyak 30 persen, biaya pendidikan (25 persen), biaya medis (25 persen), dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi (20 persen).
Namun, untuk prinsip kehati-hatian, uangteman.com tidak menerapkan tingkat penerimaan tinggi terhadap kredit yang diajukan. Hanya 25-30 persen dari total pengajuan pinjaman yang disetujui (acceptance rate). Dengan begitu, risiko kredit macet bisa ditekan sampai sekarang di bawah 3 persen.
Walau ketat, sepanjang dua tahun terakhir, jumlah nasabah meningkat hingga mencapai 5.000 orang dengan total pengajuan yang disetujui mencapai 15.000 pinjaman, sementara masih menunggu 50.000 pengajuan pinjaman lainnya untuk diproses lebih lanjut.
"Tanpa banyak berpromosi atau aktivitas marketing lainnya, tingkat pertumbuhan uangteman.com mencapai 300 persen. Dari sana kita bisa lihat betapa tingginya minat masyarakat sepanjang tahun 2015 hingga 2016. Untuk ke depan, kami berencana meningkatkan pelayanan sehingga memungkinkan orang menerima dana talangan secepat mungkin, sekitar 15 menit setelah apply dan kreditnya di-acc," ujar Donna.
Selain berekspansi ke lebih banyak kota besar di Nusantara, uangteman.com berencana mengeluarkan skema pinjaman berbentuk cicilan, tentunya dengan plafon pinjaman jauh lebih besar.